# Sembilan
“Diraa..”. seperti berbisik Sena mengucapkan nama itu. ditatapnya mata itu. Mata yang kini menatapnya dengan penuh kerinduan.
&&&&&&&&&&
Sena dan Rena berumur lima tahun...
Di pagi hari yang cerah Rena kecil berencana mengajak kakanya itu untuk bermain ke taman. Sena kecil masih tertidur di sebelah adiknya Rena kini sedang bersiap-siap. Sena merasa dirinya sangat kedinginan, padahal di saat musim semi matahari bersinar hangat. Badan Sena sangat lemas digerakan. Tidak lama napasnya mulai tidak beraturan.
Rena sudah siap dengan baju musim semi yang dihadiahkan oleh neneknya. Baju bewarna biru langit sampai lutut dengan motif bunga-bunga kecil berwarna putih. Rok yang mengembang dengan pita bewaran putih dibelakangnya. Dengan riang Rena membangunkan kakanya yang masih meringkuk di dalam selimut.
“Sena.. Sena.. ayo kita ke taman!!” ajak Rena riang sambil mengoyangkan tubuh kakanya.
“Re..na..” jawab Sena terbata-bata memanggil adiknya.
“Sena ayo bangun.. kita lihat bungaa !” Rena manggoyangkan Sena lebih kencang. Lalu Rena mendengar desahan napas Sena yang tidak beraturan dan tersengal-sengal.
“Sena kenapa?” tanya Rena cemas. Disingkapnya selimut yang menutupi wajah Sena dan terlihat Sena yang mengigil dan berusaha untuk mengambil napas tersengal-sengal.
“Mooommmm !!!” jerit Rena memanggil ibunya. Mendengar teriakan anaknya dengan tiba-tiba Anna segera datang ke kamar anak kembarnya dengan cemas.
“Senaa !!” sesampainya di kamar anaknya Anna terkejut. Melihat keadaan Sena wajahnya yang putih pucat. Segera Anna memanggil dokter. Dr. Frans pun datang dan langsung memeriksa Sena. Rena sedih melihat keadaan kakanya, padahal kemarin malam ia dan kakaknya sudah merencanakan liburan di rumah neneknya ini dengan penuh semangat dan Sena tidak menunjukan bahwa kakanya akan sakit.
Rena pun melihat kondisi tubuhnya sendiri. Mengapa ia merasa baik-baik saja sedangkan saudara kembarnya sedang sakit. Rena menunggu kakaknya yang sedang diperiksa oleh dokter di halaman belakang dekat kamarnya dan Sena. Terlihat dari kaca jendela Sena yang sedang di periksa oleh dr.Frans . Rena kecil mengenggam setangkai bunga lili putih untuk diberikannya kepada Sena. Bunga lili yang didapatnya itu adalah bunga yang berada di halaman belakang rumah neneknya. Bunga yang sangat disukainya. Akan tetapi sakit yang dialami Sena membuat hatinya sedih bahkan bunga lili pun tidak dapat menghiburnya.
&&&&&&&&&&
Anna mengajak Rena untuk membeli obat di apotek. Setelah membeli obat Anna membeli bahan-bahan untuk membutkan Sena sup. Saat diperjalanan itulah Anna bertemu dengan Lisa sahabat baiknya dahulu. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk berbincang-bincang di Taman Sakolkolini yang berada di tengah kota. Anna melepas rindu dengan Lisa dan membicarakan kenangan-kenangan si masa lalu mereka dan tidak menyadari Rena yang pergi karena terpikat oleh kupu-kupu cantik yang terbang disekitarnya.
Tanpa disadari Rena ternyata ada seorang anak laki-laki sebaya yang sedang mengikutinya mengejar kupu-kupu. Ternyata kupu-kupu yang dikejar Rena mengantarkannya pada bunga-bunga indah yang ada di taman. Rena sangat senang melihat bunga-bunga yang baru saja mekar di musim semi. Kupu-kupu itu pun berhenti di atas bunga dan mulai menghirup sari bunga yang baru mekar. Rena memperhatikan kupu-kupu itu dengan seksama dan mulai menyadari seseorang yang sedari tadi memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Same!!
Teen FictionSena dan Rena. Saudara kembar identik yang terpisahkan karena harus bersekolah di tempat yang bebeda mengikuti keinginan sang Ibu. Bagaimanakah kehidupan Sena dan Rena yang semakin lama membuat perbedaan diantara kesamaan rupa mereka?