12

12 2 0
                                    


"Yeayyyy mama sama papa pulang cepet" enly berlari ke arah derin yang membopong revin.

"Mama kenapa papa berdarah?" enly langsung memperhatikan sang papa dari atas hingga ujung kaki .

"Papa jatuh tadi jadi berdarah, mama mau ngobatin papa dulu ya dikamar" Derin menuntun Revin menaiki anak tangga .

"Iya mah, get well soon daddy "
Enly berlari ke kamar nya setelah revin dan derin membalasnya dengan senyum .

Derin merebahkan tubuh kekar suami nya di atas tempat tidur .
Derin membuka jas revin perlahan ,

Tak lama derin sudah membawa baskom yang sudah berisi air dan handuk kecil .

Ia membuka satu persatu kancing kemeja revin .
Terpampang jelas tubuh revin yang kekar dengan otot yang membentuk sempurna.
Derin mengompres dada sebelah kiri revin yang memar, tendangan sammy membekaskan warna biru di dada revin .
Derin juga mengelap wajah revin yang lebam dan berdarah di bagian pelipis dan hidung .
Gerakan tangan nya terhenti , saat revin menggengam pelan tangan nya.

"Terimakasih derin" suara serak revin seperti menggores hati derin.
Pelupuk matanya tak bisa banyak menampung air mata.

Air matanya jatuh tepat di pipi revin.
Revin mengelus pipi derin mengelap bekas air mata derin.
Ia merangkul kepala derin, mengecup kening derin penuh kasih sayang.

-*-*-*-

"Mama kenapa papa ga makan malam bareng kita?"
Enly sudah duduk di meja makan

"Papa sakit, kasian kalo papa banyak bergerak nanti ngilu badannya" derin meletakan nasi di piring enly .

"Terus nanti papa gimana makan nya?" kelihatan nya enly sangat peduli dengan sang papa.

"Nanti mama yang suapin" derin menuangkan air ke dalam gelas putri kesayangannya.

"Ko disuapin mah, kan papa udah besar. Kata papa kalo udah besar ga boleh di suapin harus belajar makan sendiri"

"Enly sayang papa kan lagi sakit. Sama aja kan enly juga kalo lagi sakit pasti di suapin mama sama papa. Dan kalau lagi makan ga boleh terlalu banyak berbicara ya sayang" derin mengusap lembut rambut hitam enly yg duduk di samping nya.
Enly mengangguk pelan , kembali menyantap masakan mama kesayangannya .

-*-*-*-

"Apa dada nya masih sakit?" Derin menyibak selimut yang ada di atas tubuh revin .
Terlihat langsung tubuh revin yang kekar.
Revin sengaja telanjang dada agar derin mudah mengobati nya.
Derin kembali mengompres dada revin .
Setelah selesai mengobati revin , Derin berbaring tepat di samping revin .
"Revin"

"Apa?"

"Kau pernah bilang, sammy sudah menikah. Kalau boleh tau siapa istrinya?"

"Bunga" revin dengan santai menjawab pertanyaan derin.
Padahal derin sangat hati hati menanyakan hal itu kepada revin

"Apa?!" derin memekik kencang, sampai revin menjauhkan telinga nya dari derin.

"Harusnya aku membiarkan sammy memelukku. Dan tidak menangis saat di peluknya,"
Dengan wajah angkuh derin menatap revin.

"Apa maksud mu, berkata seperti itu!" revin menatap derin dengan tatapan tajam.

"Iya. Kau membiarkan bunga menangis di pelukan mu, tapi aku.. Aku mencoba melawan nya. Aku berkali kali berteriak mencintai mu agar ia sadar dan dia mau melepaskan aku"
Derin memejamkan matanya..

"Kau mau membahas itu derin? Aku dan bunga jelas tidak ada hubungan, tapi kau dan sammy sama sama saling mencintai dulu"
Nada suara revin kini terdengar lebih tinggi.

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang