Baby - part 15 (lastpart)

3.4K 132 5
                                    


Happy Reading

_____________________________________________________

***

Bunda Rike telah pulang dari apartement Iqbaal untuk kembali ke kediamannya setelah menyuapi Rafi dan mengajak Rafi bermain. Bahkan Bunda Rike telah memandikan Rafi,mengganti popoknya,dan membuatkan Rafi susu. Bunda Rike rela menggantikan tugas (Namakamu) seharian ini mengurus Rafi. Bunda Rike bilang bahwa Rafi itu cucunya jadi wajar jika ia melakukan ini demi cucunya.

(Namakamu) masih tetap berada didalam apartement Iqbaal mengawasi Rafi hingga Rafi tertidur. Dan Iqbaal turut berada disebelah Rafi menyaksikan Rafi hingga tertidur. Setelah Rafi benar-benar tertidur dengan pulas,barulah (Namakamu) menghembuskan nafasnya dengan lega. (Namakamu) melirik kearah Iqbaal yang ada dihadapannya yang tengah memandangi Rafi yang telah tertidur.

"Baal?"

"Hm?"

"Lo setuju dengan apa yang dibilang sama Bunda lo tadi siang?" Tanya (Namakamu). Iqbaal kemudian berhenti memandang Rafi dan beralih untuk memandang (Namakamu) yang ada dihadapannya.

"Kalo gue sih setuju aja. Gue gak bisa nolak dengan apa yang diperintah sama Bunda gue. Meskipun Bunda gue nyuruh gue buat nikahin lo,gue bakal lakuin." (Namakamu) tercengang dengan penuturan yang Iqbaal tuturkan sebagai jawaban atas pertanyaannya. Sungguh,Iqbaal adalah sosok anak yang berbakti kepada orang tuanya. Sehingga rela menuruti semua permintaan orang tuanya tanpa ada kata bantahan. (Namakamu) jadi kurang yakin untuk menolak perintah Bunda Iqbaal.

"Jadi lo setuju gitu aja?"

Iqbaal mengangkat kedua bahunya. "Ya gitu. Mau gimana lagi."

"Semudah itu lo nurutin perintah Bunda lo. Lo nurutin berarti lo menjawab 'iya' kalo Rafi itu anak lo."

"Bukan Cuma gue. Tapi anak lo juga. Anak kita berdua." Ralat Iqbaal.

"Tapi kenyataannya Rafi itu bukan anak kita berdua." Sergah (Namakamu).

"Sorry kalo gue udah ngelibatin lo dalam masalah Rafi. Seharusnya dulu lo nolak buat bantuin gue ngurusin Rafi."

"Bukan itu sekarang masalahnya,Baal. Seharusnya kita berdua buktiin sama Bunda lo kalo Rafi itu bukan anak kita. Buat buktiin yang kita bilang waktu itu benar."

"Lalu caranya?"

"Tes DNA."

"Hah? Tes DNA? Lo tega ngebiarin Rafi yang berumur 10 bulan diambil darahnya untuk uji tes DNA?"

"Yah mau gimana lagi. Cuma itu caranya buat ngebuktiin."

"Oke gue bakal minta sama Bunda kalo kita bertiga bakal lakuin tes DNA. Dan lo harus inget,apapun itu hasilnya nanti lo harus terima."

"Oke. Apapun hasilnya gue bakal terima."

***

Kini mereka semua Rafi,Iqbaal,(Namakamu),Bunda Rike,serta Mama Anna (Mama (Namakamu)) tengah berada disalah satu rumah sakit swasta. Mereka semua tengah menunggu hasil tes DNA yang telah Iqbaal,(Namakamu) serta Rafi lakukan. Tak lama kemudian datanglah seorang perawat yang tengah membawa sebuah amplop yang berisi hasil tes DNA tersebut. Perawat tersebut memberikan amplop tersebut kepada Iqbaal untuk dibuka. Setelah Iqbaal,menerima amplop tersebut,perawat tersebut kemudian berlalu untuk pergi.

'Pasti hasilnya negative.' Batin (Namakamu).

Iqbaal melirik kearah (Namakamu),Bunda Rike serta Mama Anna seolah meminta persetujuan dari mereka untuk membuka amplop yang tengah ia pegang. Semuanya mengangguk secara bersamaan. Dengan hati-hati,Iqbaal merobek perekat amplop tersebut dan mengeluarkan selembaran hasil tes DNA dari amplop. Perlahan Iqbaal melihat dan membaca hasil dari tes DNA tersebut. Ini bagaikan ia membaca surat dari sekolah penentuan kelulusan. Akan tetapi ia lebih tegang saat membuka dan mulai membaca surat hasil tes DNA ini. Mendadak jantungnya memompa dengan cepat,nafasnya memburu,lututnya seakan lemas seperti jelly yang sekarang tidak kuat menahan bobot tubuhnya. Mengapa hasilnya bisa seperti ini? Apakah tidak ada kesalahan teknis?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang