4_ Get Close

2.4K 247 7
                                    

***

Aku menangis. Di bawah sana, sesosok jenazah tengah dikelilingi pelayat. Mereka membacakan ayat suci Al-quran yang masih terasa asing di telingaku. Pamanku meninggalkan dunia untuk selamanya, meninggalkanku dan tidak akan pernah ada lagi dalam hidupku. Aku bingung, sebenarnya apa yang aku tangisi? Apa aku benar-benar menangisi kematiannya?

Aku tidak ingat, sejak kapan aku mengenal pamanku. Tapi, sepertinya dia sudah lebih dulu mengenalku, sejak aku masih bayi. Yang aku ingat, aku mulai dekat dengannya saat usiaku menginjak enam tahun. Dia selalu ada di rumah megahku, menemaniku. Saat itu, aku juga punya pengasuh yang sangat menyayangiku. Walaupun begitu, pegasuhku tidak setiap saat mengawasiku. Terlebih lagi, saat ada paman di dekatku.

Sementara kedua orang tuaku, aku malah tidak ingat. Bahkan, jika tidak ada fotonya, mungkin aku tidak akan mengenali mereka di usia kecilku itu. Mereka sibuk berkeliling dunia, mengumpulkan uang yang sebenarnya sama sekali tidak aku butuhkan. Apa aku harus berubah menjadi uang agar mereka bisa menyayangiku?

***

Aroma apa ini? Aku seperti pernah menciumnya, wangi... buah-buah segar bercampur aroma pucuk greentea yang baru dipetik. Wanginya begitu lembut dan menyegarkan. Tunggu! Kenapa aku tidak merasakan tubuhku? Apa aku melayang? Ah... tidak! Aku lebih merasa seperti… tubuhku bertumpu erat pada sesuatu yang hangat dan berdetak. Ya! aku bisa merasakannya di dadaku. Tubuhku lemas tidak bisa bergerak, tapi aku ingin terus seperti ini. Kehangatan ini... kenyamanan ini....

"Al...? Al...?" Illy menepuk punggung Al, kembali mengguncang tubuh yang tidak bergerak di pelukannya itu. Tapi, ia malah merasakan nafas Al yang semakin teratur, berhembus menyapu punggunya. "Ya ampun... tidurnya malah makin nyenyak."

Illy kembali diam, tidak tega membangunkan Al. Tapi lama-lama, tubuh Al mulai terasa berat. “Aduh….”

"Ly? Lo... kalian… ngapain?"

Illy menoleh dan mendapati Verrel, yang entah sejak kapan sudah berdiri tidak jauh dari mereka. Dahinya berkerut-kerut, tampak berusaha menebak apa yang tengah terjadi. Tapi, kedatangan Verrel cukup membuatnya lega. "Al teler! Dia pasti dikasih minuman sama Mary, atau gak Panjul!" jelasnya. "Bantuin, berat nih!"

Verrel cepat-cepat menghampiri Illy dan mengambil alih Al. "Dia minum sebotol? Sampai gak sadar gini, parah!"

Illy merenggangkan bahunya yang sedikit kaku."Gue rasa, dia dikasih segelas kecil aja udah mabok. Mana mungkin dia minum sebotol, becanda lo!"

"Kayaknya kita salah bawa dia ke sini. Dia terlalu polos," Verrel menimpali ucapan Illy sambil bersusah payah memapah Al. "Kita pulang sekarang aja. Ayo, bantuin gue."

Illy dan Verrel beranjak meninggalkan rumah yang berubah fungsi menjadi tempat hiburan malam itu. Van hitam Verrel segera meluncur.

~~~

"Kita bawa dia pulang ke rumahnya?" tanya Verrel yang juga fokus mengemudi.

Illy berpikir sejenak sambil memperhatikan Al yang masih tidak sadarkan diri, bahkan sesekali mengumam tidak jelas. "Gak, deh! Kayaknya dia bukan tipe anak yang bisa diterima pulang dalam keadaan teler gini. Entar gimana reaksi bokap nyokapnya? Ngeri gue."

"Jadi?" Verrel meminta kepastian.

"Gak mungkin kan, dia tidur di kostan gue?" Illy memicing.

Verrel akhirnya mengerti. Memang itu juga yang terpikir olehnya, tidak mungkin Al menginap di kostan Illy. "Yaa... oke… oke.... Biar gue yang urus dia." Lebih karena tidak ada pilihan lain.

Tepat saat Van antik yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa itu melewati sebuah terowongan, lagu favorit Illy terdengar mengalun dari radio yang sejak tadi menyala.

"Wah! Lagu favorit gue!" Illy memekik. Kemudin, ia bergegas ke kargo belakang melalui jendela tengah. Ia berdiri sambil merentangkan tangannya, membiarkan angin menerbangkan dress yang ia kenakan malam itu. "Kencengin volumenya!" teriaknya.

Verrel yang sudah biasa pun mengerti dan langsung menurut.

And I had the week that came from the hell... And yes I know that you could tell... But you're like the net under the ledge... When I go flying at the edge... You go flying off as well... And if you only die once I wanna die with you....

You got something I need... In this world full of people there's one killing me... And if we only die once... I wanna die with you....
 
-Something I need by One Republic-

A Wallflower Love Story (AWLS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang