Shinta dan Banyu menjalani pingitan yang sangat ketat, bahkan ponsel mereka berdua ditahan oleh keluarga masing masing, alasannya agar rasa percaya diantara mereka semakin besar dan saat bertemu nanti ada rasa rindu yang luar biasa yang bisa mereka curahkan masing masing saat mereka sudah benar benar sah menjadi suami istri secara hukum negara dan agama.
Acara sakral itupun tiba. Banyu dan rombongan tiba di gedung pernikahan yang sudah dipersiapkan mereka sebelumnya. Ini bukan pernikahan pertama Banyu tapi rasa cemas, gugup, dan bahagia tetap tak bisa lepas dari Banyu untuk saat ini. Banyu dituntun duduk dihadapan penghulu dan Bapak Shinta, sementara Shinta masih 'disembunyikan' di suatu tempat hingga ijab kabul nanti terucap, barulah Shinta menemui suaminya.
Banyu bersiap mengucapkan ijab kabul dihadapan penghulu dan Bapak Shinta, tiba tiba Banyu merasa gugup setengah mati, wajah tegangnya tidak bisa disembunyikan lagi, dengan tangan yang mulai dingin karena gugup, Banyu menyambut uluran tangan Bapak Shinta dan menarik nafas panjang agar lebih relaks. Penghulu mengingatkan kata kata yang akan diucapkan Banyu dan Bapak Shinta. Bapak Shinta mulai mengucapkan ijab dengan membaca catatan kecil dihadapannya, lalu Banyu kembali menarik nafas panjang dan mengucapkan balasannya (kabul) dengan lantang dan lancar juga dalam satu tarikan nafas.
Saksi dan tamu yang menyaksikan mengucapkan syukur saat penghulu menyatakan "SAH", lalu pemimpin doa memanjatkan doa sebagai bentuk syukur atas kelancaran pembacaan ijab kabul.
Shinta dituntun keluar ruangan menuju Banyu yang kini telah berstatus sebagai suaminya. Banyu terpana melihat kedatangan Shinta yang terlihat sangat cantik dengan kebaya klasik berwarna putih bersih dan ekor kebaya yang sedikit panjang menjuntai serta kebaya tersebut membentuk pas di tubuh Shinta yang proporsional hingga membuat Banyu terpana.
Shinta dan Banyu menandatangani surat dan dokumen sebagai syarat sah nya pernikahan mereka di mata hukum, setelah itu Banyu menyematkan cincin di jari manis Shinta dan Shinta melakukan hal yang sama pada Banyu, lalu Shinta mengecup punggung tangan Banyu sebagai rasa hormat pada suaminya yang di balas kecupan sayang di kening Shinta oleh Banyu.
Acara dilanjutkan dengan sungkem kepada kedua orang tua dari masing masing pihak secara bergantian, ada rasa haru dan bahagia di sana. Shinta bisa mewujudkan impian Bapaknya yang ingin melihatnya menikah dan menjadi wali secara langsung.
Selesai acara sungkem, Shinta dan Banyu menerima ucapan selamat dari beberapa keluarga dan kerabat yang datang menyaksikan acara ijab kabul. Shinta menyambut dengan senyum bahagia, kadang diselingi senyum tersipu bila sepupunya atau sepupu Banyu menggoda soal malam pertama nanti.
Resepsi pernikahan di lanjutkan satu jam setelah acara ijab kabul usai, resepsi yang cukup meriah dengan 1000 tamu undangan dari teman, kolega, serta rekan bisnis Banyu dan Shinta.
"capek ya sayang?" bisik Banyu pada Shinta di pelaminan saat melihat istrinya mencoba meluruskan kakinya yang cukup pegal dengan heel 15 cm.
"iya nih pegel banget mas" jawab Shinta dengan wajah lelahnya.
"yaudah nanti aku pijitin deh di rumah" ucap Banyu berusaha menyenangkan Shinta yang dibalas dengan senyum.---0o0---
Selesai resepsi, Banyu dan Shinta pulang ke rumah orang tua Banyu, mereka memang memutuskan tinggal di sana, karena Adia bersekolah dekat sana dan Shinta akan tetap bekerja setelah menikah, jadi orang tua Banyu bisa menemani Adia saat Shinta dan Banyu bekerja.Shinta telah sleesai mandi dan sedang duduk di tepi tempat tidur kamarnya, sambil mengangkat kakinya ke atas kursi dan mulai memijit betisnya yang terasa sangat pegal.
"sini aku bantu" ucap Banyu saat keluar dari kamar mandi. Shinta hampir saja tersedak ludahnya sendiri saat melihat Banyu hanya mengenakan boxer dan kaus putih polos yang melekat pas di tubuhnya.
Banyu duduk di samping Shinta dan menarik kaki Shinta ke atas pangkuannya lalu mulai memijit betis Shinta, ternyata Banyu cukup pintar memijit sehingga membuat Shinta mulai mengantuk karena rasa nyaman.
"kamu tidur deh mendingan, udah ngantuk kayaknya" ucap Banyu tak tega melihat Shinta yang sudah menahan kantuknya.Shinta mengangguk dan naik ke atas tempat tidur lalu berbaring. Banyu berniat memberi night kiss sebelum Shinta benar benar pulas dan memposisikan tubuhnya di samping Shinta sambil menundukan wajahnya ke arah Shinta.
Shinta menerima ciuman Banyu yang sangat perlahan dan manis itu, tapi lama kelamaan malah Shinta yang semakin bersemangat, ia mulai mengalungkan lengannya di leher Banyu. Banyu yang mendapat balasan positif akhirnya memindahkan tubuhnya ke atas tubuh Shinta untuk mencari posisi yang nyaman, saat Banyu mulai membuka kimono tidur Shinta, tiba tiba ada suara Adia dari luar kamar mereka.
"papa...bunda..." teriak Adia sambil berlari ke arah kamar Banyu dan Shinta lalu membuka pintunya yang ternyata tidak di kunci.
Ceklekk
Pintu kamar terbuka, Shinta dan Banyu menghentikan kegiatan mereka lalu menoleh ke arah pintu yang ternyata sudah ada Adia yang sedang memperhatikan papa dan bundanya dengan pandangan meneliti.
Banyu yang sadar segera bangkit dan berjalan ke arah Adia lalu bertanya "kenapa sayang?kamu belum tidur?" ucap Banyu sambil berlutut dihadapan Adia.
"bunda sama papa lagi ngapain?" bukan menjawab pertanyaan papanya tapi Adia malah balik bertanya.
"mata bunda kelilipan, terus ditiupin papa tadi" ucap Shinta berusaha menjawab pertanyaan Adia sambil menghampirinya. Banyu menghembuskan napasnya lega dengan jawaban Shinta barusan.
"ooohh gitu, sekarang bunda udah gak kelilipan lagi?" tanya Adia
"iya sayang, udah gak kelilipan, liat nih" jawab Shinta sambil mengedip ngedipkan matanya pada Adia.
"yaudah, Adia mau tidur sama papa dan bunda, boleh kan?" tanya Adia dengan wajah memelas.
"kok tumben?biasanya Adia tidur sendiri, di temenin uti aja ya?" ucap Banyu.
"gak mau, Adia maunya tidur sama bunda" kekeuh Adia
"iya ayo, boleh kok" jawab Shinta sambil menggandeng tangan Adia menuju ke tempat tidur. Banyu yang melihat itu hanya bisa pasrah menerima keadaan.Sambil menggerutu pelan, Banyu tidur di samping Adia yg berada diantara dirinya dan Shinta.
"mas belum tidur?" tanya Shinta yang tiba tiba ada dihadapan Banyu.
"belomlah, mata merem tapi yang lain bangun, gimana mau tidur" ucap Banyu ketus pada Shinta yang membuat Shinta tersenyum.
"jangan gitu donk, ngalah sama anak ya, kan masih bisa besok" bujuk Shinta pada Banyu, tapi perkataan Shinta justru menimbulkan ide di kepala Banyu.Banyu bangun perlahan berusaha meminimalkan gerakan dan suara yang ditimbulkan, lalu ia menggandeng Shinta keluar kamar dan menuju kamar mamahnya.
Ttttookk tttoookk ttoookk
"kenapa?" tanya mamah Banyu saat membuka kamar dan melihat Banyu juga Shinta berdiri di depan kamar.
"mah, Banyu tititp Adia ya?dia tidur di kamar Banyu, sekarang Shinta sama Banyu mau tidur di kamar tamu aja" jelas Banyu.
"loh kok gitu mas?" tanya Shinta terkejut dengan ucapan Banyu.
"biar gak ada yang ganggu" jawab Banyu singkat.
"dasar kamu, yasudah sana" ucap mamah.
"makasih mamahku sayang, kan ini demi kelancaran program nambah cucu buat mamah" ucap Banyu jail sambil menggandeng Shinta menuju kamar untuk tamu, Shinta yang merasa malu hanya memukul lengan Banyu sambil mengikutinya.Banyu hanya memasang senyum bahagia walaupun lengannya di pukul Shinta, Ia merasa bersyukur memiliki istri seperti Shinta yang bisa menerima keadaannya dan keluarganya juga mencintainya sepenuh hati.
-selesai-
Terima Kasih untuk semua pembaca yang udah kasih bintang dan komen di cerita ini, juga kesetiaan buat sabar nunggu cerita ini, akhirnya cerita ini selesai juga.
Aku belum tahu bakal buat epilog untuk mereka atau enggak, jadi kita tunggu saja.Jangan lupa baca cerita terbaruku yahh..... ;)

KAMU SEDANG MEMBACA
Adia's Wants
RomanceCerita pertama yang Aku publish di wattpad, semoga bisa meramaikan dan mewarnai pembaca wattpad. Dasar cerita yang standar tentang cinta, tapi gak melulu buat pasangan, ada cinta cinta lain yang bisa mewarnai hidup. selamat membaca, semoga suka....