Happy Reading
***
Nb: Iqbaal,(Namakamu) dan Rafi sekarang ada di apartement Iqbaal yah.
"Baal." Sejenak,Iqbaal menghentikan aktivitas membaca bukunya dan menoleh kearah (Namakamu) yang barusan memanggilnya. Tampak (Namakamu) yang memandang Iqbaal dengan tatapan tajam.
"Apa? Gue salah apa lagi?"
"Lo tadi ke minimarket beli apaan aja?" Iqbaal berfikir untuk mengingat apa saja yang telah ia beli di minimarket.
"Gue beli susu formula,pampers,botol susu,perlengkapan mandi bayi,sama bubur doang."
"Nah itu yang mau gue tanya. Lo beli bubur untuk siapa?" Iqbaal mengernyit mendengar pertanyaan dari (Namakamu) tersebut. "Ya buat Rafi lah. Masa buat anak tetangga." Cibir Iqbaal.
"Buat Rafi? Terus kenapa lo beli super bubur? Rafi kan masih bayi,kenapa lo beli buat dia super bubur coba? Seharusnya lo beli bubur promina,sun,atau gak serelac. Lo malah beli super bubur." (Namakamu) terus merutuki kesalahan Iqbaal. Sedangkan Iqbaal,ia malah mengangkat kedua bahunya acuh dan kembali melanjutkan membaca bukunya.
"Ihh,Iqbaal! Lo dengerin gue ngomong gak sih? Pokoknya lo harus beli bubur bayi buat Rafi. Jangan beli super bubur lagi." Tekan (Namakamu).
"(Namakamu) sayang,kalo beli bubur juga harus disesuaiin sama umur si bayi."
"Terus umur Rafi berapa?"
"Nah,itu masalahnya gue gak tau umur Rafi udah berapa bulan."
Tok tok tok
Suara ketukan pintu itu membuat perdebatan antara (Namakamu) dan Iqbaal terhenti. Iqbaal kemudian bangkit dan hendak membuka pintu. Entah siapa yang telah bertamu malam malam begini di apartementnya. Saat Iqbaal membuka pintu apartementnya,ia tak melihat siapa siapa disini. Ia menengok ke arah kiri dan kanan tapi sayangnya tidak ada orang yang ia lihat. Mungkin orang iseng,pikir Iqbaal. Tatapan Iqbaal kemudian teralih kebawah. Dilihatnya sepucuk surat terletak dilantai. Iqbaal pun membungkukkan badannya untuk mengambil surat tersebut. Setelah itu,ia kembali menutup pintu apartementnya dan melangkah memasuki apartementnya.
"Apaan tuh?" Tanya (Namakamu) saat melihat Iqbaal masuk dengan menggenggam sepucuk surat.
"Gue juga gak tahu." Iqbaal kembali menjatuhkan bokongnya di kursi tempat ia duduk tadi.
"Siniin,biar gue liat." Iqbaal menyerahkan surat tersebut dan (Namakamu) menerimanya. (Namakamu) langsung membuka surat tersebut dan mulai membacanya.
"Kalian pasti bertanya berapa umur Rafi? Rafi baru berumur 3 bulan dan belum boleh diberikan bubur bayi maupun susu formula. Cukup berikan dia susu asi yang akan saya kirimkan setiap harinya. Besok waktunya Rafi di imunisasi. Tolong bawa Rafi di posyandu terdekat. Namanya sudah terdaftar di posyandu tersebut." Iqbaal mengeryit heran mendengar isi surat yang dibaca oleh (Namakamu).
"Keknya dia sengaja deh nitipin Rafi ke gue. Siapa sih ibunya Rafi? Emang gue kenal gitu sama ibunya?"
"Lo nanya sama siapa,Baal? Gue? Gue mah gak tau siapa ibunya. Kan lo yang nemuin."
"Gue juga tau kali kalo lo gak tau."
"Trus kalo lo tau kenapa lo nanya lagi?"
"Emang gue nanya ke lo? Gak kan."
"Trus kalo bukan ke gue,lo nanya sama siapa? Kan kita disini cuma berdua."
"Kita bertiga,(Nam..). Lo lupa kalo ada Rafi? Atau lo pengen banget yah berduaan sama gue?" Goda Iqbaal. (Namakamu) langsung meninju bahu Iqbaal sehingga Iqbaal meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
Random' Baby ' Part 1 ( Percobaan ) ' Ashilah ' Happy Reading *** Seorang gadis melangkahkan kakinya melewati setiap koridor untuk menuju ke kelasnya. Senyuman manis terus mengembang menghiasi wajah cantik dan manisnya. Tatapan memuja terus diberikan oleh...