Author pov
Selama di perjalan, v hanya menangis sambil menatap ke luar jendela. Ia memikirkan bagaimana keadaan kakak bertubuh tinggi itu. Ia benar benar merasa bersalah. Sangat.
Harusnya tadi ia mengatakan yang sebenarnya kepada ayahnya. Ia benar benar merutuki dirinya sendiri saat ini.
Padahal ia tahu, pria tinggi itu sama sekali tidak bersalah.
"kim taehyung" panggil seseorang. V sedang tidak mood untuk menoleh ke arah orang itu. "hey. Ayah memanggilmu" ucap orang itu datar yang ternyata adalah ayahnya sendiri.
V menoleh ke arah ayahnya. Ia masih sesegukan karena kejadian tadi. V manatap ayahnya dengan tatapan penuh amarah. Dengan mata yang merah karena menangis, membuat tatapannya terlihat begitu lebih tajam.
Sang ayah menatapnya sejenak. "buat apa kau tangisi orang sepertinya? Jelas jelas ia tidak baik untukmu v" ucap sang ayah dengan nada yang normal. "hakku" balas v singkat dan terkesan dingin. Kemudia ia kembali menatap ke arah luar jendela.
Kali ini ayahnya benar benar geram dengan sikap anaknya akhir akhir ini.
Sang ayah memegang bahu v dengan kuat dan memaksanya untuk menghadap ke arahnya. Dan terlihat dengan jelas air mata yang terus mengalir keluar dari kelopak matanya. Ia masih memandang ayahnya dengan tatapan yang sama seperti tadi.
"apa yang membuatmu seperti ini kim taehyung?! Mengapa sejak menghilanya jungkook kau jadi seperti ini?! Jelaskan pada ayah!!" bentak sang ayah. Dengan napas yang sesegukan, v mencoba untuk berbicara.
"ka-karena.. Jung-Jungkook lah yang selalu membuatku merasa bahagia!!" jawab v dengan peninggian nada pada kalimat terakhir. "apa hanya jungkook yang bisa membuatmu bahagia!? Lalu apa ayahmu ini di matamu kim taehyung?!" tanya sang ayah yang tidak kalah emosinya. "apa kurangnya ayah dimatamu kim taehyung?! Apa?!" tanya sang ayah lagi. V hanya menatap ayah dengan tatapan tajam.
"karena pekerjaanmu itulah ayah!! Karena pekerjaanmu!! Kau hanya berpura pura terlihat peduli kepadaku saat ada orang asing di sekitar kita!! Kau hanya berpura pura!! KENYATAANNYA KAU LEBIH PEDULI DENGAN PEKERJAANMU DIBANDINGKAN ANAKMU SENDIRI!! AKU MENYESAL DILAHAIRKAN DI KELUARGA YANG SANGAT BERKECUKUPAN!! TAPI MISKIN AKAN KASIH SAYANG!!" ucap v yang kini sudah benar benar tidak bisa menahan emosinya lagi.
Perlahan ayahnya melepaskan genggamannya dari bahi v. Ia menundukan kepalanya. Sang benar benar terlihat lemah saat ia mendengar pernyataan dari anaknya itu.
Sang ayah menangis. Hatinya terasa sangat sakit mendengar perkataan anaknya itu. Ia mencoba untuk memeluk v. "jangan berpura pura" ucap dingin sambil menahan tangan sang ayah yang hendak memeluknya.
.
.
Mean whilePria bertubuh tinggi berjalan dengan kedaan tubuh yang lemah. Ia tak henti hentinya memegangi perutnya yang semakin lama semakin terasa sakit.
Sesekali ia senderkan tubuhnya pada tiang listrik yang berjejer di tepi jalan.
Ia melihat ke depan. Beberapa meter lagi ia sampai di halte bus. Ia sedikit mempercepat langkahnya agar ia bisa cepat cepat duduk di sana.
Ia mendudukan tubuhnya dengan kasar. Ia pejamkan kedua matanya. Mencoba untuk menetralkan rasa sakit yang terus menyerangnya.
Ia benar benar merasa tubuhnya semakin lemah untuk bergerak.
Tak lama suara mesin bermotor terdengar jelas ditelinga si pria bertubuh tinggi itu. Perlahan ia buka ke dua matanya. Melihat bahwa bus yang sedang ia tunggu sudah berda di hadapannya.
Dengan langkah yang gontai, ia berjalan mendekati pintu masuk bus tersebut. Belum sampai ia memasuki bus itu ia terjatuh.
"hey nak! Apa kau baik baik saja?" tanya si supir bus dari dalam bus. Sang pria tinggi hanya tersenyum kepada si supir. Tapi tiba tiba ia terbatuk batuk. Yang membuat dada kirinya terasa sangat sakit. Ia mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
alone and sadness [COMPLETE]
Fanficmasa kecil yang bahagia dan menyenangkan. siapa yang tidak ingin memiliki masa kecil seperti itu? semua orang pasti menginginkannya.