part 10 ( eyes are saying what's in your mind,always )

984 7 0
                                    

heart hides what i tried to say, but then eyes say what i tried to hide-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"ini udah jam 14.45 udah 30 menit berlalu sejak waktu pulang sekolah, kalian semua pada nggak mau pulang apa?! pulang gih! lo juga wan, di cari alkash di base camp!" katanya santai tapi dingin dan cukup keras untuk 3 baris yang membentuk lingkaran bagian depan mendengarnya.

Wawan lalu ngibrit pergi, samar dia menangkap kata alkash tadi tapi pikirannya masih diselimuti syok berlimpah melihat perlakuan sedikit manusiawi dari kak roli ini, sesuatu yang sebenarnya gampang di lihat dari orang lain namun darinya sangat teramat susah.

yala baru tersadar, sejak insiden perebutan mic tadi dia sibuk memandangi wajah cowok itu. Ih gue kenapa malah melongo ngeliatin si ini orang begitu untung nggak ileran ntar dikira gue rabies lagi, idiih. Tapi emang adem sih buat di liat apa lagi kalo lagi senyum, dikit juga nggak apa, yang penting pesung pipinya nongol deh, apa karena itu ya, dia sadar diri ya kalo senyumnya itu manis makanya pelit senyum ke orang-orang? wah songong banget gue juga punya lesung pipi tapi karena itu gue suka senyum nggak pelit, isssh dasar cowok, ketahuan banget takut nggak laku jaga image mulu lah. cibirnya dalam hati.

" eeh, emm roliii denger ya, ini tuh salahnya di..dia sendi..ri, buatin tugas temennya berarti u..udah sepantesnya di..dia di hukum bu..buat temennya!" shinta protes tergeragap, ingin sekali rasanya yala menyela protes shinta dengan membalikan kata-kayanya sendiri tadi bahwa ekspresi marahnya kurang, nggak menarik!

yala bingung ada apa sih dengan menjadi salting dan tak berdayanya kak shinta sang wakil ketua OSIS, juga menurutnya kak wawan dengan perintah kak roli?

setelah beberapa orang balik badan pergi dan shinta mulai menyesuaikan diri dengan tatapan dingin roli, kata-kata shinta mulai keluar dengan sedikit lebih stabil, "lagian ini pesannya lita kok buat ngawasin dia nih, kalo bukan karena al..alkash ngomong sembarangan ke kepsek pasti lita sendiri yang bakal ngelakuin ini, bukan gue! em, lo..lo juga kenapa tiba-tiba peduli sama yang ini?" tanya shinta.

"karena gue nggak mau di bilang tegaan!" jawab roli santai namun sambil menatap yala menundukkan kepalanya, yala mendongak tiba-tiba setelah mendengar kata-kata dari mulut kak roli, muka bingun mbloonnya membuat roli ingin tertawa tapi daripada mencari sensasi dan mendapatkan gosip yang tidak-tidak hanya gara-gara cewek cerewet disampingnya ini, dia setengah mati menahan bibirnya rapat agar tidak menyunggingkan lekukan sekecil apapun,

roli menarik tangan yala santai turun dari panggung meninggalkan shinta yang sedang kesal di tengah beberapa anak OSIS dan bejibun orang sok berlalu-lalang hanya untuk mencuri dengar.

yala terkesima, tuhan, ini cowok cuma mau buktiin aja gitu kalo penilaian aku ke dia itu salah? aku emang salah tapi aduh bener-bener nyari sensasi banget lah ini cowok, dia mah enak siapa yang berani lawan dia pan anak kelas 12 ini, terus kata tami kak roli ini bagian dari geng seremnya kelas 12 bukan? positif deh nih kalo ntar gosip beredar macem-macem tentang gue dan kak roli sasaran utamanya pasti gue, matilah. Tau aja gitu cewek-cewek di sini kan lemah gemulai, note the sarcasm!

"kak, udah lepasin aja. Makasih ya, maaf bilangin kakak yang aneh-aneh tadi, nggak ada maksud itu, saya cuma putus asa kasian liat temen saya, oh iya itu anak kemana ya? kakak liat temen saya yang tadi? dia di mana ya kak?" yala celingak-celinguk.

sejak roli melepaskan tangan yala, dia tak verhenti memperhatikan, wajah yala, mimik muka dan kecepatannya berbicara. Geli dia cewek di hadapannya bicara kayak mobil ferarri lagi show off di tambain NOS pula, cepet banget.

"lo banyak ngomong yah?!" kata roli bukan dengan nada bertanya namun seperti memastikan, yala menunduk malu dan kesal, mulutnya terkadang tidak bisa dia kontrol,

"lo lucu." sambung roli tersenyum simpul tapi saat yala menengadah menatapnya dia langsung memasang muka intensnya.

yala memberenggut tau dia pasti tadi roli sedang senyum dari nada bicaranya kentara sekali dia geli, tapi nggak keburu liat, aihh bukan rejeki lah.

"gih, pulang sana! besok cuma tinggal penutupan dan beberapa hal lagi, tapi malah besok yang harus dateng kalo nggak malah makin di cariin lo ntar, itu teman lo kan sana?" tunjuk roli ke arah gerbang dengan dagunya, terlihat tami sedang menunggu sambil menunduk di samping pos satpam,

"iya kak, sekali lagi makasih ya kak,

Maaf saya salah, bilangin kakak yang nggak-nggak, kalo gitu saya duluan kak, permisi" yala langsung ngibrit ke tempat tami menunggu. namun sebelum sempat mengambil langkah kedua, dia merasa tangannya di cengkram seseorang otomatis dia berbalik, dan memang dia di cengkram oleh tak lain dan tak bukan, kak roli lah, masa iya tiba-tiba robert pattinson yang megang-megang tangan gue gitu, mau banget ketahuan.

"tunggu dulu, gue belum tau nama lo." katanya singkat.

yala bingung nih ada apa sih dengan anak kelas 12 apa cuma para OSIS aja kali ya, aneh banget apa gunanya name tag di suruh pake tapi abis itu tetep aja ditanyain lagi namanya siapa?

yala menunduk menatap name tagnya, roli mengikuti pandangan yala, "eh, maksud gue nama panggil lo masa iya gue harus manggil lo pake nama panjang lo? capek banget deh!"

"hhehe iya juga ya, em, panggil saya yala saja kak, yala dari nayala." katanya tersenyum lalu berlalu meninggalkan roli sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

done chapter 10

bonne nuit! :)

people called it love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang