bag 1
*
*
*
*Derit mesin printer membuat kepalaku nyut-nyutan, dan mataku yang terasa begitu berat ingin sekali di pejamkan, semalam aku tak tidur sama sekali. datang kesebuah pesta temanya teman membuatku cukup senang. dan sekarang kepalaku sedikit pusing dan mengantuk.
Aku sangat lelah , semalam aku bermain dengan cowok-cowok cute dan bergulat di sebuah kamar hotel hingga aku tak cukup tidur lebih tepatnya tidak tidur sama sekali.
dalam otakku sekarang yang aku butuhkan segelas kopi hitam yang panas dan pahit, aku berdiri dari mejaku dan berjalan menuju pantry, aku lihat ada seorang perempuan tengah mencuci gelas dengan rambut yang di ikat asal sehingga beberapa helai rambutnya tak ikut terikat.
"mbak tolong bikinin kopi hit...." aku terkejut, suaraku hilang begitu saja ketika orang yang kusapa dengan 'mbak' itu menoleh kearahku, dia bukan perempuan tapi dia seorang laki-laki, dia begitu cute, dengan postur seperti perempuan tapi tidak kemayu, menurutku sih.
"Maaf mas, saya cowok"
"Eh, maaf gue pikir loe cewek, habisnya kalo dari belakang loe kayak cewek?"
Dia mengernyit aneh kearahku kemudian dia tersenyum dan dia begitu cute, sangat cute malahan, dengan potongan rambut ala-ala anak korea dan kulit putihnya beserta bibir tipis pinknya yang menyerang penglihatanku secara mendadak.
"Loe ana baru disini?"
"Ia mas"
"Oh, jadi loe yang gantiin pak Sofyan ya?"
"Ia mas, ohya tadi mas mau di bikinin apa?"
"Ehm... kopi hitam pahit, gulanya dikit aja oke, ntar antar ke meja gue?"
"Meja mas yang mana?"
"Gampang, ntar lu nanya keorang-orang mejanya mas Rafa semua udah pada tau kok?"
"Sip mas, nanti saya antar"Ohya perkenalkan semua, namaku Rafael Chandra, umurku 27 tahun, masih bujang tentunya, dan aku masih betah bertahan di kondisi bujang ini karena aku seorang gay, ya itulah aku dengan kekuranganku, ayahku seorang laki-laki keturunan Thailand, dan ibuku seorang wanita keturunan tiong hoa, bisa di bayangkan betapa gantengnya wajahku, hampir mirip artis-artis Thailand, mungkin?
Aku kembali ke mejaku, rasa kantuk ku hilang begitu saja setelah bertemu dengan Officeboy baru itu, dan wajahnya sudah menari-nari di otakku, jujur aku tertaik dengan Officeboy itu dan astaga aku lupa menanyakan siapa namanya, sudahlah.. nanti juga bakal tau, atau nanti saja aku tanya siapa namanya.
Saat aku akan duduk di kursiku, handphone yang ada diatas mejaku meraung-raung dan bergetar dengan liar,kulihat kearah handphoneku dan di layar itu tertera nomer yang tak kukenali.
"Halo?"
"Halo om, ntar malem lagi dong?"Aku mengernyit bingung, suara laki-laki terdengar di ujung sana,
"Ini siapa?"
"Om lupa ya yang semalem"
"Sedikit?"
"Ih... jahat ah.."
Tut... Tut... Tut...Jengkel pasti, apalagi saat telpon dan mau bicara tiba-tiba telpon terputus, aku duduk lagi dan berkutat dengan beberapa kertas yang berisi deretan angka dan huruf yang sudah menumpuk di mejaku.
Tak lama kemudian tercium oleh hidungku bau kopi, aromanya menusuk telingaku dan darah di kepalaku terasa di alirkan dengan arus yang cukup keras.
"Maaf mas agak lama heheheh" ucap Officeboy baru itu
"Iya gak apa-apa, ohya nama kamu siapa?"
"Saya, nama saya Rey" ucap Officeboy itu sambil tersenyum dengan mata terpejam dan memiringkan kepalanya ke kanan sedikit, ASTAGA DIA BENAR-BENAR IMUT!!!!
"Makasih ya Rey" aku berterimakasih dan dia cuma membalas dengan mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia pergi ke pantry. Astaga..... dia benar-benar imut dan wajahnya sangat manis, apalagi bibir pink yang merekah begitu menggoda untuk di kulum dan di gigit.
"Loe kenapa Raf senyum-senyum sendiri gitu?" Suara perempuan dari meja sebelahku, dia si intan dan dia tau kalau aku gay, dan dia seorang fujoshi.
"Ah... sialan Loe Tan bikin gue kaget aja!"
Intan mengernyit sambil mendengus kemudian ia tersenyum licik.
"Loe lagi mikirin si Rey Officeboy itu ya?"
"Sok tau loe Tan"
"Radar fujoshi gue selalu benar Raf!"
"Apaan sih loe Tan"
Seperti mendapat jackpot, si Intan sang fujoshi itu terkekeh menjauh dari tempat dudukku dan menaik turunkan alisnya ketika dia menatapku, astaga dasar aneh!!!
*
*
*
*
*Jam sudah menunjukan pukul 12 siang, perutku terasa lapar dan keroncongan dengan bunyi yang memalukan.
"Tan, makan yuk laper nih?" Intan masih fokus pada layar komputernya, kulihat sekilas dia tengan membuka situs jejaring sosial Facebook, dan aku sangat penasaran apa yang sedang intan lakukan, kuputuskan untuk mendekati cewek fujoshi ini yang sejak dari tadi mengindahkan ajakanku untuk makan siang,
"Loe lagi liat apa si Tan, dari tadi gue panggil diem mulu?"
"Bentar Raf, gue lagi liat Facebook -nya Rey?"
Tunggu dulu, maksud Intan si Rey officeboy kan, kok jantungku deg-degan ya?? Perasaan macam apa ini!!
Aku berdiri di belakang Intan, dan melihat kearah layar komputer di meja si Intan, yang kini si Intan tengah membuka foto-foto dari album Rey, demi kancut firaun yang belum di cucui satu abad, aku seperti dapat sebuah serangan yang membuatku terpaku tak berkedip menatap kearah layar komputer itu.
Di sana, di layar komputer brengsek itu ada foto Rey sedang duduk di pinggir kolam renang, rambutnya basah dan kulitnya putih bersih, bibir-nya yang ia gigit dengan tatapan mata yang seperti berkata "come on, touch me more and more" astaga.... aku bisa kalap kalau begini, sedangkan Dia intan menjerit kegirangan seperti orang gila
Bersambung
Vomen please... wkwkwkw cerita pertama gue ini :v
