Baby - part 7

1.6K 83 1
                                    

Happy Reading!!!

Tiga bulan telah berlalu. Kini Rafi tumbuh menjadi anak yang aktif. Mulai bisa merangkak,menggumam kata kata yang tidak jelas,bahkan sering berguling guling di karpet membuat Iqbaal maupun (Namakamu) kualahan melarang Rafi. Mereka takut bila Rafi nantinya terbentur lantai.

"Baal,gue ke dapur dulu yah. Mau buatin Rafi bubur." Iqbaal mengangguk tanpa menoleh kearah (Namakamu). Ia tengah sibuk bermain dengan Rafi. (Namakamu) segera berlalu kearah dapur untuk membuat bubur.

Tingnong tingnong

"Siapa sih yang bertamu sore sore begini? Hari minggu juga." Iqbaal bangkit dari duduknya dan melangkah dengan malas untuk membuka pintu. Saat Iqbaal telah membuka pintu,alangkah terkejutnya ia melihat siapa yang telah datang.

"Dianty!" Seru Iqbaal.

"Kenapa? Kamu gak suka yah liat aku datang ke apartement kamu?" Iqbaal menggeleng. "Gak gitu Cuma-

Ucapan Iqbaal terhenti saat melihat ekspresi Dianty yang tengah terkejut. Iqbaal kemudian menoleh menatap arah tatapan Dianty. Sontak ia membulatkan kedua matanya saat melihat Rafi yang tengah merangkak kepadanya seraya mengulur tangannya dikaki Iqbaal bermaksud ingin digendong. Tak lama kemudian muncullah (Namakamu) yang tengah membawa semangkuk bubur.

"Rafi makan dulu yuk!" Seru (Namakamu). (Namakamu) iku terkejut tatkala melihat Dianty yang berdiri di pintu apartement Iqbaal. Dianty menyaksikan semuanya. Dianty telah melihat adanya Rafi disini. Iqbaal mengacak rambutnya frustasi. Pasti Dianty akan berpikir yang tidak tidak.

"Aku gak nyangka sama kamu,Baal. Ternyata kamu udah punya anak sama (Namakamu) dan tinggal di apartement bareng. Pantesan aja kamu jarang ngajak aku main ke apartement kamu dan ngelarang aku buat main ke apartement kamu. Dan ternyata ini alasan kamu." Iqbaal menggeleng. Dugaan Dianty semua salah. "Kamu salah,Dant. Ucapan kamu gak bener. Biar aku jelasin."

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi! Semuanya udah jelas. Mulai sekarang kita putus!" Tekan Dianty. Ia kemudian meninggalkan apartement Iqbaal dengan deraian air mata.

"Please Dant. Kita gak boleh putus. Dengerin penjelasan aku dulu." Teriak Iqbaal. Percuma Iqbaal teriak,Dianty tak juga mendengarnya.

"Kejar Dianty gih. Gue gak mau kalo Dianty kira gue rebut lo dari dia. Jelasin semuanya sebelum Dianty pergi jauh." Iqbaal mengangguk. Ia segera berlari untuk mengejar Dianty. Sedangkan (Namakamu) mengambil alih Rafi dari Iqbaal. Iqbaal berlari dengan cepat mengejar Dianty. Nasib baik berpihak pada Iqbaal. Ia menemukan Dianty yang tengah berjalan di lobi. Ia menahan lengan Dianty agar berhenti. Merasa lengannya ditahan oleh seseorang,Dianty menoleh dan melihat Iqbaal yang menatapnya dengan mata sayu. Ia kemudian memberontak agar lengannya dilepas oleh Iqbaal.

"Lepas,Baal. Lengan aku sakit." Iqbaal menggeleng. Ia kemudian menarik Dianty kearah taman yang berada di sekitar. "Aku gak mau lepasin sebelum kamu denger penjelasan aku."

"Penjelasan apalagi sih? Bukannya semua udah jelas kalo kamu sama (Namakamu) punya anak?"

"Kamu salah paham,Dant. Rafi itu bukan anak aku sama (Namakamu). Dia itu ehm ponakan aku. Dia nitipin Rafi ke aku selama beberapa bulan gitu." Dianty kemudian menatap manik hitam milik Iqbaal mencoba mencari kebohongan yang tersirat melalui matanya. "Kamu bener kan? Gak bohong sama aku,kan?" Iqbaal menggeleng seraya tersenyum tipis. "Gak. Aku gak bohong sama kamu. Aku jujur apa adanya." Sontak Dianty memeluk Iqbaal dan Iqbaal pun membalas pelukan Dianty. Lama mereka berpelukan hingga Iqbaal melepas pelukannya. "Jadi kita balikan nih?" Dianty mengangguk pertanda iya. Iqbaal kembali memeluk Dianty pertanda ia merasa senang. "Kalo gitu sekarang aku anter kamu pulang yah? Aku gak mau kamu pulang sendirian.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang