part 18 ( memories overload )

734 16 3
                                    

hai readers, maafkan sayaa baru update lagi, jangan di benci ya, jangan juga cerita ini jadi di abaikan, kemarin-kemarin itu saya supersibuk, sekarang juga sih cuma saya kangen nulis,

kangen al,

nih buat para team al, dozo!

baca ya, comment juga

maaf kalo nggak panjang banget ceritanya di chapter ini ;;')

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

chapter 18

"it's not easy to be the first, it's not always rewarding but it's important"

Setelah kak al berlalu pergi dan reno yang udah nggak keliatan batang hidungnya, tinggalah tami menemani yala yang memakan makanannya tanpa selera,

gimana mau selera kalo serasa seluruh kantin ngeliatin dia dengan ekspresi masing-masing pemiliknya, tami pun ikut diam, jengah dengan atmosfir kantin sekarang yang walaupun sudah kembali ramai tetapi tatapan penghuninya saat jam istirahat ini sengaja atau tidak selalu menghampiri mejanya, membuat risih, ingin sekali yala pergi dari sana tapi sayang makanan mereka, mobazir dan dia juga blum sarapan ntar imbasnya ke maagnya lagi mampus dia.

Setelah makan seadanya yang bisa masuk saja, mereka di selamatkan oleh bunyi bel penanda masuk langsung saja mereka dengan sigap, ngibrit meninggalkan kantin.

Lain lagi dengan al, setelah insiden kantin dia malah jalan tak tentu arah, ke manapun dia ingin ke manapun kakinya membawanya, tanpa pikir.

Daripada ia membuat onar, membuat hal yang aneh-aneh, yang membuat guru-gurunya yang sudah was-was makin tegang dan berujung tekanan darah naik gara-gara dirinya, ya kan? ntar dia yang tanggung lagi dosanya, ogah ah, dosa sendiri aja udah banyak gimana bisa nanggung dosa orang lain? pikirnya.

tau-tau ia sudah berada di taman luas milik sekolahnya yang menghubungkan tiap-tiap gedung maupun lapangan-lapangan, capek ia pun memutuskan beristirahat di salah satu bangku panjang di bawah pohon mangga yang banya terdapat di taman rindang sekolah dirgayasa itu, al berbaring terlentang menutup mata dengan lengan kanannya, dia tidak tidur, dia ingin, hanya saja pikirannya berkelana,

dulu di taman ini dia, roli dan 'cewek itu' sering bersantai di taman ini mereka bertiga, selalu bertiga.Nnamun sejak 'ia' sudah tak ada, tak kembali, sebagaimanapun ramainya taman ini selalu saja terasa sepi bagi al, terasa dingin. Al bahkan jarang menyebut namanya bahkan saat ia sendirian, karena efek nama cewek itu saja dapat menjadi godam penghancur dinding yang telah al bangun dengan susah payah, seperti kemarin.

Masih bisa al rasakan bagaimana rasanya hanya dengan duduk di sampingnya, di taman ini tiap istirahat, memperhatikan wajahnya yang serius saat membaca novel-novel terjemahan miliknya, rambut panjangnya yang melambai tertiup angin membelai wajahnya, dan harum mawar yang selalu tercium saat berdekatan dengannya, masih terasa sangat jelas,

tiba-tiba suara khas cewek-cewek tukang gosip terdengar di dekat bangku tempat al berbaring, lalu makin jelas, sepertinya gerombolan itu berhenti untik duduk di bangku yang tidak jauh dari tempat al,

"eh, lo tau si nayala anak 10.9 nggak? entah kenapa akrab banget sama kak alkash tau, katanya gue.denger pas berapa hari lalu dia pingsang kak alkash nungguin dia, dan entah kenapa kak alkash tadi di kantin marah banget sama reno anak 10.4 tau deh tuh kenapa kayaknya teno gangguin yala deh!" kata cewek pertama.

"serius? ih untung banget, gye juga mauu!" kata cewek kedua.

"ih, nggak mungkin pacaran kan? katanya kak al itu cowok dingin sepanjang masa, masa iya cewek se-ordinary yala bisa gitu ngeluluhin dia?"

people called it love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang