Tolong!

2.7K 50 2
                                    

Saat ini Emma berdiri tepat di samping sebuah pohon yang besar. Dia seorang diri dan merasa ketakutan. Emma tak tau berada dimana. Tempat ini seperti sebuah hutan yang gelap. Emma tak tau sudah berapa lama berdiri disini. Yang diharapkan hanyalah, Emma segera keluar dan pergi dari tempat ini! Emma berharap seseorang segera menolongnya.. "Seseorang... ayolah... tolong..... toloooonggg...." dia hanya bisa menjerit dalam hati...

"Emma... emma......"
Seseorang... yah itu dia.. itu suara seseorang!! Dimana itu? Suara itu jauh sekali! Emma ingin berteriak menjawab, tapi dia sama sekali tidak bisa bersuara... "toloong... tolong!!"
Emma hanya bisa menjerit dalam hati.

Tiba-tiba Emma merasakan seseorang menyentuhnya. Dia diguncangkan berkali-kali.

"Ahh!!" Emma terbangun dan membuka kedua matanya.

"Oh.. bibi Watson.. kau..." trimakasih sudah membangunkanku.

"Nn. Emma, wajah Anda pucat sekali. Daritadi saya memanggil Anda tapi Anda tidak bangun juga.
Saya akhirnya masuk dan melihat keadaan Anda seperti sedang sakit. Saya khawatir sekali. Apakah Anda baik-baik saja Nn. Emma?"

"Eh.. ya.. saya baik-baik saja bibi Watson." Emma merasa tidak perlu menceritakan yang dia alami pikirnya.

"Pukul berapa sekarang bibi Watson?"

"Ini sudah pukul delapan Nn. Emma. Saya sudah menyiapkan sarapan untuk Anda."

"Ya.. baiklah. Saya segera turun bibi Watson." Katanya sambil mengusap matanya.

"Syukurlah yang kualami tadi cuma sebuah mimpi. Walau mimpi itu terasa nyata sekali."

Emma mencoba mengingat lagi suara yang memanggilnya dalam mimpi.

Emma berusaha mengingat suara itu, "sepertinya aku mengenal suara itu. Tapi, aku tak tau siapa." Emma sempat berpikir itu hanyalah suara bibi Watson yang berkali-kali memanggilnya dari bawah.

"Tapi jika kuingat lagi, warna suara itu jauh berbeda dengan suara bibi Watson."

Emma bergegas untuk turun kebawah.

"Ini hari Sabtu. Tidak ada aktivitas penting di hari Sabtu."

Saat ini kampus sedang libur semester.

Hari ini Emma dan lima sahabatnya akan pergi berlibur ke suatu pulau. Emma tak tau itu pulau apa. Jason yang memilih pulau itu untuk berlibur. Dia menyebut pulau itu pulau tak berpenghuni.

Emma sebenarnya tidak tertarik saat Jason punya ide ke pulau itu. Tapi sahabatnya yang lain malah sangat tertarik dan bersemangat. Mau tak mau Emma yang mengalah.

Emma memang tidak tertarik pergi ke pulau aneh itu.

"Tapi berlibur bersama lima sahabat terbaikku adalah aktivitas yang sangat menyenangkan!"

Dengan segera Emma merapikan tempat tidurnya.

"Ahhh.... badanku terasa berat sekali... ayolah Emma.... semangat! Ini hari yang akan menyenangkan!"

Enam Sahabat Tak Terduga / bag. 1- Beraksi di Pulau MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang