Chapter 5

248 28 1
                                    

-Barbara's POV-

Sekarang aku sudah berada tepat di depan cafe itu, aku melangkahkan kaki ku masuk kedalamnya dan dengan pandangan pertama aku melihat Cara yang melambaikan tangannya kepadaku yang menandakakan ku untuk menghampirinya di meja paling pojok dari cafe ini.


"hai barbz duduklah. Apa kau sama sekali tidak keberatan datang kesini? Aku takut mengganggu waktu mu." Tanyanya dengan sangat lembut.


"hai maaf sebelumnya jika kau telah menunggu lama. Aku memiliki waktu luang saat ini, jadi kau tidak perlu merasa tidak enak seperti itu." jawabku dengan lembut juga dan menduduki bangku yang ada di hadapannya.


"tak apa. Aku baru 10 menit yang lalu berada disini, tidak terlalu lama bukan? Oh ya pesanlah makanan dan minuman yang kau inginkan. Aku akan mentraktirmu." Paparnya yang menwarkan ku sebuah traktiran. Sudah dari awal bukan aku menebak jika dia anak yang asik?


"tak usah repot repot seperti itu. Aku akan akan membayarnya senidiri." Ucapku menolak baik tawarannya.


"tak apa barbz sungguh. Ku mohon kau jangan menolaknya, anggap saja ini permintaan maaf dariku karna tadi pagi aku sudah menumpahkan coffe ke bajumu." Jawabnya yang ternyata masih merasa bersalah terhadapku.


"haha kau sunggu berlebihan, aku sudah tidak mempermasalahkan itu lagi cara. Hm baiklah jika kau memaksa." aku menerima tawaran traktiran yang dia berikan. Mungkin ini balasan kebaikanku karna hari ini aku juga telah mentraktir Niall?


"haha baiklah. Kau ingin memesan apa?" tanyanya yang langsung memanggil seorang pelayan yang langsung berjalan kearah kami.


"aku ingin memesan caramel machiatto dan blueberry cheese cake." Ucapku yang memang sedang mengidam blueberry cheese cake sedari lama.


"aku memesan greentea frappucino dan oreo cheese cake." Sahut Barbara yang langsung dicatat oleh pelayan itu.


Sebelum pelayan itu pergi, ia mengulang kembali beberapa pesanan yang kami pesan tadi. Lalu pelayan itu berjalan kearah dapur caffe.


"bagaimana dengan kuliahmu Barbz?" suara Cara memecah keheningan diantara kami.


"sejauh ini aku merasa baik dan kurasa belum ada hambatan pada kuliahku. Bagaimana dengamu?" tanyaku yang ingin tahu juga tentang kuliahnya.


"ya aku sedang sibuk sibuknya membuat skripsi." Ucapnya memalas.


"oh kau sudah ingin menjadi sarjana rupanya? Kau berada di fakultas apa kalau boleh ku tahu?" tanyaku yang lumayan kagum mengetahui dia yang sebentar lagi akan menjadi sarjana.


"ya seperti yang kau lihat haha. Aku berada di fakultas kedokteran, gedung yang berada tepat di belakang gedung psychology." Jawabnya yang seperti sudah mengetahui bahwa aku berada di fakultas psychology.


Tak lama makanan yang kami pesan pun datang.


Dilemma.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang