Acara lamaran tiba, keluarga besar Shinta sudah ramai berkumpul di kediaman orang tua Shinta. Shinta sendiri sudah rapi dengan kebaya berwarna biru tosca dan rambut yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat jatuh sempurna di pundak kirinya. Sambil menunggu kedatangan keluarga Banyu, Shinta dan keluarga yang lain mempersiapkan makanan juga minuman untuk suguhan setelah acara lamaran nanti.
Suara mobil beriringan memasuki halaman rumah Shinta, sepertinya Banyu dan keluarga besarnya sudah tiba. Orang tua Shinta bersiap di depan rumah menyambut calon besannya dan keluarga besar mereka.
Pembawa acara memulai acaranya, mempersilahkan Banyu beserta orang tua dan keluarga besarnya untuk masuk ke rumah orang tua Shinta dan menempati tempat yang telah disediakan, setelah keluarga Banyu menempati tempat duduk, lalu Pakdhe Yanto selaku orang yang di tuakan dari keluarga Banyu yang merupakan kakak dari papah Banyu memulai salam dan niat kedatangan keluarga mereka ke rumah orang tua Shinta.
Niat telah disampaikan, pembawa acara mempersilahkan tante Rahmi yang merupakan Adik dari ibunya Shinta untuk menjemput Shinta ke luar bertemu dengan Keluarga Besar Banyu dan akan memberikan jawaban secara langsung atas niat keluarga besar Banyu yang datang melamar Shinta untuk Banyu.
Shinta jalan dengan anggun sambil menunduk malu menuju kursi di hadapan keluarga Banyu. Pembawa acara memepersilahkan Banyu untuk bertanya secara langsung pada Shinta tentang niat kedatangannya.
Sambil berjalan perlahan, Banyu menuju Shinta dan mengajak Shinta berdiri dihadapannya agar mereka bisa saling menatap satu sama lain.
"Shinta Prameswari, wanita yang berhasil meluluhkan hatiku dan Adia, bersediakah kamu menerima lamranku?dan menjadi istriku serta bunda untuk Adia?" ucap Banyu sambil menggenggam tangan Shinta dan menatap mata Shinta dengan ketulusan.
Shinta tersenyum manis kearah Banyu sambil mengangguk dan menjawab "iya mas".
Sontak semua yang hadir bertepuk tangan sambil mengucap syukur. Pembawa acara meminta Banyu memasang gelang sebagai tanda lamarannya telah diterima, setelah memasang gelang, Banyu mengecup punggung tangan Shinta sebagai wujud rasa cintanya kepada wanita yang kini berdiri dihadapannya, Shinta yang tersipu malu dengan perlakuan Banyu itu hanya bisa menundukan wajahnya.
Setelah acara resmi, acara kembali dilanjutkan dengan makan siang yang sudah disiapkan keluarga Shinta.
"kamu mau makan apa mas?" tanya Shinta pada Banyu yang duduk disebelahnya.
"apa aja, asal kamu yang ngambilin pasti aku makan" jawab Banyu sambil tersenyum ke arah Shinta.
"bunda...", teriak Adia sambil berlari ke arah Banyu dan Shinta.
"jangan lari sayang, nanti jatuh" ucap Shinta melihat Adia yang berlari dengan gaun yang dikenakannya membuatnya sedikit khawatir.
"gak kok bunda, bunda Adia laper" ucap Adia sambil memasang wajah cemberutnya.
Shinta yang gemas , langsung mencium kedua pipi Adia,"iya bunda ambilin yah, kamu tunggu disini sama papa sebentar" ucap Shinta sambil tersenyum manis pada Adia dan merapikan rambut Adia yang sedikit berterbangan karena Adia berlari lari tadi.
"iya bunda sippp" ucap Adia dengan wajah sumringah dan mengacungkan jempolnya sebagai tanda setuju, Banyu yang melihat tingkah puterinya hanya bisa tersenyum dan membantu Adia duduk di kursi yang tadi diduduki Shinta.
Shinta mengambil dua piring makanan yang diisi dengan beberapa jenis lauk, Shinta sengaja memilih lauk yang tidak pedas untuk Adia makan.
Shinta duduk disebelah Adia dan memberikan satu piring pada Banyu, lalu Shinta sendiri memegang piring yang berisi makanan untuk Adia, dia berniat menyuapi Adia.
"kamu gak makan?" tanya Banyu heran melihat Shinta yang malah menyuapi Adia.
"nanti aja mas, abis nyuapin Adia" ucap Shinta sambil tersenyum pada Banyu. Banyu berdiri dari kursinya dan berpindah duduk disebelah Shinta.
"klo gitu aku yang nyuapin kamu aja, ayo Aa..." ucap Banyu sambil menyodorkan sesendok makanan kearah Shinta.
"apan sih mas, malu ah diliatin" ucap Shinta malu.
"ngapain malu, udah cepet buka mulut kamu, klo kamu gak makan aku juga gak makan" kekeuh Banyu sambil mengacungkan sendok didepan mulut Shinta.
Shinta yang merasa gemas akhirnya membuka mulutnya dan menerima suapan Banyu.
"ciyee papa nyuapin bunda..."goda Adia yang melihat kemesraan papa nya dengan calon bundanya itu. Wajah Shinta merah padam seketika karena malu Adia menggodanya seperti itu. Banyu malah terlihat santai dan menyendok makanan untuk dirinya sendiri.
Selesai makan dan berbincang sebentar keluarga besar Banyu pamit pulang.
Shinta mengantar Banyu hingga ke mobilnya. "mas pamit pulang, mulai sekarang kita dipingit, gak boleh ketemu, kamu istirahat yang cukup, dan jangan kangen" ucap Banyu pada Shinta sebelum masuk ke dalam mobil, lalu mengecup kening Shinta.
"iya mas, kamu juga jangan kerja terus, istirahat yang cukup, kayaknya kamu yang bakalan kangen aku" balas Shinta menggoda Banyu sambil mengedipkan matanya, Banyu hanya membalasnya dengan senyuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adia's Wants
RomanceCerita pertama yang Aku publish di wattpad, semoga bisa meramaikan dan mewarnai pembaca wattpad. Dasar cerita yang standar tentang cinta, tapi gak melulu buat pasangan, ada cinta cinta lain yang bisa mewarnai hidup. selamat membaca, semoga suka....