20_ The Love Stone (2)

1.9K 194 17
                                    

Al dan Illy berjalan diantara hamparan kebun teh. Cuacanya begitu sejuk bahkan cukup membuat mereka kedinginan. Al menggenggam tangan Illy dan memasukannya kedalam saku jacketnya. "Dingin, ya..." kata Al sambil meniupkan uap dari mulutnya.

"Disini emang dingin, beda jauh kan sama di Jakarta ?" jawab Illy. "Eh tapi, bukannya lo udah ngerasain salju ? Lo kan dua tahun di New York."

"Hehe... Iya sih. Tapi tetep beda, musim dingin disana pemandangannya putih semua, beku. Disini kan dingin tapi pemandangannya tetep hijau, lebih hidup."

"Hmm..." Illy menghela nafas. "Ada dua jenis manusia yang gue tau. Romantic and Realis. Jadi, menurut gue, dari cara lo ngomong, sikap lo, lo itu tipe romantis... Beda banget sama gue, gue lebih realistis. Lo kalem, gue nyablak. Beda banget ya kita ? Haha !" Illy tergelak.

"Lo sama..."

"Sama apa ?"

"Lo sama Verrel... Sama-sama nyablak. Haha !"

"Yee, seenggaknya gue gak gila kayak dia. Lo tuh yang udah ketularan dia !"

"Heheheee..."

Tak terasa mereka sampai di depan Batu cinta. Batu yang terletak di tepi danau asmara. Sejak tadi genggaman tangan mereka tidak terlepas tapi, saat tepat didepan batu cinta, seorang anak kecil berlari diantara mereka, memisahkan pegangan tangan mereka. Al dan Illy saling memandang, tatapan mereka sama kagetnya, bahkan Al terlihat takut jika itu memang awal dari perpisahan mereka. Al kemudian kembali memegang tangan Illy, mencoba tetap tersenyum padanya. Mereka berdiri cukup lama, tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Sampai akhirnya Illy mulai ingat dengan legenda cinta di situ Patenggang itu.

"Legenda cinta di situ ini berawal dari kisah sepasang kekasih yang terpisah jarak dan waktu. Ki Santang dan Dewi Rengganis. Karena cinta mereka yang kuat, akhirnya mereka saling mencari dan bertemu di batu ini, batu cinta. Makanya, situ ini dinamain Situ Patenggang, itu diambil dari bahasa sunda 'pateangan-teangan' artinya saling mencari." Jelas Illy.

"Gue percaya sama legenda itu, dan gue juga percaya mitos kalo sepasang kekasih yang pengen hubungannya langgeng, mereka harus dateng kesini dan ngelilingin danau asmara..."

Illy menatap Al sambil menahan tawa. "Lo bener-bener percaya mitos itu ?" tanya Illy. Al hanya mengangguk. "Jadi, menurut lo sejak kapan kita jadi sepasang kekasih ?"

"Lo udah ada di hati gue sejak pertama kali gue liat lo..." jawab Al akhirnya setelah cukup lama hanya menatap Illy. Di dalam bis itu...

"Maksud lo ?" Illy masih belum mengerti. Dia bahkan sempat berpikir jika Al akan menjawab bahwa mereka memang sudah menjadi sepasang kekasih sekarang.

"Kita naik perahu ya, kita kelilingin danau asmaranya !" Al kemudian menarik tangan Illy sampai di perahu untuk mengitari danau itu. Illy tahu, Al tengah mengalihkan pembicaraan mereka tapi, Illy tidak mau bertanya lagi, dia tidak ingin terlihat mendesak Al atas status mereka.

Di dalam perahu, Al masih belum juga mau melepaskan tangan Illy. Hanya saja dia tidak membuka suara, Al fokus menatap permukaan danau yang terlihat kehijauan dan tenang, mengingatkannya pada danau yang sejak kecil selalu membuatnya tenang saat melihatnya. Dan sekarang, di danau itu, dia justru merasa takut. Aku percaya Keajaiban cinta itu ada. Jika dia diciptakan untukku, maka sejauh apapun, selama apapun kita terpisah, suatu hari nanti kita pasti akan bersatu... Tapi, jika tidak... mungkin memang inilah akhirnya.

Mereka sudah mengelilingi danau itu, melihat sebuah pulau kecil ditengah-tengahnya yang dibuat khusus oleh Ki Santang untuk Dewi Rengganis. Al naik lebih dulu ke darat lalu mebantu Illy turun dari perahu.

A Wallflower Love Story (AWLS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang