Aku benar benar tidak peduli dengan mata ku yang ku yakini saat ini sudah terlihat sangat buruk. Persetan dengan mata sembab. Aku hanya ingin menangis sepuas puasnya sampai aku merasa lega. Walaupun ku tahu itu tidak akan terjadi sampai aku selesai dengan cerita sialan ini. Dan sayangnya cerita ini masih sangat panjang.
"Tidak. Sampai akhirnya aku benar benar memergoki Zayn dengan wanita itu."
Aku langsung membenamkan wajahku di kedua telapak tanganku. Aku merasa sakit lahir batin saat mengingat kejadian menjijikan itu.
"Memergoki? Siapa wanita itu? Astaga aku benar benar emosi barbz mendengar ceritamu."
Niall menarik tubuh ku kedalam dekapannya. Dekapan yang sangat hangat dan nyaman "Menangislah semau mu, aku bersedia menjadi topangan bahu dikala kau sedang sedih seperti ini." Lanjut Niall.
"Hati ku sangat hancur Ni saat melihat kejadian yang ada di depan mata ku saat itu. Wanita itu, ia telah merusak dinding besar yang telah ku bangun bersama Zayn. Dan dengan bodohnya Zayn membiarkan wanita tu masuk ke dalam dinding yang telah kami bangun lalu menghancurkan segalanya yang terdapat di dalamnya. If you know what i mean."
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan Barbara. Kau memergoki apa? Dan siapa wanita yang kau maksud?"
*FLASCBACK ON*
"Zayn kau akan kemana malam malam seperti ini?" Tanyaku karena melihat Zayn yang sedang memakai jaketnya. Tentunya ia ingin keluar rumah.
"Aku ada urusan sebentar." Jawabnya singkat.
"Urusan apa? Mengapa malam malam seperti ini Zayn?"
"Shit. Berhentilah bertanya barb. Kau ini bawel sekali." Ujar Zayn yang menaruh raut wajah kesal.
"Z--zayn maaf aku hanya ingin tahu. Aku khawatir di luar sana sedang turun salju."
"Tidak usah khawatirkan aku. Tidurlah, tidak usah menungguku hingga pulang. Aku pergi." Jawab Zayn yang langsung berjalan keluar kamar.
Aku berlari kecil menyusul Zayn yang sudah berjalan di koridor rumah ini.
"Zayn..."
Yang di panggil pun menoleh "Apa lagi huh?"
"Maukah kau besok siang menemani ku bertemu dengan Will?"
"Tidak bisa barb, aku sibuk." Jawabnya dingin dan langsung meninggalkan ku menuruni tangga.
Hati ku terasa sangat sesak karena ucapan nya tadi. Apakah aku salah jika ingin tahu dia ingin pergi kemana di malam bersalju ini? Aku hanya takut terjadi sesuatu yang buruk dengan nya nanti.
Saat aku berjalan ingin ke kamar mandi, aku mendengar suara handphone berdering. Tetapi itu bukan deringan dari handphone ku. Aku mencari dimana letak handphone yang berdering itu. Ku lihat di sofa ternyata itu suara dari handphone Zayn.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma.
FanfictionWARNING! 17+ This weird book will be contains sexual scenes, mature content, and harasshing words. If you underage, please be a wise riders. and If you don't like this book, don't harsh comment! thx. Pernahkan kalian sehancur ini? Berada pada kete...