-Niall's POV-
Aku merapihkan buku ku tanpa berlama lama dan langsung berjalan menuju cafetaria seorang diri. Barbara benar benar tidak masuk kelas hari ini. Mungkin ia benar benar kesiangan. Namun di telfon tadi ia bilang ia pergi bersama Harry, tetangga sebelah kamar hotelnya itu.
Ngomong ngomong tentang Harry, tadi aku sempat kaget saat di telfon Barbara bilang ia berangkat bersama Harry. Sejak kapan mereka menjadi dekat seperti itu? Aku penasaran bagaimana orang yang bernama Harry itu.
Setelah aku membeli minuman di cafetaria aku langsung melangkahkan kaki ku keluar dari TCD menuju Nando's. Hari ini jam kerja ku tidak full sampai malam seperti biasanya. Mungkin setelah itu aku akan ke toko buku, atau mungkin ke rumah Barbara.
Hari ini pelanggan di Nando's tidak terlalu ramai, sehingga aku tidak kewalahan seperti biasanya.
"Hey Neil! Kau akan kemana setelah ini?" Ck itu pasti si bodoh Tomlinson.
"Aku tidak tahu Lou, tapi mungkin aku akan mencari beberapa buku."
"Oh ayolah mate. Kau bisa terkena penyakit jika terus terusan membaca buku."
Seketika hati ku seperti mencelos begitu saja saat mendengar perkataan Louis.
"Apa kau serius dengan ucapan mu lou?" Tanya ku dengan hati hati tidak ingin ia curiga.
"Tentu saja tidak bodoh! Aku hanya mengasal. Tapi ayolah sesekali kau ikut bermain dengan ku dan teman teman ku. Kita akan bersenang senang disana, ditemani oleh para wanita yang memabukan nya menghalahi vodka dan teman temannya. Bahkan kau bisa memilih salah satu dari mereka untuk memuaskan mu sepanjang malam Ni." Ucap Louis yang tak kusadari kini telah merangkul ku.
Typical Louis. Ia memang sangat suka bermain judi, mabuk mabukan, bahkan meniduri jalang kapan pun ia mau. Aku juga bingung dari mana ia mendapat kan uang untuk membayar jalang jalang itu. Aku belum mengenal Louis begitu dalam, karena kami baru mengenal satu bulan terakhir ini.
"Tidak lou, aku akan mengerjakan tugas kuliah ku di rumah Barbara. Mungkin lain kali aku akan ikut dengan mu." Jawabku hanya sekedar formalitas.
"Baiklah baiklah. Apa Barbara itu wanita mu,eh?"
Sialan. Si bodoh Louis ini selalu saja membuat ku skakmat dengan perkataanya. Tadi dia mengatakan tentang penyakit yang membuatku cukup tersindir, sekarang ia menanyakan apakah Barbara wanita ku atau bukan.
"Bukan, ia sahabatku." Namun aku berencana untuk menjadikan nya wanita ku. Oh ayolah jangan terkaget seperti itu. Tentu saja aku tidak mengatakan kalimat terakhir tadi pada Louis.
"Sahabat sepermainan huh?" Ucap Louis yang menyikut perut ku pelan.
"Sialan kau Lou. Tentu saja bukan." Jawabku yang langsung menempeleng kepalanya.
"Hahaha kau tahu aku hanya bercanda Niall. Aku akan kembali bekerja." Ucap Louis yang langsung berjalan pergi membelakangi ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma.
FanfictionWARNING! 17+ This weird book will be contains sexual scenes, mature content, and harasshing words. If you underage, please be a wise riders. and If you don't like this book, don't harsh comment! thx. Pernahkan kalian sehancur ini? Berada pada kete...