Seseorang duduk dengan tatapan kosong. Menatap dingin ke tempat yang ada dihadapannya.
Sebuah kompleks pemakaman.
Ia mengacak rambutnya kasar dan menutup wajahnya frustasi. Sesekali ia mengeluarkan kata-kata kasar yang menyalahkan dirinya sendiri.
Matanya beralih menatap makam yang masih baru dihadapannya. Wangi bunga masih tercium jelas diatasnya, rombongan pelayat baru saja meninggalkan tempat ini beberapa menit yang lalu.
Sementara dirinya, enggan untuk meninggalkan tempat ini.
Ia kembali mengeluarkan air matanya.
"Eomma.." Panggilnya.
Perlahan ia mengelus nisan yang tertancap masih baru.
"Eomma, aku minta maaf. Aku tidak bisa menjaga eomma."
Ia kembali menyalahkan dirinya sendiri. Tabrakan beruntun yang menewaskan ibunya, dan membuat ayahnya belum sadar hingga saat ini, seakan kesalahannya.
Padahal, ini sudah takdir Tuhan.
Seokjin kembali membuka suara, "Eomma, aku juga mau minta maaf."
"Aku.. Aku mungkin tidak bisa melaksanakan permintaan terakhir eomma." Ia menarik nafasnya panjang.
"Aku tidak bisa menikah dengan wanita yang mencintai orang lain, eomma."
Ia kembali mengelus nisan itu, seakan sentuhannya dapat menghangatkan dinginnya tanah dibawah sana.
"Eomma, aku harap eomma bisa mengerti perasaanku. Sekali lagi, aku minta maaf, eomma. Aku mencintaimu."
Sebulir air mata kembali keluar dari kelopak matanya. Ia menyimpan bunga didepan nisan ibunya, sembari bangkit berdiri. Pergi menuju rumah sakit.
Dapat ia rasakan sakit yang masih membekas jelas di kaki dan punggungnya, namun itu tak seberapa. Dibandingkan sakit yang ia rasakan dihatinya.
---
Bersyukurlah, operasi berjalan lancar.
Salah satu ginjal milik Jungkook, kini tertanam rapi di tubuh Ahra.
Begitu juga cinta Jungkook, yang terlipat rapi di hati Ahra.
Merelakan salah satu organ tubuhnya, untuk wanita yang ia cintai. Bukankah itu lebih dari cukup untung menunjukkan rasa sayangnya untuk Ahra?
Kini, sudah berganti hari. Sudah dua hari Jungkook tak bangun dari tidurnya.
Tapi Ny.Jeon terus menenangkan dirinya sendiri, dibantu dengan Jina dan Dr.Lee yang mengatakan bahwa operasi benar benar sukses dan Jungkook akan baik-baik saja.
Saat ini Ny.Jeon dan Jina sedang terduduk menatap kedua insan—Jungkook dan Ahra—yang sedang berbaring dengan damai. Mereka menebak nebak, apakah Jungkook dan Ahra sedang bersenang senang di dunia mimpi? Sehingga tak ingin bangun dari tidur panjangnya?
Kemudian, salah satu dari mereka mulai sadar. Tangannya bergerak, matanya sedikit mengerjap. Mencoba membuka matanya.
"Eh.." Ia memegang kepalanya, pusing melanda. Dirinya lemas, terlalu lemah untuk berfikir dimana dirinya.
Ia merasakan sakit disekujur tubuhnya, terutama di bagian punggung dan juga kepalanya.
Sudah berhari-hari ia tidak bangun, sudah dua operasi yang ia lewatkan. Kini, ia sadar. Benar-benar sadar.
"Ahra?" Pekik Ny.Jeon terkejut.
Dengan kepanikan yang mewarnai atmosfer kamar perawatan Ahra dan Jungkook, Jina berlari mencari Dr.Lee dan para perawat dengan sadarnya Ahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Jeon Jungkook. [Jungkook-BTS-Fanfiction]
Fanfiction[COMPLETED] Tak sengaja dipertemukan, kemudian saling mencintai tanpa mengetahui rahasia masing-masing. Bisakah mereka bersatu setelah rahasia terbesar mereka terungkap? Last part - Private. Jeon Jungkook Park Ah Ra Kim Seok Jin Yeon Ji Na ©zahifa...