'Mengapa ia ingin menangis tadi?Apa jangan jangan jungkook adalah anak yang tadi aku lihat di pinggir jalan yang tengah duduk di atas trotoar tadi? Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Mengapa ia menangis? Apa ada sesuatu yang ia sembunyikan? Aku harus mencari tahu. Mungkin saja aku bisa membantunya' batin V yang khawatir akan keadaan teman barunya itu.
••••••••••Author pov
-V's house-Matahari mulai menampakan wujudnya. Tapi anak kecil yang memiliki wajah tanpan ini masih menikmati suasana alam mimpinya.
Pintu kamar milik anak tampan ini terbuka dengan perlahan. Dan masuklah seorang wanita yang terlihat belum terlalu tua. Ia tersenyum melihat seseorang yang masih terlihat pulas di atas kasur dengan balutan selimut biru langit.
Wanita itu berjalan mendekati jendela besar yg masih tertutup oleh gordyn bermarna biru dongker. Wanita itu membuka gordyn tersebut yang menyebabkan sinar terang matahari melawati sela sela gordyn transparan.
Wanita itu kembali mengarahkan pandangannya pada seseorang yang masih dengan pulasnya tidur diatas kasur yang berukuran untik anak 5 tahun.
Wanita itu berjalan mendekatinya dan menyeka rambut rambut yang menutupi dahinya dan kemudian menyiumnya dengan hangat.
"Euuunnngggg~" yg tertidurpun mulai terusik. Wanita itu kembali tersenyum. "V, bangunlah.. Ini sudah pagi. Kau bilang kau akan bangun lebih pagi" ucap wanita itu lembut sambil tetap membelai kepalanya.
"Ibu~ gendong aku ke kamar mandi" rengek anak itu, V manja. "Haha.. Kebiasaanmu. Ayo! Ibu akan menggendongmu" ucap wanita yang disebut ibu oleh V. Tapi V masih tetap dalam posisinya. Memejamkan mata dan tidur. "Katanya kau mau ibu gendong.." ucap sang ibu. Mata V masih terpejam, namun kedua tangannya terangkat untuk memberi tahu jika ia ingin ibunyalah yg menariknya. "Hh.. Kau ini" ucap sang ibu lalu mulai menarik V dan menggendongnya.
.
.
.
.
"Pagi ibu, ayah.." ucap seseorang sambil menuruni anak tanggak. "Pagi V" ucap sang ibu dan ayah berbarengan. "V, buat apa kau membawa teropong mainanmu nak?" tanya sang ibu heran. "Uhm.. Aku ingin bermain harta karun saat aku sampai di sekolah nanti. Dengan teman teman baruku" balas V berbohong. "Waa.. Kau sudah memiliki teman. Baik baiklah dengan temanmu. Jangan sampai kau membuat temanmu menangis. Kalau kau sampai membuat temanmu menangis, itu adalah perbuatan yang sangat ibu tidak suka. Karena itu sama saja kau tidak bisa menjaga perasaan temanmu.. Mengerti?" ucap sang ibu panjang lebar. "Ikuti apa kata ibumu V" timapal sang ayah. "Baik:)" balas V sambil menunjukan deretan gigi rapinya.
.
.
.
.
V pov"Uhm.. Ayah" panggilku. "Ada apa V?" jawab ayahku. "Bisakah ayah menurunkanku di dekat pasar waktu itu? Aku ingin berangkat sekolah dengan teman baruku." ucapku. "Mengapa kau tidak mengajak temanmu itu? kemudian ayah akan mengantarkan kalian sampai sekolah" jelas ayahku. "Tidak perlu yah" balasku. "Baiklah. Tapi hati hati ya" ucap ayahku lagi. "siap ayah!" balasku semangat.
.
.
.
.
Akupun mencari tempat yang baik untuk bersembunyi. "Dimana aku harus bersembunyi? Aku harus cepat mencari tempat sebelum jung--" ucapanku terhenti saat aku melihat seorang anak kecil yang terlihat tidak asing tengah mengangkat karu yang ukurannya lebih besar dari tubuh kecilnya. Seketika aku menyembunyikan diri dan menggunakan teropongku untuk menentukan siapa anak yang terlihat tidak asing itu."Ini tidak mungkin.." ucapku tak percaya. "Tidak mungki. Mana mungkin anak yang tengah mengangkat karung sebesar itu adalah jungkook? Aku tidak percaya." ucapku. Akupun berinisiatif untuk mengikuti kemana anak itu pergi.
Salama diperjalanan dalam membututi anak itu, aku masih tidak henti hentinya bertanya 'apakah benar anak itu adalah jungkook?'.
Aku masih setia mengikutinya. Saat pada akhirnya anak itu menjatuhkan karungnya. Ingin sekali rasanya aku membantu anak itu. Tapi tidak bisa. Anak itupun kembali mengangkat karung itu dan kembali berjalan enatah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
alone and sadness [COMPLETE]
Fanfictionmasa kecil yang bahagia dan menyenangkan. siapa yang tidak ingin memiliki masa kecil seperti itu? semua orang pasti menginginkannya.