18

36 2 1
                                    

Astaga udah lama banget yaa gak apdet hahahaha

Sebenernya udah bingung banget mau ending kaya gimana, Dan ujung ujung nya pasti gantung.

Tapi ada temen yang kebetulan banget bawelnya bikin amit amit, minta ni cerita di terusin.

Suka gak suka, Ya sudahlah yaaaaa.
Yang penting masih cinta ini kok sama si Revinn, Wkwkwkwkwkwk

Next ..

***

Pagi pagi udah denger cerita bahagia dari Revin, Derin masih senyum senyum sendiri saat mendengar kabar Gitta yang katanya mengandung anak kedua.

"Kamu kata siapa vin? seriusan gita dateng ke kantor? Tumben banget"
Kata Derin sambil meremas bahu suami nya, Ia terlihat sangat gemas dan menantikan adik dari Kenzo.

"Oh My Goddd, keluarga kita nambah lagi"
Senyum Derin dengan nada riang.
Revin hanya menatap aneh, kenapa derin begitu senang. Padahal yang hamil itu kan kakak iparnya.

"Kayanya, En juga mau punya adik lagi deh rin"
Revin menggoda, kali ini senyum nya terlihat agak nakal.

"Ah engga ko, terakhir aku tanya en dia bilang dia belum mau punya adik. Kamu kali yang getol bikin nya. Hahahaha"
Derin pergi menginggalkan kamar setelah mengusap wajah suaminya sambil memasang wajah meledek.

Derin menuruni anak tangga kebetulan ini adalah hari libur.
Ia melihat En yang masih asik bermain dengan beberapa boneka nya,

"En kan mau punya adik lagi yaa?"

Entah Derin tidak mendengar langkah nya, Suara revin yang kini telah di belakang nya persis terdengar menggema di dalam rumah mereka. Seolah menekan kan agar en menjawab nya dengan cepat.

"Hmmm"
Enly hanya bergumam

"Punya adik enak loh en, ada temen main nya. Abang Ken kan sekarang mau punya adik"
Rayu Revin sambil berjalan menuju putri sulung nya, mencium kening nya dengan tenang.

"Iya mah?"
En justru tidak menghiraukan sang papah yang sedang memeluknya, ia justru bertanya pada Derin yang masih diam di depan tangga.

"Iya abang Ken mau punya adik lagi. Tapi abang Ken kan udah gede. En kan masih kecil ya?"
Derin sedikit terkekeh,

"Iya mah, Enly kan masih kecil. en belum mau punya adik ya mah"
Kata enly berlari menghampiri Derin lalu memeluk kaki mama nya.

Derin menyeringai jahat menatap Revin. Menunjukan kali ini ia menang, karna en selalu berpihak pada mama nya.

"En mah gak mempan ya, di rayu papah. Papah mah gak bisa ngerayu, Mama aja gak pernah di rayu"
Derin berbalik sambil memeluk En dalam gendongan nya ia membawa En ke belakang halaman rumah mereka.

Revin hanya menggeleng pelan, tak sempat menyahut karna Derin yang sudah pergi dan tak menghiraukan seandai nya ia menyahut pun.

Begitu cepat waktu berlalu,

Semakin lama semua semakin terasa Indah.

Aku memiliki nya,

Aku menikmati perjalan hidup ini.

Sampai tahun telah berlalu begitu cepat, dengan dia yang juga masih milik ku.

Aku tidak akan pernah berhenti, bersyukur kepada mu Tuhan..

Segala keindahan ini,

Semua kebahagiaan ini,

Kau kirim kan untuk ku.

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang