Baby - part 1

5.2K 145 1
                                    

Happy Reading

***

Seorang gadis melangkahkan kakinya melewati setiap koridor untuk menuju ke kelasnya. Senyuman manis terus mengembang menghiasi wajah cantik dan manisnya. Tatapan memuja terus diberikan oleh para siswa kepadanya.

"Hey,(Nam..)." Sapa Salsha,sahabat sekaligus teman sebangkunya.

"Hey,Sha." (Namakamu) kemudian meletakkan tas ranselnya dan duduk dibangkunya.

(Namakamu)? Dia (Namakamu) Azalia,seorang gadis berparas cantik,putih,manis,dan tinggi. Ia memiliki rambut sebatas pinggang yang selalu ia biarkan tergerai dan dibawahnya sedikit curly. Bola matanya berwarna coklat pekat dan berotak cerdas.

Salshabilla Adriani,sahabat sekaligus teman sebangku (Namakamu). Salsha memiliki paras yang cantik,putih,dan bola mata berwarna hitam pekat. Ia memiliki rambut sebatas pinggang dan dibawahnya sedikit curly.

"(Nam..)?"

"Hm." (Namakamu) menjawab hanya dengan deheman kecil membuat Salsha berdecak sebal. Ia mengambil buku pelajaran Biologi yang tengah dibaca (Namakamu). (Namakamu) pun mengalihkan pandangannya kepada Salsha.

"Apaan sih,Sha? Siniin deh buku gue." (Namakamu) meminta bukunya kepada Salsha namun Salsha tak memberikannya. Ia menyembunyikan buku pelajaran (Namakamu) dibelakang punggungnya.

"Dengerin gue ngomong dulu baru gue kembaliin buku lo."

"Oke. Buruan lo mau ngomong apa?"

"Gue mau ngomong tentang Iqbaal." Raut wajah (Namakamu) berubah menjadi malas. Ia mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kalo lo mau bahas tentang dia,gue malas dengerin."

"Gue tau kalo lo musuhan sama Iqbaal. Tapi yah dengerin lah sahabat lo ini ngomong."

Iqbaal? Iqbaal Dhiafakhri,seorang pria yang berperawakan tinggi,tampan dan merupakan idola di SMA ini. Menurut (Namakamu),Iqbaal adalah cowok yang nyebelin,sok kecakepan,dan songong. Iqbaal adalah musuh (Namakamu). Apabila mereka bertemu,mereka saling melempar tatapan sinis dan membuang muka satu sama lain. Mereka juga sering beradu mulut,bahkan berdebat hanya karena masalah sepele. Bukan hanya disekolah,di lingkungan tempat tinggal pun mereka begitu. Apartement Iqbaal dan apartement (Namakamu) bersebelahan.

"Oke gue dengerin. Tapi sambil gue tutup kedua kuping gue." (Namakamu) terkekeh sedangkan Salsha menatap (Namakamu) dengan sinis.

"Anjirr lo. Sama aja lo gak denger."

"Oke gue denger lo ngomong tentang dia. Tapi cuma kali ini doang."

"Gapapa deh. Yang penting lo mau denger."

"Buruan ngomong."

Salsha menarik nafas dan menghembuskannya. "Lo tau gak?"

"Gak."

"Gue belum ngomong kali."

"Yaudah buruan! To the point!" Tekan (Namakamu).

"Iqbaal sama Dianty pacaran. Ini jadi trending topik di sekolah ini tau gak." (Namakamu) menatap Salsha dengan wajah datar.

"Gue kira lo mau ngomong apa. Ternyata itu doang. Huft,balikin buku gue." (Namakamu) merampas buku yang ada digenggaman Salsha yang ada dibelakang punggungnya.

"Gue belum selesai. Dengerin dulu kali." Salsha terus merengek layaknya anak kecil seraya menggoyang goyangkan bahu (Namakamu).

"Yaudah lanjutin!"

"Lo tau gak,waktu Iqbaal nembak Dianty itu. Uhh romantis banget. Gue aja yang cuma liatin nge fly saking romantisnya. Trus banyak yang videoin gitu. Keknya video nya dimasukin di youtube deh. Gue jadi iri liat mereka berdua."

(Namakamu) menatap Salsha dengan wajah datar. "Siapa?"

"Gak tau siapa yang masukin. Tapi kemarin gue liat di youtube videonya ada."

"Maksud gue siapa yang nanya bego." Salsha mencibirkan bibirnya.

"Lo mah gak bisa jadi pendengar yang baik. Seharusnya lo itu tanggapin kek."

"Ngapain gue tanggapin berita kek gitu. Gak penting tau gak!" (Namakamu) kembali membaca bukunya.

"Oh iya. Bukannya waktu lo ultah, Aldi kasih suprise ke lo kan?" Sambung (Namakamu). Salsha menganggukkan kepalanya. "Iya. Dia juga gak kalah romantis kok sama Iqbaal."

"Nah terus kenapa lo iri sama tuh cungkring dengan Dianty? Kan lo juga pasangan romantis. Aldi romantis kan sama lo?" Tanya (Namakamu).

"Iya juga sih." Pandangan Salsha kemudian teralih kepada Iqbaal yang baru saja memasuki ruang kelas. Iqbaal dengan gaya khasnya berjalan dengan angkuh memasuki ruang kelas dengan tangan yang ia masukkan kedalam kantongnya. Tak lupa kesan dingin menambah wajah tampannya.

"Liat tuh Iqbaal baru masuk. Pasti udah mesra mesraan tuh sama Dianty." Cibir Salsha.

"Lo bisa diem gak sih Sha?" Tanya (Namakamu).

"Sayangnya gak bisa tuh (Nam..). Lo mau apain gue kalo gue gak bisa diem?" (Namakamu) sangat kesal terhadap Salsha. Ia menutup bukunya dan mengangkatnya hendak melemparkannya kepada Salsha. Namun,Salsha menghindari lemparan tersebut dan malah kena Iqbaal yang sedang berjalan. Iqbaal menghentikan langkahnya dan mengambil buku tersebut. Ia sudah tahu siapa pemilik buku ini.

"Sebenarnya mau lo tuh apa sih,(Nam..)? Gue jalan baik baik tapi lo lemparin gue pake buku ini." Iqbaal melempar buku tersebut dan jatuh tepat di meja yang ada dihadapan (Namakamu).

"Asal lo tau yah,gue itu gak sengaja." (Namakamu) berucap tanpa mengucapkan kata maaf sedikitpun. Itulah (Namakamu). Meski ia yang berbuat salah tapi tetap saja ia tak mau meminta maaf. Gengsi,-

"Pake alesan gak sengaja lagi. Lo pikir gue itu bodoh percaya sama ucapan lo? Gue tau kok kalo lo itu sengaja." Semua siswa yang ada didalam kelas menyaksikan perdebatan antara Iqbaal dan (Namakamu).

"Yaudah kalo lo gak percaya. Gue gak butuh kepercayaan dari lo. Emang lo itu siapa?" Iqbaal menggeram kesal. Seandainya yang ia hadapi adalah cowok,maka sudah dari tadi Iqbaal mengajaknya beradu kekuatan. Seperti berkelahi.

"Emang kita itu musuh,(Nam..). Tapi lo gak usah cari gara gara duluan deh sama gue."

"Oke. Kita gak usah debat. Lebih baik lo kembali ke bangku lo tuh." (Namakamu) mempersilahkan Iqbaal untuk duduk dibangkunya. Iqbaal pun menurutinya. Lagipula ia sudah lelah untuk berdebat dengan cewek darat ini,-

***

Iqbaal melangkah menuju apartementnya. Tapi,ada yang lain dari apartementnya. Sebuah keranjang telah terletak di depan apartementnya. Keranjang siapa itu? Apa itu untuknya? Lalu siapa yang telah memberikannya? Ia pun melangkah mendekati keranjang tersebut untuk melihat apa isi keranjang itu. Tunggu dulu. Bagaimana jika isinya adalah bom atau makhluk melata yang dikirimkan (Namakamu) untuk mengerjainya? Terdengar suara gumaman kecil yang berasal dari keranjang tersebut. Tidak mungkin jika itu isinya adalah bom atau makhluk melata yang dibayangkan Iqbaal tadi. Iqbaal kemudian melanjutkan langkahnya untuk menghampiri keranjang itu. Ia kemudian berjongkok dan mengambil keranjang tersebut.

Astaga seorang bayi. Siapa yang telah membuang bayi ini dan meletakkannya didepan apartemennya? Ada ada saja orang itu. Iqbaal kan tidak pandai dalam mengurus seorang bayi. Bagaimana jika ada orang lain yang tahu? Tidak mungkin jika Iqbaal akan membuang bayi nan manis ini. Iqbaal memutuskan untuk merawat bayi ini. Toh,ibu bayi ini pasti akan datang lagi untuk mengambil bayi ini. Iqbaal pun membawa masuk bayi tersebut kedalam apartementnya.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang