Part 14

1.7K 54 6
                                    

Holla thoour datang

So happy reading guyss :*:*

Warning typo bertebaran






Lessa sedang berada di pantry. Ia sedang membuatkan Dero bubur, semenjak kejadian kemarin , Dero tak pernah berhenti mengigau tentang ibunya. Tapi yang masih memenuhi pikirannya , kenapa kata balas dendam , kesepian , jangan pergi dll selalu ia sebutkan. Apakah mama mertuanya akan meninggalkan Dero?  Pikiran itu masih terngiang dipikirannya.

Berkali kali ia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran buruk itu. Selesai membuat sarapan untuk Dero , dengan segera ia merapikan pantry dan melepas celemeknya. Setelah itu membawakan makanan itu ke kamar.

Dilihatnya Dero masih setia tertidur. Sebelum membangunkannya Lessa memperhatikan wajah suaminya dengan lekat. Entah kapan perasaan itu muncul ia sangat menyayangi Dero, meski belum tahap cinta bahakan ia tidak mengetahui cinta itu apa?

"Dero bangun"

Tapi laki laki itu masih dengan nyaman menutup mata. Lessa belum menyerah ia mengelus wajah suaminya dengan lembut. Akhirnya laki laki itu menggeliat dan dengan beberapa kali mengerjapkan matanya ia terbangun dengan sempurna.

"Sarapan dulu. Aku buatin bubur"

Lessa membantu Dero duduk sambil bersender di kepala ranjang. Dengan malas ia memaksakan untuk makan,karena tidak terasa apapun.

"Segitu aja"

"Lagi satu suap aja ya. Ga baik loe."

Dengan amat sangat terpakasa ia memaksakan mulutnya terbuka lebar, itu membuat Lessa tersenyum. Selesainya ia langsung membersihkan barang barang, Lessa memberikan obat untuk menurunkan demamnya. ketika ia ingin beranjak Dero menyentuh pergelangan tangan Lessa. Wanita itu menoleh dan menaikkan sebelah alisnya.

"Jangan pergi" ucapnya lirih

"Aku hanya ke pantry sebentar"

"Mohon" mendengar permohonan Dero yang bahkan baru kali ini membuat Lessa tak bisa menolak. Ia mengangguk dan tersenyum. Lessa duduk di ranjang dan mengelus rambut Dero. "Tidurlah"

Dero menepuk ranjangnya dan meminta agar Lessa tidur di sampingnya. Tanpa berpikir dua kali ia langsung membaringkan tubuhnya. Tanpa di duga Dero memeluk Lessa dengan erat dan itu berhasil membuat jantung Lessa berpacau begitu cepat.

"Kenapa jantungmu berdebar?" Tanyanya polos

"Ahh?? Ee.... i... itu ..... "

Dero terkekeh dan menenggelamkan wajahnya di leher Lessa. "Gugup?"

"Ahh?? Ee....i....itu...." kata kata itu lagi meluncur dari bibir Lessa. Ketika ia ingin melanjutkan kata katanya suara dengkuran terdengar begitu jelas. Ia menatap wajah Dero dengan lekat. Sekalipin sakit tak mengurangi ketampanan Dero.

"Terpesona emm?" Kata Dero di sela tidurnya
"Ahh? Ee.... i .... itu... " dan berhasil kurang dari 10 menit Dero telah membuat Lessa mati kutu. Lessa tak melanjutkan perkataannya ia berusaha memejamkan matanya untuk menghindari detak jantungnya yang makin kencang.

****

"Memang kita mau kemana?"

Mereka kini berada di dalam mobil. Awalnya Lessa sangat khawatir dengan keadaan Dero yang bisa di katakan belum pulih. Ia takut jika terjadi apa apa kepada Dero. Wajahnya sangat pucat beberapa kali ia terbatuk.

Sesampainya ia baru menyadari jika itu rumah mertuanya. Sepasang suami istri itu berjalan sambil bergandengan tangan kedalam. "Kamubbawa aapa?"

Dero menatap kado yang di bawanya dan tersenyum kepada Lessa tanpa menjawabnya.

"Lessa" teriak Mora dari kejauhan , ia langsung berlari memeluk Lessa. Mereka bertiga menuju ruang keluarga yang sudah di penuhi kedua orang tua Dero.

"Malam semuanya" kata Dero

Wajah ayahnya angkatnya senang karna kedatangannya, sudah lama ia tidak melihat Dero karna pekerjan mereka masing masing. Sedangkan ibunya masing bingung harus menyambut seperti apa. Ia senang kedatangan anaknya tp kejadian beberapa hari lalu membuatnya sakit.

"Malam ma"

"Ia malam" ucapnya dengan senyum di paksa

Dero dan keluarga menyadari hal itu , mereka berinisiatif meninggalkan Dero dan ibunya berdua.

"Ma , masih marah sama aku?"

"Marah kenapa?"

"Ma please jangan kaya gini. Aku sayang mama" ucapnya lirih , tak terasa air matanya menetes

"Mama ngantuk , kamu gabung saja sama mereka"

Ketika ia sudah berdiri Dero memeluk mamanya dari belakang ia terisak. Tak bisa berkata apapun untuk saat ini. Sedangkan wanita itu menangis sambil diam. "Aku mohon maafin aku hikss. Aku uda keluar ma. Aku uda ga terlibat di sana"

"Mama percaya , tapi untuk sepenuhnya belum. Kamu sudah membohongi mama , bahkan bukan mama tapi semua orang di sekitarmu. Apa ini namanya keluarga ah?" Teriaknya

"Mama gagal .. mama gagal.. mama kira sudah menjaga kamu dan Mora drngan baik , tapi apa? Mama dengan bangganya menceritakan kalian di depan teman mama membanggakan kalian dan mama percaya kalian akan selalu membanggakan mama walaupun tidak menjadi terbaik bagi orang lain. Dan apa mama dapatkan? Kekecewaan."

Dero menggelengkan kepalanya sambil masih memeluk ibunya. "Maafkan aku ma"

"Apa harus aku mati baru mama memaafkan aku? Baiklah"

Ia melepaskan pelukannya dan memecahkan pot bunga di sampingnya suara itu membuat semua orang terkejut dan menghampiri mereka. Dero mengambil pecahan itu dan mendekatkan ke tangannya. Semua orang panik tak terkecuali mamanya.

"Dero apa yang kamu lakukan?" Teriak Lessa

"Setalah ini bisakah mama memaafkan aku?"

Sedikit darah bercucuran di tangannya. Mamanya langsubg memeluk Dero dengan erat. "Jangan... jangan lakukan itu. Mama sayang kamu. Maafkan mama Dero."

Semua yang di sana menangis dan memeluk Dero.

"Makasih ma. Dero ga akan ulangin lagi."

Dero mengambil kadonya di sofa dan memeberikannya kepada wanita yang sangat berarti untuknya. "Ini untuk mama , Selamat Hari Ibu ma. Aku sayang mama selamanya. Makasih udah jaga Dero sampai kaya gini dan maaf telah membuat mama kecewa"

"Ga sayang maaf bukan maksud mama seperti itu. Mama hanya emosi mama tidak pernah kecewa sama kamu."





Happy mother day guyss

Uda pada ngucapin belum?

Sebenarnya sih hari ibu ga cuma sekarang aja malah setiap hari

Gimana sama cerita part 14nya? Dapet feelnya ga? Thoour asal aja buatnya. Soalnya biar pas di hari ibu dan membawakan kesan itu juga dalan ceritanya...

Thoour juga mau kasi tau tentng ibu . Sesuai dengan kata kata terakhir di part 14 " "Ga sayang maaf bukan maksud mama seperti itu. Mama hanya emosi mama tidak pernah kecewa sama kamu." Itu benar adanya loe... walaupun kita bikin kesalahn dan membuat ortu kecewa pasti ada titik rasa sayang bangga itu ada mereka mengatakan hal itu agar kita sadar akan kesalahan kita. Tapi di belakang kita ortu kita tetap memuji kita dan membanggakan kita kepada orang lain tanpa sepengetahuan kita.

Segitu dulu hehe... ingt votmentnya yah guyss... (wajib loe)

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang