Shinta yang hilang semangat sejak Banyu memutuskan hubungan mereka kini mulai berfikir bahwa Shinta ikut andil dalam masalah ini, Shinta tidak cukup banyak membantu Banyu dalam memberikan penjelasan pada Adia, mungkin sebaiknya Shinta harus mendalami perasaan Adia sebelum Banyu menjelaskan situasinya pada Adia.
Shinta memutuskan datang ke kantor Banyu untuk membicarakan semuanya secara perlahan, mungkin mereka akan menemukan solusi yang baik untuk kelanjutan hubungan mereka nanti. Shinta telah meminta restu kedua orangtuanya untuk menemui Banyu dan berharap masih ada titik terang dalam hubungan mereka sehingga masih bisa diperbaiki. Orangtua Shinta sepenuhnya memberikan keputusan kepada Shinta dan berharap yang terbaik untuk Shinta.
---0o0---
Tiba di kantor Banyu, Shinta diberi arahan menuju ruangan Banyu, awalnya Shinta terkejut dengan jabatan Banyu, memang Shinta berfikir bahwa Banyu cukup memiliki jabatan yang bagus di kantor melihat mobil yang dikendarainya tapi Shinta tidak pernah terfikir kalau Banyu itu seorang CEO.
Tiba di lantai yang dimaksud petugas resepsionis di bawah tadi Shinta melihat sekeliling untuk bertanya arah yang harus di tuju sampai ia melihat sebuah meja besar didekat sebuah ruangan yang tertutup, Shinta segera menghampiri meja itu dan bertanya.
"permisi, bisa bertemu dengan Banyu, maksud saya Pak Banyu?" ucap Shinta sedikit gugup.
"pak Banyu sedang tidak di tempat, maaf sebelumnya kalau boleh tahu dengan Ibu siapa?" tanya wanita yang berdiris dibelakang meja itu dengan ramah.
"saya Shinta, kalau boleh tahu pak Banyu sedang kemana ya?kira kira kapan kembali ke kantor?"
"pak Banyu sedang kurang sehat, beliau sedang istirahat jadi mungkin minggu depan beliau baru hadir di kantor, ada keperluan apa ya kalau saya boleh tahu?biar nanti saya sampaikan sore nanti."
"sakit?sejak kapan ya?" tanya Shinta terkejut mendengar Banyu sakit.
"maaf bukan saya tidak ingin memberitahu tapi saya harus tahu Ibu ini siapa dan ada keperluan apa dengan Pak Banyu?" Shinta yang menyadari kekeliruannya pun akhirnya menjawab pertanyaan wanita itu.
"saya Shinta, saya datang untuk bertemu, saya bingung bagaimana menjelaskannya" ucap Shinta sambil berfikir kata kata yang cocok untuk menjelaskannya.
"baiklah saya akan mencatat nama Ibu dan melapor pada pak Banyu nanti sore"
"gak perlu deh mba, nanti saya cari tahu sendiri saja, ini kartu nama saya, mungkin mba butuh cake bisa datang atau menghubungi nomor tersebut dan ini cake yang saya bawa, silahkan diambil dan dinikmati dengan teman teman lainnya, saya permisi" ucap Shinta sambil memberi cake yang tadi dibawanya dan berlalu.
Shinta segera menghubungi ibunya, meminta tolong sang Ibu untuk menelepon mamahnya Banyu dan menanyakan keadaan Banyu. Shinta sempat terkejut saat Ibunya memberitahu bahwa Banyu sedang ddirawat di rumah sakit, Ibunya kemudian memberitahukan nama rumah sakit beserta no kamar rawatnya.
Shinta mampir ke toko untuk mengambil cake lain yang akan dibawa ke rumah sakit bersamanya untuk menjenguk Banyu.
Tiba di rumah sakit Shinta sempat ragu, tapi sambil jalan perlahan Shinta membulatkan tekad bahwa tujuannya adalah baik, jika memang mereka masih memiliki harapan pasti akan ada jalannya tapi jika memang tidak berjodoh biarlah Shinta melakukan satu hal yang baik.
Di depan kamar rawat Banyu Shinta menarik napas panjang dan bersiap mengetuk pintu sebelum seseorang memanggilnya.
"tante Shinta..."
Shinta menoleh karena mendengar ada suara yang memanggil namanya, ternyata itu suara Adia yang sedang berjalan ke arahnya sambil bergandengan tangan dengan sang Eyang Uti.
"selamat siang tante, hay Adia" sapa Shinta sambil tersenyum pada mamah Banyu dan Adia.
"siang, kamu tau dari mana kalau Banyu sakit?" tanya mamah Banyu.
"Shinta dateng ke kantor mas Banyu ada perlu eh staff nya bilang mas Banyu sakit, jadi Shinta ke sini deh, gak papa kan tante kalau Shinta mau lihat keadaannya mas Banyu?" tanya Shinta dengan ragu sambil menilai ekspresi mama Banyu.
"boleh donk tante, ayo masuk sama Adia" jawab Adia sambil menggandeng tangan Shinta dan menggiringnya masuk ke dalam kamar rawat.
Mama yang melihat kejadian itu cukup terkejut melihat sikap Adia yang sangat manis, seolah olah lupa dengan kata kata sang papah yang membuatnya histeris beberapa waktu lalu.
"Shinta" ucap Banyu perlahan karena terkejut melihat sosok Shita ada dihadapannya dan digandeng putri kecilnya.
"hay mas apa kabar?gimana keadaan mas?" tanya Shinta sambil melihat wajah Banyu yang pucat dan badan yang terlihat lebih kurus.
"kamu sama siapa?tau dari mana aku di sini?" tanya Banyu penasaran.
"sendiri, tau dari staff kantor kamu, nanti aja ya ceritanya, oh iya aku bawa cake, kamu boleh makan cake gak?brownies red velvet choco cream?" tanya Shinta sambil membuka kotak cake yang dibawanya.
"Adia mau, boleh gak tante?" tanya Adia semangat.
"boleh donk cantik" balas Shinta sambil memotong cake dan membaginya pada Adia juga mamah Banyu.Adia memakan cake nya bersama Banyu. Sambil makan cake mamah Banyu menceritakan kronologis kejadian kenapa Banyu bisa sampai dirawat di rumah sakit minus cerita histerisnya Adia karena ada Adia di sana.
Selesai menikmati cake, Laras datang dengan papahnya, akhirnya mamah Banyu dan Adia pulang di antar papah Banyu, sementara Laras yang berjaga malam ini di rumah sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adia's Wants
RomanceCerita pertama yang Aku publish di wattpad, semoga bisa meramaikan dan mewarnai pembaca wattpad. Dasar cerita yang standar tentang cinta, tapi gak melulu buat pasangan, ada cinta cinta lain yang bisa mewarnai hidup. selamat membaca, semoga suka....