Chapter Twelve

112 14 0
                                    

"Jesse, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanyaku dengan nada pelan. "Tidak, Ash. Kau seharusnya tidak disini. Kau membuang banyak waktu untuk kenal denganku." Katanya.

"Apa maksudmu, Jesse? Aku menyukaimu, kenapa aku harus membuang waktuku untuk kenal denganmu? Setiap menit yang aku lewati denganmu adalah 60 detik yang akan aku ingat kembali saat aku berangkat tidur." Kataku. Ia hanya terdiam, tanpa kata. "Jesse, aku menyukaimu." Kataku, entah kenapa kata-kata itu begitu mudah keluar dari mulutku. "Karena taruhan itu?"

"Karena laki-laki sepertimu tidak mungkin ditemukan." Aku melanjutkannya, ia terdiam, matanya terpaku di kedua mataku. Hijau dan biru bertemu, entah apa sensasi itu aku tak bisa menggambarkannya. Bibirnya yang pucat entah kenapa terlihat sangat merona. "Kau yang merubah persepsiku tentang laki-laki, aku menyukaimu. Aku menyukai sikap dinginmu ke setiap orang, namun senyum hangatmu yang bisa membuat hariku menjadi lebih baik. Kau, kau aneh, Jesse. Kau berbeda." Jelasku. Matanya tetap terpaku. "Jika aku bisa mulai dari awal, aku tak ingin mengata-ngataimu kepada Olivia, agar dunia langsung tahu bahwa aku menyukaimu. Bahwa disini hiduplah seorang laki-laki bernama Jesse yang tidak akan bisa ditemukan dimanapun." Kataku. Matanya berkedip. Namun tetap stuck di mataku. "Jesse, ku mohon. Aku menyukaimu." Kataku. Cup! Ia langsung mencium bibirku dengan cepat, lalu pergi dengan tasnya.

Ya tuhan. Kurasa jantungku berhenti berdetak. Entah apa sensasinya, benar-benar tak bisa ku gambarkan secara pasti. Sedih, senang, kesal, marah, semuanya bersatu, hanya dari tatapan matanya yang hijau. Ya tuhan, aku mencintai Jesse. Ia laki-lakiku. Karena laki laki sepertinya tidak mungkin bisa ditemukan.

JESSE (because a boy like you is impossible to find)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang