Part 6

12.6K 771 0
                                    


Shinta sedang di 'sidang' oleh ibu dan bapaknya di rumah.

"kapan kamu mau cari suami?sudah ada calon atau belum?" tanya Bapak.

"belum pak, Shinta belum ketemu yang pas" jawab Shinta sopan.

"kalau gitu kami jodohkan saja, bagaimana?" tanya Bapak menyelidik.

"boleh boleh saja pak asal cocok" jawab Shinta pasrah.

"Ibu ada calon, anak temannya ibu, duda anak 1, istrinya sudah meninggal saat melahirkan anak mereka, orang tua almarhum isterinya juga sudah meninggal, jadi kamu tidak akan ada beban kalau sama dia" jelas Ibu yang berhasil membuat Shinta terkejut bukan main dan segera manyuarakan pendapatnya.

"gak mau bu, masa duda?udah ada anak lagi, gak ah Shinta cari sendiri aja" ucap Shinta pada Ibunya, ibu dan bapak yang sudah menebak reaksi Shinta merasa tidak terkejut, ibu malah tersenyum menanggapi.

"yasudah kalau kamu ndak mau, ibu dan bapak tidak maksa kok, tapi guanteng lo Shin, sudah mapan lagi" bujuk ibu.

"gak mempan bu, Shinta mau tidur dulu ya bu, pak, maaf Shinta menolak, Shinta akan usaha sendiri saja" jawab Shinta lalu masuk ke kamarnya.

"klo cuma duda anak satu sih mending nyari sendiri deh, ohiya papahnya Adia temennya Ayunda itu okeh banget, mending sama dia aja" gerutu Shinta sambil naik ke atas tempat tidurnya.


---0o0---

Banyu datang ke toko yang ada di kartu nama yang diberikan bu Sri tempo hari, ia ingin memastikan wanita seperti apa yang disarankan mamahnya. Tiba di depan toko Banyu tersenyum, karena toko itu ternyata cukup familiar, toko yang cukup besar dan memiliki reputasi yang bagus, perusahaan Banyu pun beberapa kali pernah memesan kue dari toko ini, dengan langkah mantap ia memasuki toko kue itu dan disambut pramuniaga yang cukup cantik sambil memberi salam dan senyum sopannya.

"silahkan ada yang bisa dibantu pak?" sapa pramuniaga itu.

"saya mau melihat lihat cake, bisa?" tanya Banyu.

"silahkan pak sebelah sini, ini cake yang ready hari ini, bapak mau cake apa?" tanya pramuniaga itu ingin membantu, belum sempat menjawab tiba tiba ada suara yang memanggilnya.

"pak Banyu kan?", Banyu menoleh ke asal suara.

"loh mamanya temannya Adia kan?" ucap Banyu saat melihat sosok wanita yang ternyata dikenalinya itu.

"saya bukan mamanya Ayunda, saya tantenya" ucap Shinta klarifikasi lalu memberi kode pada karyawannya untuk meninggalkannya.

"ohh maaf saya pikir-"

"gak papa kok santai aja, ada yang bisa dibantu pak?" potong Shinta.

"saya mau coba cake di sini, setelah itu saya mau pesan cake untuk ulang tahun Adia minggu depan" jelas Banyu.

Shinta merekomendasikan tiramissu untuk dimakan Banyu saat ini di toko sambil membicarakan pesanan cake untuk ulang tahun Adia minggu depan. Toko milik Shinta juga menyediakan beberapa tempat duduk untuk beberapa pelanggan yang ingin menyantap langsung cake yang mereka beli.

"wahh saya baru tahu pemilik toko cakenya masih muda" ucap Banyu sambil menikmati tiramissu.

"perasaan tadi ada yang bilang saya ibu ibu deh" balas Shinta.

"hahaha maaf tapi saya kan gak bilang ibu ibunya tua" sahut Banyu dengan tawanya.

"iya sih, jadi gimana mau pesen cake apa?ini beberapa pilihan cakenya, ada cake cokelat, vanilla, rainbow, black forest, atau mau sesuai pilihan sendiri juga bisa, trus bisa dihias sesuai selera juga" jelas Shinta.

"kayaknya rainbow cantik deh, klo hiasannya mungkin princess, Adia itu suka banget princess, hampir semua princess dia suka, ada yang baru juga tuh princess elsa yang lagi hits" ucap Banyu menjelaskan.

"bisa diatur, jadi ukuran berapa cakenya?"

"yang sekiranya cukup untuk 5 orang ukuran berapa baiknya?"

"5?bukan untuk perayaan besar" tanya Shinta heran.

"ulang tahun Adia bertepatan dengan meninggalnya mamahnya, jadi kami selalu merayakan dengan sederhana"

"oh maaf saya gak bermaksud-"

"gak kok, sudah lama jadi biasa aja" balas Banyu menghilangkan kecanggungan yang terjadi.


Akhirnya Shinta menulis pesanan Banyu dan berjanji kalau cake itu Shinta yang akan turun tangan sendiri mengerjakannya.



Adia's WantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang