Dero bersembunyi di belakang gedung tak urung membawa senjata api di tangannya. Semua yang berada di dalam gedung itu tak menyadari jika mereka telah diawasi. Dero masih bisa mendengar tawa lepas laki laki yang berada di dalam sana.
Ketika matanya melirik ke lawan arah , disana juga ada yang berjaga. Mereka tersenyum dan langsung terdengar suara tembakan di sana. Semua yang ada di dalam terlejut dan mengambil senjatanya masing masing. Mereka saling menyerang. Awalnya Dero kehilangan beberapa pengawalnya namun itu tak membuat ia menyerah.
Dero kembali mengambil senjata di dalam pakaiannya , ia tak seceroboh pengawal pengawal lainnya untuk melupakan hal itu. Tembakan demi tembakan ia terima sehingga benar benar menguras tenaga. Sekarang yang ia perlukan tenaga dan otaknya untuk melawan 3 musuhnya ini.
Ia melempar benda apa saja yang di lihatnya ke lawannya dan secara langsung menendang bagian perut laki laki itu dan tak lupa menembaknya juga.
Di lawan yang kedua sangat mudah di hancurkan karena kakinya terkena pelatuk dari pengawal yang masih hidup. Dan yang terakhir merupakan tuan dari lawannya , laki laki itu garang melihat Dero. Ia mengambil senjata api juga. Mereka memulai peperangan dengan cepat , tak ada yang bisa menghentikan pertarungan ini , terkecuali antara mereka harus mati bakhan mereka berdua harus mati.
Namun bukan Dero namanya tak bisa melawannya , ia menarik kepala laki laki itu dan menendangnya tepat di wajah , setelah itu sikunya di gunakan untuk memukul punggungnya. Namun tak membuat laki laki itu berhenti , ketika ia ingin berdiri dengan cepat Dero melumpuhkan kepala laki laki itu dengan tangannya.
****
Lessa sedang membaca novelnya di ruang tamu, terdengar klakson mobil di depan. Lessa dengan senyum yang mengembang menutup bukunya dan membuka gerbang.
"Kak" teriak Lessa
Lesso terkekeh mendengar rengekan adik tersayangnya. Ia langsung memeluk Lessa dengan gemas. "Kangen heh?"
"Sangat kak. Aku sendirian di rumah. Biasanya kan dengan Mom tapi dia pergi."
Mereka langsung duduk di ruang tamu kembali ke aktivitas awal namun Lesso menonton tv. Ia mencari channel berita. Tepat di channel itu membuat dada kedua saudara ini sesak nama Chandra Chan dan Sandra Collin tertera sebagai korban jiwa jatuhnya pesawat.
"Dad , Mom" teriak Lessa ia menangis tersedu sedu. Sedangkan Lesso menangis terdiam. Mengapa secepat ini mereka meninggalkan keduan kakak beradik ini.
"Kakak kenapa kak? Kenapa?"
Lesso memeluk Lessa dengan tubuh yang bergetar. Sangat sulit di percaya. Sungguh sulit di percaya. Mereka tak memiliki keluarga lagi.
***
Semenjak kejadian beberapa bulan yang lalu tak membuat sedih Lessa menghilang. Di mana ia berada selalu saja teringat akan kenangan keluarga mereka. Bukan hanya Lessa saja yang tersakiti, Lesso pun juga. Bakhan kini perusahaan ayahnya terancam bangkrut. Lesso sering pulang malam , mengabaikan Lessa. Mabuk mabukkan dan bahkan lebih parah lagi ia membawa perempuan ONSnya.
Dada Lessa terasa sesak. Sungguh akhir yang menyakitkan.
****
Malam harinya Lessa sedang tertidur dengan lelap , namun suara gaduh di ruang tamu membuat dia terbangun. Ia langsung menuju tempat itu. Di lihatnya Lesso sering terjatuh karena tak bisa berdiri.
Lessa berlari menghampiri kakaknya dan membawanya ke kamar. Air matanya tiba tiba terjatuh dengan deras.
Namun sesampainya kejadian yang tak terduga langsung menyerang Lessa. Kakaknya mencium Lessa dengan penuh gairah. Lessa meronta untuk di lepaskan tapi yang di lakukan kakaknya malah sebaliknya.
Dan kalian mengerti kejadian selanjutnya. :)
****
Lessa tak bisa menghilangkan rasa sakitnya. Dia kakaknya Lesso orang pertama yang mengambil harta yang sudah ia jaga selama ini. Sangat menyakitkan hidupnya sekarang. Tidak cukupkah orang tuanya pergi meninggalkannya? Kini kakak kandungnya memperkosanya? Lalu apa lagi? Ia terus saja menangis.
Lessa melihat ada pisau di nakas. Ia segera mengambilnya dengan isakan yang tak pernah reda. Sedangkan Lesso tertidur memunggunginya. Dengan sendu ia memandang pisau itu.
'Maaf kak. Maafkan aku' batin Lessa
ia menggorea tangannya dengan pisau. Lessa meringis kesakitan dan membuat Lesso terbangun dari tidurnya. Ia terkejut melihat adiknya menheluarkan darah yang cukup banyak
"Ya tuhan. Essa. Essa apa yang kamu lakukan?" Teriak Lesso dengan panik
Ia mengangkat adik nya dan membawanya ke rumah sakit namun sebelum itu ia mengenakan pakaian yang seadanya dan juga memakaikannya juga untuk Lessa.
***
Bonus nih. Karna baru updte yang baru jadi bikinnya part lebih. Biar kalian ga bosen sama part awalnya. Moga suka yah. Sebelum thoour bikin cerita ini thoour tnya sama temen temen kalau bagus thoor bakalan updt ternyata kesan mereka positif jadilah my destiny.
Btw votmentnya. Wajib yah. Soalnya baru part 1 2 biar ada masukannn.. hehe