Part 4

13.8K 813 2
                                    

Shinta kembali ke toko setelah mengantar keponakan cantiknya kembali ke rumah dengan selamat. Ia jadi teringat percakapannya saat di rumah sepupunya tadi.

"kenapa lama sekali baru sampai rumah?"

"tanya saja pada Ayunda, Shnta sudah lelah menunggu" balas Shinta lesu.

"tante jangan gitu donk, jangan marah sama Adia, kan kasihan dia" jawab Ayunda sambil duduk di sebelah Shinta.

"tante kesel sama papahnya, kenapa lama banget sih datengnya, mana ujan lagi tadi, hampir satu jam nunggu, gak tau waktu banget" ucap Shinta menumpahkan kekesalannya.

"nanti klo papahnya Adia dimarahi, Adia pasti sedih, ya kan mah?" jawab Ayunda yang membuat Shinta mengerutkan keningnya, karna terdengar tidak masuk akal mengingat sikap Adia tadi saat papahnya datang menjemput.

"Adia itu sudah tidak punya mamah, mamahnya meninggal waktu melahirkan dia, biasanya yang menjemput itu tante atau eyang utinya, mungkin Adia sedang merajuk jadi papahnya yang menjemput untuk menyenangkan puterinya" jelas sepupunya Shinta yang berhasil membuat Shinta terkejut dengan fakta itu.

Shinta kembali melanjutkan pekerjaannya, menyiapkan surat pengiriman untuk wedding cake yang akan diantar sebentar lagi.


___0o0___

Shinta dan karyawannya Reza berangkat menuju sebuah ballroom hotel untuk membawa wedding cake pesanan salah satu kerabatnya yang sedang melangsungkan pernikahan, biasanya ia akan menyerahkan pengiriman kepada Reza sebagai Manajer Pelaksana, tapi kali ini Shinta mengantar sendiri karena ia merupakan tamu undangan juga sekaligus ingin memastikan cakenya tiba dengan selamat.

Tiba di ballroom hotel, Shinta memandangi dekorasi ruangan yang sangat cantik saat Reza mengatur cake di sudut ruangan yang terlihat sangat cocok dengan dekorasi ruangannya, Shinta tersenyum puas melihat hasil karyanya yang terlihat indah, tapi seseorang berhasil menginterupsinya dengan menyenggol lengannya.

"jangan menganga begitu, malu dengan yang lainnya" ucap Reza menggoda atasannya itu.

"ishh mengganggu saja, apa sudah beres semua?" jawab Shinta galak.

"sudah bos, ini surat tanda terimanya sudah di tanda tangani, sekarang saya akan pulang dan membiarkan bos saya yang sedang terkagum kagum ini sendirian" ucap Reza dengan nada meledek.

"sudah sana pergi, merusak kesenangan orang lain saja" usir Shinta. Reza meninggalkan Shinta sambil tersenyum, Reza masih merupakan kerabat Shinta jadi Reza terbiasa di perlakukan begitu oleh Shinta saat Shinta kesal

Acara berlangsung meriah selama kurang lebih 3 jam, selesai acara Shinta keluar dari ballroom yang berada di lantai 5 dan sedang menunggu lift.

"maaf permisi, anda yang tadi menemani puteri saya menunggu di sekolah kan?" tanya suara maskulin di sebelahnya yang berhasil membuat Shinta menengok.

"Oohhh anda papahnya Adia kan?" Shinta terkejut bertemu dengan pria itu lagi.

"iya maaf, saya belum memperkenalkan diri tadi, nama saya Banyu" ucap Banyu sambil mengulurkan tangan.

"Shinta" balas Shinta sambil membalas uluran tangan Banyu. Saat Shinta tengah mencoba menormalkan detak jantungnya, lift di depannya terbuka.

"maaf saya duluan, ohiya saya punya toko kue, ini kartu namanya, silahkan mampir" ucap Shinta sambil menyerahkan kartu nama yang memang selalu ada di dalam dompetnya dan masuk ke dalam lift yang hampir penuh itu.

Banyu menerima kartu nama itu dan memeperhatikan lift yang tertutup di depannya dengan keheranan.


Adia's WantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang