15_ Love Mom

1.7K 180 37
                                    

"Jadi ini semua kerjaan si Jack ?!!! Emang sayko ya tuh bajingan !!!" Verrel tidak bisa mengendalikan emosinya, suaranya meninggi membuat semua orang di lorong ruang ICU menatapnya heran, beberapa diantara mereka bahkan menatap sinis saat merasa kenyamanannya terganggu.

"Ssst... lo tenang." Ucap Illy dengan suara berbisik. "Untungnya semalem bodyguard Al dateng, kalo nggak gue gak tau nasib kita gimana." lanjutnya.

Verrel kemudian duduk sambil meremas kepalanya, wajahnya masih saja tampak kacau. "Dia nyaris bunuh dady, dan dia nyoba nyelakain kalian juga... Shitt !!! Dia pantes mati !!!" Verrel masih saja mengutuk perbuatan Jack. "Tapi..." Verrel tidak mengerti dengan kemunculan pengawal Al yang begitu tiba-tiba, "soal bodyguard Al, itu..."

"Dia itu pengawal pribadi Al sejak kecil. Gue juga gak tau, katanya sih dia selalu ngikutin AL, dia selalu jagain Al diem-diem. Al sendiri bilang kalo semenjak dia masuk kampus kita, dia gak mau dikawal lagi, mungkin itu yang bikin pak Jay diem-diem ngawasin Al." Illy mencoba menjelaskan se detail mungkin. Tetap saja Verrel masih tidak habis pikir.

"Pak Jay ?"

"Iya, nama bodyguardnya pak Jay."

"Gue masih gak ngerti, Al dari kecil dijaga seketat itu ?" dahi Verrel berkerut-kerut berusaha memahaminya.

"Kalo diliat dari latar belakang keluarganya... gak heran sih... orang tua Al pasti pengen jagain Al, kan ? Apalagi mereka jarang nemenin Al." Illy kemudian termenung. Dia mencoba menghubungkan kejadian buruk yang menimpa Al kecil, mungkin trauma itu juga menjadi salah satu alasan kedua orang tua Al memperketat penjagaannya. Atau... mungkin mereka punya alasan lain yang lebih kuat. Entahlah...

"Mungkin..." Verrel menyerah untuk terus memikirkannya, "tapi sekarang gimana keadaan dia ?" tanya Verrel cemas.

"Tadi pagi dia masih tidur, tidurnya nyenyak banget, tenang..." wajah tenang Al dalam tidurnya pun terbayang, Illy ingat saat pagi tadi dia terbangun disamping Al, melihat Al dari dekat. Ya, Illy akhirnya tertidur disamping Al semalaman. "Gue gak tega bangunin dia. Gue juga sengaja sih, biar dia gak maksain diri kesini, biar dia istirahat dulu aja, kasian..." lanjutnya.

Verrel melihat Illy yang duduk disampingnya, memperhatikan setiap perubahan ekspresinya saat menceritakan Al. Dan dia, mulai kembali merasakan takut... "Oh... gue seneng dia gak papa, gue juga seneng dia udah jagain lo semalem dari preman-preman itu." Kata Verrel akhirnya.

"Oya, gimana bokap lo ?" tanya Illy.

Verrel langsung membuang jauh-jauh pikirannya tadi, mengalihkan tatapan dengan ekspresi yang mungkin akan terlihat aneh. "Umm, dia baik-baik aja, cuman masih harus dirawat disini beberapa hari lagi sampe..."

"Maafin gue, kalian jadi dalem masalah gara-gara gue, bahkan sampe dady lo celaka, Al juga celaka. Seandainya gue gak pernah ketemu sama orang itu ! Semuanya salah gue..." Illy tertunduk, menyesali semua yang dirasa memang salahnya.

Verrel mengusap pucuk kepala Illy. "Udahlah... Kita gak bisa muter balik waktu, semuanya udah kejadian. Lo jangan nyalahin diri lo lagi..."

~~~

Al terbangun dikamarnya. Tidurnya semalam begitu nyenyak, dan pagi itu hal pertama yang dia ingat adalah Illy, dia kemudian mencoba turun dari tempat tidurnya perlahan sambil menahan sakit yang belum juga hilang di punggungnya. "Ah, Illy pasti udah belik ke kamarnya dari semalem..." gumam Al. Al berjalan keluar, dia ingin menemui Illy di kamar tamu.

"Den... kenapa turun dari tempat tidur..." Saat melihat Al keluar dari kamarnya, bi Imah langsung berlari dan memapah Al. "Mau kemana, den ?" tanyanya.

A Wallflower Love Story (AWLS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang