Chapter 20

2K 81 0
                                    

*Author's pov*

Arrived London.

Ava, Zayn, dan semuanya sudah tiba di London kemarin siang. Setelah kepulangan mereka dari Paris, the boys mempunyai days off selama kurang lebih satu minggu setelah itu mereka fokus kembali menggarap album ketiga mereka yang sedikit lagi akan selesai.

Jauh berbeda dengan Ava, setelah kepulangannya ke Paris dia langsung disibukkan dengan kesibukan sekolahnya yang sudah tingkat akhir. Dia tidak mempunyai waktu libur selain hari sabtu dan minggu.

***

Beberapa hari kemudian.......

Di rumah the boys.

*Zayn's pov*

"Hi Zayn! Kau ingat masih berhutang cerita pada kami." Ucap Niall di tengah-tengah permainan gamenya bersamaku.

"Hutang cerita? Cerita apa? Aku lupa." Aku menjawabnya dengan tampang bingung. Cerita apa? Perasaan semua masalahku sudah diceritakan pada the boys, tak ada yang kututupi.

"Masa kau lupa. About Perrie, bro."

What? Perrie.

Aku memutar otakku.

Ah ya, Perrie. She's pregnant! Aduh, apa aku harus cerita sekarang?

"Um. Ya, she's pregnant bro.." Ucapku pelan.

"WHAT???????!!!!!! ARE YOU SERIOUS???!!!!!" Niall tersontak lalu berteriak sehingga membuat Liam dan Louis yang sedang di dapur mendengar suaranya lalu menghampiri kami.

"What's wrong Niall? Kenapa kau teriak-teriak begitu?" Liam asked.

Niall masih diam kaget sambil memandang aneh padaku, melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Hey hey! Jangan bilang kau berpikir aku yang melakukannya! For God sake, bukan aku yang melakukannya." Fuhhhhh. Muka Niall terlihat seperti menghela nafas panjang lega.

"Hey Ziall! Ada apa? Melakukan? Kau melakukan apa Zayn? Niall? Ada apa sih? Aku bingung!" Louis meracau kebingungan.

"Perrie's pregnant bro."

"WHAAAATTTTT?????!!!!!!" Liam dan Louis berteriak hampir bersamaan.

"WHAAATTTT??!!!" Harry yang baru turun dari kamarnya teriak paling lambat.

"Iyaps." Ucapku sambil tetap main game. Tidak ada tanggapan apa-apa dari keempat sahabatku ini.

Aku menolehkan kepalaku ke arah mereka satu persatu. Ah! Mereka melihat dengan tatapan aneh padaku. Sial.

"Heeey! Bukan aku yang melakukannya. Sial. Tatapan kalian seperti menuduhku melakukannya! Aku tidak pernah melakukan hal itu bersama Perrie!" Ucapku buru-buru.

"Fiuhhh. Baguslah." Ucap Harry lega.

"Lalu?" Niall bertanya seperti tahu kalau ceritaku tidak berhenti sampai sini.

"Ah. Baiklah.." Aku menghela nafas...

"Perrie meminta tolong padaku untuk membantunya bicara pada mantan pacarnya yang menghamilinya itu." Lanjutku.

"W w w w whaaatttt???! Lalu? Kau mau?" Niall bertanya penasaran.

Aku mengangguk.

"What?! Kau mau Zayn????!!! Are you stupid or what?!" Ucap Harry dengan nada tinggi.

"Aku hanya membantu teman. Itu saja. Lagipula setelah aku bicara dengan mantannya, selesai. Perrie tidak akan mengganggu kehidupanku lagi."

"That's ridiculous, bro! Apa buktinya kalau Perrie tidak akan mengganggumu lagi?" Harry seperti tidak setuju dengan keputusanku.

7 LUCKY DAYS // Z.M [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang