Part 7

13.4K 744 0
                                    

Malam hari sebelum hari ulang tahun Adia, Banyu menyempatkan diri mengobrol dengan mamah dan papahnya.

"mah, pah, besok kan ulang tahun Adia, Banyu mau nyekar dulu ke makam, baru ngerayain ulang tahun" jelas Banyu pada orang tuanya.

"akhirnya" ucap papah singkat yang membuat Banyu bertanya.

"akhirnya apa pah?"

"akhirnya kamu merubah jalan pikiran kamu, setelah sekian lama Adia selalu merayakan ulang tahun dengan mamahnya di makam, kali ini kamu mau merayakan setelah ke makam, papah senang. Kamu tahu kan Adia itu masih kecil, seharusnya dia bisa ceria seperti anak anak lain saat ulangtahunnya, bisa merayakan ulang tahun dengan suka cita bukannya bersedih di makam, papah tahu maksud kamu baik, supaya Adia mengerti kalau mamahnya di sana tapi tetap saja dia itu masih kecil" jelas papah yang berhasil menyadarkan kekeliruan Banyu selama ini.

"mamah sama papah selama ini bukannya tidak perduli, tapi kami hanya ingin memantau sampai kapan kamu mau begitu, akhirnya semua mulai berubah, mamah senang" tambah mamah.

"makasih ya mah, pah, udah dukung Banyu selama ini, makasih juga selalu kasih wejangan untuk Banyu, Banyu gak ada artinya tanpa mamah dan papah" ucap Banyu terharu lalu memeluk kedua orang tuanya.

"jadi udah ketemu Shinta nih kayaknya?terus setuju donk?" tanya mamah semangat.

"iya mah, ternyata Banyu udah pernah ketemu Shinta sebelum kemarin di toko, waktu Banyu terlambat jemput Adia, Shinta juga menjemput keponakannya, dia malah nemenin Adia sampe Banyu dateng jemput" jelas Banyu yang membuat kedua orangtuanya tersenyum.

"bagus deh, jadi mau langsung lanjut atau masih mau pedekate dulu?mamah gak sabar mau punya mantu" balas mamah.

"biar Banyu yang jalan sendiri mah, urusan nanti biar kita lihat akan kemana, mamah dan papah doain aja yang terbaik, mudah mudahan ini jodohnya Banyu" ucap Banyu memohon doa orang tuanya.

"amiinn" jawab mamah dan papah kompak.


---0o0---

Pagi harinya Banyu mengajak orang tuanya, Laras dan Adia untuk ke makam almarhumah isterinya.

"mamah, Adia dateng sama tante Laras, papah ganteng, eyang uti sama eyang kung, tapi Adia minta maaf sama mamah, soalnya Adia gak bawa kue ulang tahun, papah bilang mau ulang tahun di rumah aja, mamah jangan marah ya, i love you" ucap Adia di pusara mamahnya yang membuat semua orang menahan rasa haru dengan kata kata Adia.

Papah memimpin doa untuk mendoakan almarhumah menantunya itu, selesai berdoa mereka kembali ke rumah. Banyu segera ke toko kue untuk mengambil pesanan kuenya.


---0o0---

Banyu tiba di toko kue dan mencari Shinta, tapi ternyata Shinta sedang keluar, jadi hanya karyawannya yang datang menemui dan menyerahkan cake pesanan juga pesan yang ditulis oleh Shinta sebelum pergi.

Pagi pak Banyu, maaf saya tidak di tempat karena ada urusan pribadi, ini cake ulang tahunnya semoga berkenan, tenang saja sesuai janji, saya yang membuatnya semua semalam, jadi pasti frostingnya sudah sempurna.
Semoga bapak sekeluarga menyukainya.
Regards
Shinta Prameswari
Nb: salam untuk Adia selamat ulang tahun dan saya akan traktir Adia sepotong cake juga cokelat panas sebagai hadiah ulang tahun, saya tunggu kedatangannya di toko.


Pesan itu membuat Banyu tersenyum lebar, selesai membaca pesan itu, Banyu segera melajukan mobilnya ke rumah karena sudah tidak sabar untuk mencoba cake buatan Shinta.


Tiba di rumah Banyu menyalakan lilin dan mereka sekeluarga bernyanyi lagu selamat ulang tahun untuk Adia, Adia meniup lilin dan memotong cake dengan semangat.

"wahh enak cakenya, lembut banget" ucap Laras saat menyuap cake.

"iya mamah suka deh" tambah mamah.

"Adia suka gak sayang?" tanya Banyu pada Adia yang sedang menikmati cakenya dengan perlahan.

"suka banget pah, enak, cantik lagi, jadi kasian sama princessnya klo di makan, ilang deh tangannya" ucap Adia sambil memperhatikan cake di tangannya dengan wajah polosnya yang berhasil membuat semuanya tertawa dengan tingkah Adia.

"kalau suka, kapan kapan kita dateng ke toko nya untuk nyobain cake yang lain, gimana?" tanya Banyu.

"setuju, Adia mau pah" balas Adia gembira.



Adia's WantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang