Part 20

1.9K 21 7
                                    

thanks for @RiaMalumbot , @dwiarlinda, @rifdahnf , @skehehdanfdldi , @widnu27 , @riangindaun yang udah mau nyempetin baca dan ngasih comment buat aku di part sebelumnya. thanks buat semua yang udah vote juga. nice to see you again in this part.

aku harap jangan pernah bosen untuk ngasih comment sama vote buat aku ya.. #ngarep.com

----------------------------------------

Sembilan Belas

 

           

            Ini benar-benar sangat aneh. Setelah kejadian memalukan yang terjadi dikamarku yaitu insiden masuknya sesosok pria yang mempunyai status duda rese, ehm! Aku menyebutnya duda rese karena dengan seenaknya saja dia masuk ke dalam kamarku. Memang anaknya tidur dikamarku semalam, tapi hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk seenaknya saja masuk kedalam kamarku bukan?! Apa namanya kalau bukan duda rese! Ughhh...

Dan sekarang, disinilah aku. Didalam mobil mahal milik daddy Ve. Sebenarnya aku ingin membawa mobilku sendiri tapi karena wajah Ve mendadak menjadi murung ketika aku mengutarakan keinginanku itu, maka jadilah aku berada di mobil yang sama dengan duda rese itu. sedari tadi diantara kami berdua tidak ada yang saling berbicara, kecuali Ve yang selalu berusaha mencairkan suasana dengan ocehan-ocehan lucunya.

Tidak terasa akhirnya mobil mewah ini berhenti disebuah pusat perbelanjaan terkemuka, dan otomatis ini adalah milik Harry suami Dira. Mungkin dari luar, kami terlihat seperti orang yang berbahagia karena kehidupan kami yang begitu lengkap. Seorang wanita dan seorang laki-laki berdampingan dengan seorang anak perempuan lucu berada ditengah-tengan mereka. Tapi sejujurnya untukku suasana ini benar-benar sangat aneh, rasa canggung dan atmosfer dingin sangat terasa diantara kami.

“Daddy Mommy.. ayo pergi beli mainan” Ve menggoyangkan tangan kami berdua yang masih menggandengnya. Tangan kananku menggandeng tangan kiri Ve sedangkan tangan kiri daddynya menggandeng tangan kanan Ve, keluarga harmonis bukan? Jawabannya adalah bukan!

Belum sempat kami bertiga berjalan lebih jauh lagi mendadak banyak kerumunan orang menyerbu kami. Dari pakaian, kamera, dan mikrofon yang dibawa oleh mereka sudah dapat dipastikan mereka adalah para wartawan.

Ranny.. siapa laki-laki dan anak ini?

 apa mereka adalah orang terdekatmu?

 Kapan kalian menikah?

Apa gadis cilik ini adalah anak kalian berdua?

Bukankah laki-laki ini adalah Ravellio Amadio Hardidjo pemilik beberapa bisnis yang ada di banyak negara?

Bisakah anda jelaskan untuk kepentingan apa kalian berdua bisa bersama-sama disini?

Sudah sejak kapan kalian berdua berhubungan dekat?

Bukankah Ravellio sedang dekat dengan model seksi itu?

Bisa jelaskan siapa Ranny ini untuk Ravellio?” rentetan pertanyaan yang diajukan oleh wartawan kepada kami. Aku menatap Ravellio dan meminta bantuannya sepertinya kami sama-sama terkejut. Nampak raut ketakutan diwajah Ve yang entah sudah sejak kapan berada digendongan Daddynya.

Akhirnya segerombolan orang berbaju hitam menyelamatkan kami. Kostum mereka mengerikan. Sangat mengerikan malah. Kami digiring masuk menuju sebuah lift dan aku hanya bisa pasrah karena sangat banyak orang yang tiba-tiba mengurung kami dan mengajukan begitu banyak pertanyaan disertai dengan kilatan blits dari kamera yang membuat mata sakit. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa berjalan dengan seorang laki-laki dan anak kecil diantara kami bisa menjadi separah ini.

dia Ranny bukan RaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang