sadness

24K 930 12
                                    

Seperti biasa, pagi hari di kota Seoul yang sangat ramai akan kegiatan para penduduknya. Tapi, di sisi lain terlihat pemandangan yang sangat menyedihkan di kota Seoul yang terkenal akan fashionnya. Terlihat seorang anak laki laki yang berpakaian seragam lusuh tengah memanggul karung yang ukurannya bahkan lebih besar dari tubuh kecilnya. Enatah apa isi karung tersebut. Yang pasti sangatlah berat yang membuat setiap langkahnya gontai.
.
.
.
"Ayolah.. Semangat! Sebetar lagi akan sampai" ucap anak laki laki itu sambil tetap memanggul karung besar itu.
Tanpa ia sadari, terlihat motor yang tengah melaju ke arahnya. Tiiiinn! Matanya terbuka lebar saat ia sadar jika motor tersebut tengah melaju ke arahnya. Wush! Hampir! Hampir saja ia tertabrak motor itu. Seketika tubuhnya yang tengah memanggul karung itu kehilangan keseimbangan. Dan bruk! Tubuh mungil itu jatuh bersamaan dengan karung yang ia bawa itu.
.
.
.
"Aigoo.. Sakit sekali.." ringisnya sambil memeganingi pergelangan kakinya. Dengan sekuat tenaga ia bangkit dan kembali memanggul karung itu. Dengan langkah yang gontai ia berusaha mencapai tempat tujuannya itu.
.
.
.
"Kemana anak itu!? Dasar lelet!" marah seorang pria yang tidak terlalu tua itu. Tak lama orang yang dimaksud sang pria itu pun datang. Ia langsung melangkahkan kakinya kesal ke arah orang yang dari tadi ia nantikan. Ia langsung mengangkat dagunya kasar.
"Dari mana saja kau!? Dari mana saja hah!? Kau tau, aku sudah telat 30 menit untuk berjualan bodoh!" bentak pria itu kepadanya. "Maafkan aku ayah.. Karung itu sangat berat. Dan tadi aku juga terjatuh dan kakiku terasa sangat sakit." balas orang itu yang ternyata anak dari pria tersebut. "Jangan tunjukan muka memelasamu di hadapanku, mengerti!? Aku jijik melihat mukamu itu!" bentak sang ayah kepada anaknya. "..." ia hanya bisa diam mendengar perkataan ayahnya yang kelewat kejam itu.
"Lebih baik sekarang kau bawankarung ini ke dalam dan membantuku berjualan. Cepat!" bentak sang ayah lagi. "Tidak ayah. Aku harus sekolah. Aku tidak mau." balas sang anak. Sang ayah langsung menunjukan tatapan tajamnya ke arah anaknya. "Oh.. Kau sudah mulai berani membantah perkataan orangtuamu ya." ucap sang ayah mengintimidasi. Sang ayah dengan cepat menarik tangan anaknya itu. Dengan sekuat tenaga sang anak berusaha melepaskan tangannya dari genggaman sang ayah. "LEPASKAN AKU!!" teriak sang anak yang membuat langkah sang ayah terhenti. "Berani sekali kau mengeluarkan suara sekeras itu kepada orangtuamu!!" bentak sang ayah dengan suara yang tidak kalah kerah dengan teriakan sang anak. Sang ayah langsung melepaskan genggamannya dan beraluh memegang dagu sang anak. Tapi sebelum sang ayah memegang dagu sang anak, sang anak sudah melesat lari terlebih dahulu.
"YA! KAU! JEON JUNGKOOK!! KEMBALI KAU BODOH!!"
.
.
.
Jungkook pov
Dengan cepat aku berlari menjauh dari ayahku. Saat aku menoleh ke belakang, ternyata ayahku tidak mngejarku seperti biasanya. "Huft.. Selamat" ucapku lega sambil mengelus dadaku. Aku berhenti sejenak untuk beristirahat dan mencari tempat duduk yang nyaman untukku duduki. Akhirnya aku duduk di trotoar jalan. Aku menatap lurus ke arah jalan raya yang ramai dilalui kendaraan. Tapi, aku melihat pemandangan yang membuatku iri dan sedih.
"Aku ingin sepertinya.." ucapku dengan nada yang bergetar. Mataku sudah erasa panas dan tanpa sadar air mataku melintas di piilu. Dengan cepat aku menghapusnya. "Ayolah jeon.. Kau tidak boleh menangi bagaimana pun situasinya" ucapku menyemangati. Aku langsung merogoh kantung celanaku. Dan aku mengeluarkan sebuah foto yg sudah lusuh dan terlipat lipat. Aku menatap foto itu sendu kemudian tersenyum manis. "Ibu.. Aku ingin seperti anak itu.. Mengapa ibu? Mengapa ayah begitu sangat berubah? Apa ayah seperti itu karena aku nakal? Ibu.. Datanglah.. Hiks" tangisku yang sudah tidak bisa ditahan lagi. "Aish.. Mengapa aku menangis?" ucapku sambil mengahapus air matuku. Aku kembali memasukan foto itu ke dalam kantung celanaku dan melanjutkan perjalan menuju sekolahku.
.
.
.
"Aigoo.. Gerbangnya mau ditutup!" seruku kemudian berlari mendekati gerbang sekolahku yang hampir tertutup itu. Dan.. "Paman.. Kumohon izinkan aku masuk.. Aku ingin belajar. Ayolah paman." pintaku. "Kau ini. Hampur setiap hari kau terlambat seperti ini." ucap satpam sekolahku itu. "Kan aku sudah betkali kali menhatakan, kalau aku membantu ayahku dulu di pasar" ucapku memberi alasan. "Sudahlah. Hampir setiap hari kau memberikan alasan yang sama. Lebih baik kau kembali membantu ayahmu di pasar" ucap sang satpam. "Tidak mau.. Aku ingin belajar.." rujukku. Tak lama ada sebuah mobil datang. Dari mobilnya sudah kutebak kalau pemiliknya sangatlah kaya. Tapi aku kembali memohon kepada satpam itu.
.
.
.
Author pov
Jungkook yang masih sibuk memohoa
N kepada sang satpam, tidak menghiraukan siapa yang keluar dari dalam mobil itu.
"Paman. Aku anak baru disini. Biarkan aku masuk___" ucapnya terhenti dan menoleh ke arah anak yang terlihat lebih muda darinya. "Biatkan aku masuk bersama anak ini." ucap sang anak baru itu sambil menunjukan sederet gigi putih dan rapinya. Jungkook yang mendengar perkataan anak baru itu, seketika berhenti menangis dan menoleh ke arah anak baru itu. Anak baro itu juga menolah ke arah junhkook dan tersenyum lebar. "Hai.." ucap anak baru itu sambol.terus menunjukan deretan gigi putihnya. Jungkook hanya bisa menatapnya ngeri. 'Anak ini kenapa? Menyeramkan.' batin Jungkook kemudian membalas cengiran iti dengan ragu. "Baiklah. Kalian berdua boleh masuk" ucap satpam itu. "Terima kasih paman!" ucap Jungkook senang. Kemudian Jungkook menolah ke arah anak baru itu. "Terima kasih ya" ucap Jungkook kemudia lari meninghalkan anak baru itu.
.
.
.
"Dia menghemaskan.. Hehehe" ucap anak baru itu sambil menatap Jungkook yang tengah berlari memasuki gedung sekolah. "Hey! Nak! Buat apa berdiam diri disana? Sana masuk!" seru sang satpam yang berhasil membuat anak baru itu terkejut. "Hehehe.. Maaf. Aku masuk dulu paman!" ucap anak baru itu kemudian berlari memasuki gedung sekolah.
"Dasar anak anak. Membuatku gemas saja haha" ucap sang satpam.

Tbc
.
.
.
Sorry klo gaje terus banyak yg typo.
Maklum anak baru ^^

alone and sadness [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang