PART8

2K 28 2
                                    

Tujuh

Shine bright like a diamond 

Shine bright like a diamond 

Find light in a beutiful sea 

I choose to be happy 

You and I......

"Hallo.." ucapku setelah mendengar dering ponselku. Saat ini aku baru selesai mata kuliah keduaku. 

"Hallo.. elo dimana Ran?" tanya Dira kepadaku. Aku melirik jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tanganku. Ternyata oh ternyata saat ini sudah waktunya aku menemui Dira dan menemaninya kemanapun dia mau. Hhhhhhhffftttt... 

"Ini gue mau nyamperin elo.. elo tunggu gue disana aja" kataku sambil beranjak keluar dari kelas. 

"Ya udah gue tunggu.. cepetan.. ga pake lama.." kata Dira dengan nada suara mengancam. 

"iye ah.. bawel lo.. gue kan udah janji sama elo.." jawabku langsung dan langsung memutuskan sambungan telfon dengan Dira. 

"Raya.. gue pulang duluan ya.. gue tinggal gapapa kan?" tanyaku pada Raya dan pamit kepadanya. 

"Iya.. gapapa.. ati-ati ya elo.." katanya dengan tersenyum dan mencium pipi kanan dan pipi kiriku. 

"gue mau nyari gebetan baru gue.. hahha.." kata Raya dengan nada suara yang terlihat sangat gembira. 

Aku hanya menanggapi dengan senyuman. Aku tidak tahu kata-kata apa yang pas untuk Raya. Lagipula aku juga tidak ingin membuatnya mempunyai harapan yang lebih kepada laki-laki yang baru saja bertatapan muka 1 kali dan hanya selama 2 jam itu. 

Aku berlari menuju Dira dengan sangat buru-buru. Aku sangat malas jika harus mendengar ocehan Dira saat ini. Otakku juga masih tidak berfungsi dengan baik apalagi setelah mendengar kabar yang sangat mengejutkan dari kakakku-aku akan bernasib sama seperti Dira.

Brukkkk... 

Dug...

"aduuuuhhhh... sakittt..." refleks aku menjerit karena aku merasa telah menubruk sesuatu dan akhirnya tersungkur dan terjatuh. Mengakibatkan pan***ku dengan cantiknya mencium jalanan yang saat ini aku lewati. Benar-benar sangat sakit. 

"heh... elo tuh ya.. kalo lagi jalan pake mata donk.. mata elo ada dimana sih? Dasar cewek ga tau aturan" maki orang yang tadi menabrakku. Aku merasa sangat tidak terima dengan ucapannya saat ini. Bukan hanya aku yang salah, dia juga salah kenapa dia dengan seenaknya memaki-maki aku. 

"apa elo bilang?" kataku ketus kepada orang-wanita yang memaki-makiku tadi. Aku menatapnya dengan sangat tajam. Aku bangkit dari posisi dudukku saat ini. Walaupun pinggangku sangat sakit aku berusaha untuk bangkit. 

"elo ga denger gue ngomong apa barusan ha? Gue ini anak dosen disini. Jadi elo jangan nyari masalah sama gue" teriak wanita songong ini tepat didepan wajahku. 

Belum sempat aku mengucapkan kata-kata yang akan membela diriku ada suara... 

"ada apa ini?" tanya seorang laki-laki kepada kami berdua. Aku mengalihkan pandanganku kepada laki-laki ini. Menurutku dia memiliki wajah yang tidak membosankan. Dia mempunyai rambut yang berwarna hitam legam, hidung yang lumayan mancung dan tinggi yang sangat sempurna untuk ukuran badannya yang terlihat sangat atletis. 

"sayang.. dia tadi jalan ga pake mata.. terus tadi dia nabrak aku.." kata wanita yang tadi memaki-maki aku kepada laki-laki itu dan kemudian bergelayut manja dilengan laki-laki itu. 

"sorry.. emang gue kalo jalan ga pake mata.. gue jalan pake kaki gue.." kataku sembari mengenakan topiku. Aku melangkah pergi dari tempat aku berada saat ini. Aku malas mengurusi masalah yang tidak penting sama sekali ini. 

dia Ranny bukan RaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang