Fiveteen.

3.3K 348 13
                                    

Seorang wanita berdiri kaku didepan pintu sebuah kamar rumah sakit. Matanya memandang lurus ke depan, menatap pria yang terduduk kaku menatap ke depan di atas ranjang. Namun pikirannya melambung, terbang tinggi menjauhi kenyataan.

Ia mengingat masa-masa dimana mereka bersama.

Saat pertama kali mereka bertemu-di sebuah telepon umum-, lalu kemudian dipertemukan di universitas, dan taman anggrek tempat kencan pertama mereka.

Ia juga mengingat persis, saat pria itu memintanya untuk menjadi pendamping hidupnya. Memintanya untuk berjanji sehidup semati untuk selalu bersamanya.

Dan kemudian wanita itu menjawab iya.

Rumah tangga mereka berjalan harmonis, dengan bertambahnya dua anggota keluarga.

Namun, suatu hal diluar kehendak manusia yang disebut dengan takdir menghancurkan mimpi indah mereka.

Seorang wanita yang merupakan rekan bisnis sang pria masuk dalam sela-sela kehidupan rumah tangga mereka.

Dan beginilah akhirnya, diawali dengan pertengkaran kecil, lalu dilanjutkan dengan pertengkaran yang membuat kedua buah hati mereka ketakutan, dan diakhiri dengan putusan hakim yang menerima gugatan sang wanita, yang meminta mereka untuk berpisah.

Wanita itu menggelengkan kepalanya kuat, menepis dengan kasar pikiran pikiran masa lalu menghantui dirinya.

Dengan sekeranjang bolu coklat di tangan kirinya, wanita itu membuka pintu yang ada didepannya.

Ia menghembuskan nafas perlahan, menenangkan dirinya sendiri. Menatap iba pria yang sedang menatap kosong ke dinding didepannya.

"Apa aku mengganggumu?" Tanya Ny.Jeon dengan suara sedikit bergetar.

Pria itu tak menjawab. Masih menatap dingin kedepan.

"Aku membawakanmu sekeranjang bolu cokelat kesukaanmu," Ny.Jeon menyimpan keranjang berwarna cokelat muda itu diatas nakas disamping ranjang. "Aku hanya ingin menjengukmu. Tidak bermaksud apapun."

Pria itu kembali terdiam.

Ny.Jeon bergerak untuk keluar dari ruangan, saat sebuah suara menginterupsi aktivitasnya.

"Guyeon.."

Tuan Park.

Wanita yang dipanggil itu sedikit terkejut, lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat mantan suaminya itu.

Ia melihat kesedihan dan penyesalan di kedua manik cokelat milik pria bermarga Park itu.

"Aku-" Suara pria itu sedikit tercekat. "Aku minta maaf."

Sakit.

Hatinya sakit mendengar tiga kata yang ia tunggu bertahun tahun lamanya.

Tidak sulit kan untuk mengucapkan kata maaf? Setelah semua keburukan yang ia lakukan?

Paku yang tertancap kuat dihatinya, bersarang bertahun tahun lamanya, kini perlahan melonggar.

Ny.Jeon tidak banyak menanggapi. Ia hanya menaikkan sedikit ujung bibir kirinya, dan bergerak berjalan menuju Tuan Park.

Ia berkata lirih, "Bolehkah aku memelukmu? Kumohon, satu kali saja.."

Tuan Park mengangkat alisnya tak percaya. Tak lama, ia mengangguk.

Ny.Jeon berjalan mendekati pria yang mengisi hatinya selama bertahun-tahun itu, kemudian memeluknya dengan erat. Seakan tak ingin berpisah.

Kemarahan, kekecewaan, kebencian, dan kesedihan yang selama ini ia pendam perlahan keluar seiring dengan air matanya yang menetes pelan di bahu Tuan Park.

I love you, Jeon Jungkook. [Jungkook-BTS-Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang