Part 16

1.9K 56 0
                                    

Holla thoour datang....

So happy reading

And

Warning typo bertebaran di mana mana




Baru saja aku merasakan kesenangan saat bersama Dero dengan sikap manis Dero namun tak pernah merubah rasa kakunya. Tapi kini entah kenapa laki laki itu berubah kembali? Apa salahku? Knapa Dero kembali bersikap kasar. Apakah salah ketika aku bersama teman? Lagipulakita tidak memilik hubungan yang khusus. Ku ketuk pintu kamar Dero, tapi tidak ada jawaban apapun. Aku langsung membuka pintunya dan ternyata tidak di kunci. Dero berbaring di ranjangnya dengan damai. Ketika aku ingin membangunkan Dero terdengar nada pesan di ponselnya. Kulihat nama Dea tertera di sana seketika nafasku tercekat. "Ja..jadi mereka masih berhuungan?" Bisikku. Ku baca pesan itu dengan takut. Takut jika Dero marah, tapi rasapenasaranku juga memebuhi perasaanku. Ketika kubuka kata pertama yang ku baca 'sayang' seketika itu rasa cemburu menyelimutiku. Tak terasa air mataku jatuh. Ku letakkan ponselnya kembali ke tempat semula, ketika aku ingin pergi tanganku di cekal. "Beraninya kau menyentuh barangku" geramnya. Jantungku berpacu dengan keras. Tidak cukupkah wajahku lebam dan hatiku sakit di buatnya kini tatapannya sangat menyeramkan. "Maaf Der"serasa tubuhku terbentur sesuatu dan benar kini badanku jatuh ke ranjang. Deromasih menatapku seperti itu aku benar benar takut kini apa yang akan ia lakukan?

"De...Dero" ucapku takut

Dero tak menjawab i benar benar menakutkan kini. "Dengan lancangnya kau membuka privasyku ah? Kau siapa? Teriaknya

Kini rasa takut hilang begitu saja setelah mendengar perkataannya. Aku mendorong badan Dero dan berdiri. "Kamu bilang aku siapa? Aku istrikamu. Aku berhak Der"

"Cih istri? Setelah bermesraan dengan laki laki lain masih mengaku jadi istri?"

Aku tidak menyangka dengan perkataannya. "Kamu menganggapku berselingkuh truss apa bedanya dengamu dengan Dea itu? Teman? Teman yang berciuman saat pesta pernikhan kita dan kini? Aku baca pesannya ada kta sayang dasar wanita tidak tau diri" teriakku

Ia menamparku dengan keras "jangan bawa bawa namanya dia. Apa yang kau katakan tidak tau diri?"

Plakkk ia menamparku? Menamparku membela wanita itu? Aku tak percaya. Air mataku menetes dengan perlahan. Aku berlari dengan cepat meninggalkannya.


Authoour

Dero langsung berlari mengejar Lessa. Ia merasa bersalah telah menamparnya dua kali. Ketika ia sudah mendapatkannya Dero mencekal tangan Lessa yang sedang menangis. "Kenapa lari?" Dengan mebyesal kata kata itu keluar begitu saja. "Lessa" ucapnya lirih

"Sebelum 24 jam surat perceraian kita akan aku bawa kehadapnmu" menengar hal itu rahang Dero mengeras. Ia semakin mencekal tangan Lessa hingga meringis kesakitan. Lessa terus memohon untuk di lepaskan tapi kini Dero kalang kabut ia tidak bisa. "Tarik kata katamu SEKARANG" lessa menggeleng sambil menangis. "Tidak.. akutidak bisa"

"Kenapa? Karena laki laki itu ahh?" Teriaknya

"Ini ga ada sangkut pautnya dengan Marko Der. Ini karna kamu. Istri mana bisa menerima jika suamjnya membela wanita lain hingga menamparnya ahh?" Teriak Lessa tak kalah histeris

"Karna kamu yang memulainya"

Lessa menampar Dero. "Cukup... cukup. Lelah aku lelag Der. Aku terlalu berharap sama kamu tapi kamu ga."

****

Lesso mengeluarkan air matanya sambil tertidur. Ia bernafas melalui hidungnya yang kini kian cepat. Lessa menggelengkan kepalanya dengan pelan dan dengan seketika matanya terbuka dengan cepat. Perawat yang sedang memeriksa Lesso langsung terkejut dan memanggil dokter. Dokter dan para perawatn langsung berlari dan memeriksanya salah satu perawat menghubungi Lessa.

Setengah jam pemereksaannya dan dokter keluar "bagaimana dok?" Tanya Lessa denganpanik

"Sykurlahkini ia siuman" semua yang du sana tersenyum dengan haru.

****

Keesokan harinya Lessa mengunjungi Lesso karena kemarin ia tidak bisa berbicara terlalu lama. Sesampainya Lessa tersenyum kepada Lesso. "Apa kabar kak?" Lesso tersenyum sambil mengangguk dengan lemas "aku membawakanmu bubur, aku bisa menebak kau pasti tidak ingin makan makanan rumah sakit kan?" Lagi lagi ia tersenyun sambil mengangguk.

"Maaf" kata Lesso

Lessa mengernyitkan dahinya pertanda bigung "untuk?"

Lesso menggenggam tangan Lessa "memperkosamu"

Seketika air mata Lessa jatuh. Ia menangis sambil diam. Lesso menghapus air mata Lessa. "Dont cry" lessa hanya menagguk dan mencium tangan kakaknya dengan sayang.

"Aku minta maaf kak. Karena aku kakk jadi kaya gini"

Lesso menggeleng dengan lemas. Ia mebggenggam tangan Lessa dengan kuat. "Kamu ga salah Sa. Kalau kakak di posisinmu pasti melakukan hal sama"

Wanita itu mengelus kepala Lesso dan mengecupnya "lupakan kak. Yang terpenting kita berkumpul lagi.







Gimana nih? Bagus ga? Kurang panjang? Atau kendala lain? Thoour ngetiknya dengan setengah ngantuk. Anehkan jam segini? Thoour juga ga tau hehe...

Lupakan ga penting pidato di atas

Jadi kalian inget votment yahh...

Sekarang thoour mau bocan dulu #alaydikit haha... bye bye muach muachhh

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang