Ahra dan Seokjin akhirnya kembali ke rumah Seokjin, dengan perasaan Ahra yang tak karuan dan Seokjin yang kebingungan menghadapi wanita yang duduk di samping joknya.
"Ahra, apa kau baik baik saja?" Tanya Seokjin.
"Hm" Jawab Ahra dengan masih membuang wajahnya ke jendela mobil.
Seokjin terdiam, ia tahu bahwa itu bukanlah pertanyaan yang akan membuat Ahra semakin baik.
Gemas rasanya ia ingin merangkul Ahra, menarik wanita itu kedalam pelukannya dan mengelus rambutnya. Lalu membiarkan ia menangis di dadanya.
Namun, ia tahu diri. Ia bukanlah siapa-siapa. Wanita disampingnya masih memiliki kekasih, begitu juga dirinya. Walaupun ia tahu jika dirinya sendiri sudah tidak mencintai kekasihnya, namun wanita disampingnya masih sangat mencintai Jungkook.
"Seokjin-ah, maaf sudah merepotkanmu" Sahut Ahra sambil membetulkan posisi duduknya menatap pria di sampingnya yang sedang sibuk menyetir.
"Mwo? Tidak apa-apa, kau tidak merepotkanku. Aku senang dapat membantumu" Jawab Seokjin.
Ahra tersenyum, sesuatu tiba-tiba membuatnya tak sedih lagi. Ia mengingat semua kebaikan yang telah Seokjin lakukan kepadanya. Ahra merasa tak enak jika harus terus menerus terlihat sedih didepan pria yang telah banyak membantunya itu.
"Ohiya, apa Sumin baik baik saja?"
Seokjin terdiam.
"Maksudmu?" Tanyanya memastikan.
"Eh apa ia tahu jika kita-eh yah, apa tak apa jika aku selalu bersamamu? Apa ia tidak cemburu?" Ahra bertanya dengan hati-hati.
Seokjin menatap lurus ke jalan, enggan menjawab pertanyaan wanita itu.
"Dia tak tahu"
"Jeongmal? Kapan kau akan memberitahunya?"
"Aku rasa sebelum pesta ulangtahunku pada hari sabtu" Jawab Seokjin dengan dinginnya.
"Sebelum sabtu?"
Seokjin mengangguk. "Aku rasa appa tak akan segan segan memberitahu tentang pertunangan kita pada sabtu nanti, jadi aku rasa aku akan segera memberitahunya tentang ini. Supaya ia tak terkejut"
Ahra mengangguk mengerti, namun tiba-tiba otaknya menangkap sesuatu, "Eh apakah kau akan mengundang Jungkook?"
"Ne, semua siswa akan ku undang. Waeyo?"
Ahra terdiam, terkejut akan apa yang baru saja Seokjin katakan. Semuanya menyambung menjadi satu dikepalanya.
"Artinya-"
Mata Seokjin membulat, mobilnya ia parkirkan di pinggir jalan. Tangannya menggenggam erat setir mobilnya. "Kau harus memberi tahu Jungkook sebelum sabtu juga-"
Ahra menggenggam rambut cokelatnya frustasi, bibir merah mudanya terus membisikkan kata kata kasar. Seokjin menggaruk tengkuknya kasar, ikut frustasi atas apa yang terjadi pada mereka berdua.
"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Ahra pada dirinya sendiri. Ia tak mengharapkan jawaban dari Seokjin, karena ia tahu jika Seokjin juga memiliki masalah yang sama.
"Aku akan meminta putus dari Sumin" Sahut Seokjin tiba-tiba.
"Apa kau gila?!" Pekik Ahra.
"Tak ada jalan lain Park Ahra!" Bentak Seokjin.
Ahra membulatkan matanya, terkejut atas bentakan Seokjin. Tangannya menutup hidung dan mulutnya menahan tangis. Matanya sudah basah akan air mata yang siap untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Jeon Jungkook. [Jungkook-BTS-Fanfiction]
Fanfiction[COMPLETED] Tak sengaja dipertemukan, kemudian saling mencintai tanpa mengetahui rahasia masing-masing. Bisakah mereka bersatu setelah rahasia terbesar mereka terungkap? Last part - Private. Jeon Jungkook Park Ah Ra Kim Seok Jin Yeon Ji Na ©zahifa...