Twelve.

3.2K 333 19
                                    

Ahra POV

Aku terus mengikuti Jungkook dengan genggamannya di tanganku. Menunduk dan menangis. Hanya itu yang kulakukan sedari tadi. Jungkook seakan tak peduli denganku yang jelas ada dibelakangnya saat ini.

Aku tau, mungkin dia sudah benar-benar membenciku. Jelas terlihat dari raut muka marahnya.

Aku tak menyalahkan siapapun. Bukan salah appa yang memilih eomma untuk menjadi istrinya. Bukan salah Jungkook yang telah terlahir dengan darah daging dari appa-ku sendiri.

Mungkin, aku yang salah.

Aku yang salah memilihnya.

Lamunanku buyar seakan dengan lepasnya genggaman tangan Jungkook pada tanganku. Aku menengadah, kami berada di rooftop hotel. Sepi, dan gelap.

"Ahra-ya" Panggilnya.

Aku menunduk, mengelap air mata yang perlahan turun dari peraduannya.

"Ahra-ya kumohon tatap aku" Perintah Jungkook dengan nada memohon. Aku mengangkat kepalaku menatapnya.

Ia menatapku dengan wajah sedihnya. Kutatap matanya, ia sungguh berantakan. Ia frustasi.

Wajahnya tak lagi menunjukkan kedamaian, senyumnya tak lagi mengembang, sudah hilang kebahagiaan dari matanya.

Perlahan, air mata turun dari kedua matanya. Dengan cepat ia mendekatkan kepalanya pada bahuku. Ia memelukku. Dengan air mata yang deras mengenai bahuku.

Aku hanya diam tak bergerak. Rasanya sakit melihatnya menangis. Ia bukan tipe lelaki yang lemah, ini kali pertama aku melihatnya menangis. Kumohon Jungkook, aku merasa bersalah.

Aku membalas pelukannya, mengelus rambutnya, dan perlahan ikut mengeluarkan bulir-bulir air mata.

Kami diam selama beberapa menit dengan posisi saling memeluk, saling menumpahkan air mata di bahu masing-masing, menyalurkan perasaan kami berdua, hanya suara isakan kami berdua yang terdengar.

Tiba-tiba, Jungkook melepaskanku dari pelukannya. Menggenggam kedua bahu-ku.

"Ahra-ya.." Panggilnya lagi.

Aku mengangguk disela-sela isakan tangisku.

"Aku... Aku minta maaf"

Air mataku kembali turun dengan sempurna, perlahan menghapus make up yang ada diwajahku.

Ia mengangkat daguku, menghapus air mataku dengan tangannya. Ia menatapku sambil tersenyum.

"Aku sungguh tak tahu jika kau adalah anak dari-nya. Jika aku tahu—" Ucapannya terputus, ia kembali menunduk dan menarik nafasnya dalam dalam.

Namun, ia kembali menatapku dan tersenyum. "Aku tidak akan menyesal pernah memilikimu Ahra"

"Jungkook, kau masih kekasihku.." Gumamku pelan. Aku kembali mengeluarkan air mata dari pelupuk mataku.

Ia kembali memperlihatkan senyumannya, "Ahra, kita sudah tidak bisa bersatu"

Aku menggeleng dengan kuat.

"Tidak, aku tidak mau berpisah darimu.." Ucapku sambil meremas lengan Jungkook yang menahan bahuku.

Jungkook menarikku dalam pelukannya, "Kalau aku bisa memilih, aku tak ingin berpisah darimu Ahra. Namun sayang takdir tidak memihak pada kita. Bersikap baiklah pada Seokjin sunbae, kau akan lebih baik bersamanya"

Ia mengecup puncak kepalaku selama beberapa menit, menyimpan dagunya diatas kepalaku dan kemudian bergerak menatapku.

Ia kembali tersenyum.

I love you, Jeon Jungkook. [Jungkook-BTS-Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang