Part 4

3.2K 82 0
                                    

Happy reading guys and

Warning typo bertebaran di mana mana...


Terdengar suara gaduh dari luar. Lessa merasa ketakutan. Apalagi darah Lesso begitu banyak menempel di tangannya. Ia kini seorang pembunuh. Ia pembunuh. Ya tuhan Lessa sangat ketakutan. Apa ia akan berada di penjara?

"Kakak maafin Essa. Sungguh Essa tidak bermaksud." Lessa duduk di lantai ia meletakkan kepala Lesso ke pangkuannya. Ia menangis sejadi jadinya. Ia sayang kakaknya. Sungguh

Brakkk
Terdengar pintu di dobrak. Warga di sana datang ke rumah. Mereka terkejut melihat keadaan Lesso. Mereka dengab cepat mengangkat Lesso dan membawa ke rumah sakit. Lessa masih gemeteran. Ia memeluk salah satu warga di sana. Kata maaf selalu terucap dari bibir mungilnya.

Dia teringat sesuatu. Dengan cepat ia mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.

"Ra. Ra tolong aku Ra. Kak Lesso Ra"

Mendengar suara gemetaran dari sahabatnya Mora juga ikut panik. "Ada apa Sa.? Tenangin diri kamu. Setelah itu cerita"

"Aku menusuk Kak Lesso Ra. Ya tuhan Ra aku tidak sengaja melakukan itu hikss"

Mora terkejut. Bukan terkejut lagi sangat sangat terkejut. Lessa gadis polos membunuh kakaknya? Ya tuhan kenapa bisa? Mora tidak bisa hanya berdiam diri. Ia menanyakan posisi Lessa di mana sekarang. Setelah mengetahuinya ia bergegas pergi namun di jegat Dero.

"Please kak aku buru buru"

"Ada apa? Katakan dulu ke kakak"

Mora mengacak rambutnya dengan kesal. Kalau di sekolah aja dinginnya benar benar. Sedangkan dirumah kaya emak komplek keponya ya ampun.

"Lessa hampir membunuh kakaknya puas? Sekarang minggir"

Mendengar perkataan dari Mora Dero menarik tangan Mora "kakak antar"

****

Sesampainya Mora dan Dero langsung mencari ruang rawat Lesso. Mereka tak kalah panik dengan yang di rasakan Lessa. Ketika melihat Lessa Mora dengan cepat menghampirinya. Ia memeluk Lessa dengan sayang. "Kamu tidak apa apakan Sa?"

"Ra. Aku pembunuh Ra aku ga berm......." belum selesai ia melanjutkan perkataannya Dero menarik tangan Lessa yang berada di lengan Mora langsung memeluknyabdengan erat. Lessa terkejut dengan serangan yang tiba tiba. Di lihatnya seseorang yang memeluknya.

"Pa....k kenapa ada di sini?"

Dero mengusap rambut Lessa dengan sayang. Tak lupa ia mengecup puncak kepalanya. Aetan apa yang membuatnya nekat seperti ini. Namun ia tak peduli.

"Usstt jangan bahas sekarang. Lebih baik kita berdoa saja"

Dero tersenyum tipis. Berdoa? Sejak kapan ia berdoa? Terakhir ia berdoa umur 3 tahun. Setelah itu? Tidak lagi setelah orang tua mereka meninggalkannya begitu saja. Lessa mendongakkan kepalanya menatap Dero. Dengan cepat ia melepaskan pelukannya. "Makasih pak. Maaf merepotkan"

Dero hanya mengangguk. Ia menatap Mora. "Mora , saya pergi dulu. Lessa saya juga pergi" Mora dan Lessa mengangguk.

Lessa menatap Mora " kenapa kalian bisa bersama?"

Wanita itu gelagapan ia menggaruk tengkuknya "emmm tadi... tadi bertemu di jalan. Jadi aku ikut saja."

Lessa hanya mengangguk. Ia tidak bisa berfikir negative untuk sekarang ini. Ketika ia duduk laki laki yang tadi memluknya datang kembali. Ia menghampiri Lessa dengan perasaan sedikit khawatir. Setelah itu datang beberapa laki laki menggunakan pakaian polisi. Lessa mengerti sekarang.

Ia terima apa yang terjadi padanya saat ini juga. Karna ia memang salah. Dia berharap Lesso selamat sekarang. Ia benar benar merasa bersalah.

"Sodari Lessa?" Tanya Polisi itu

Dero menyentuh pundak Lessa. Untuk menenangkan perasaan muridnya. Lessa mengatur nafasnya. "Saya."

"Anda akan kami periksa dan meminta jeterangan lebih lanjut"

"Tidak usah di periksa pak. Saya terima di tahan. Tapi saya minta satu permintaan. Ingin menjenguk kakak saya."

Lessa masuk kedalam. Di lihatnya Lesso masih terbaring lemah dengan peralatan medis. Ia berharap jika ia bebas kakaknya sudah sembuh. Lessa mencium kening kakaknya dengan sayang.

"Kak. Essa ga bisa jagain kakak lagi sakit. Maafin kesalahan Essa. Hikss Essa salah kak. Semoga kakak sadar." Lessa mencium lagi kening kakaknya. Dan yanpa dis adarinya Lesso juga mengeluarkan air mata di sela masa kritisnya.

"Sa. Aku bakalan selamatin kamu Sa" ucap Mora dengan berlinang air mata

Dero hanya menatap Lessa dengan sendu. Ia menyentuh kepala Lessa dengan lembut.

****


selesai. Gimna gimana? Ga depet feelnya?

Sama

Tapi ya sudah lah. Hehe moga suka sama ceritanya guys. Inget votmmentnya yah.. jejak kalian penting buat thoour. Apalagi ini cerita awal.... buat thoour semangat tulis yahhn...

wajib lohh

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang