# Pertama

285 4 1
                                    

“Sena..!! Rena..!! Apa kalian sudah siap?” teriak Ibu dari arah dapur. “Kami siap!!” jawab Sena dan Rena bersamaan. “Hari ini hari pertama kalian masuk Sekolah Menengah Atas, karena itu Dad special akan mengantarkan kalian ke sekolah” kata Dad sambil mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya. Setelah sarapan Sena dan Rena pun segera berpamitan dengan Ibunya dan masuk ke dalam mobil. Pa Ari supir keluarga yang membawa mobilnya. Dad duduk di bangku tengah bersama Sena dan Rena.

“Nah Rena, ini sekolahmu..” kata Dad saat sampai di depan gerbang sekolah rena sambil menatap adik kembar Sena. Rena. “Buat Daddy bangga.. Ok!!” sambung Dad.

“Ok Dad! aku takkan mengecewakanmu” kata Rena sambil memeluk Daddy-nya. Setelah Rena melambaikan tangannya pada Sena mobil itu pun segera melaju ke sekolah Sena yang jaraknya tidak jauh dari sekolah Rena.

“Sena.. Dad percaya kau akan memberikan yang terbaik” kata Dad seraya memeluk Sena. “Tentu Dad, jangan khawatir” jawab Sena sambil menatap Daddy-nya itu.

“Kapan Dad akan pulang ?” tanya Sena.

“Tidak lama. Dad akan segera menyalesaikan tugas Dad di sana dan segera pulang. Kau tahu.. Dad akan selalu rindu pada kalian terutama anak kembar Dad yang cantik dan pintar ini”. Lalu Sena pun turun dari mobil setelah berpelukan dengan Daddy-nya.

  Arsen atau Dad panggilan Sena dan Rena terhadap Ayahnya. Arsen Dzelagova. Arsen adalah seorang Arsitek karena itulah Arsen lebih sering berada di luar kota atau ke luar negeri untuk survei dan sebagainya untuk kliennya yang menginginkan rancangannya. Sedangkan Anna, Ibunya, lebih aktif pada kegiatan sosial dan organisasi yang berhubungan dengan anak-anak seperti, masalah pendidikan, panti asuhan, dan lian-lain. Karena itulah sang Ibu menginginkan anak kembarnya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan bertanggung jawab. Yaitu dengan menyekolahkan mereka di sekolah yang berbeda.

&&&&&&&&

Sesampainya di sekolah Rena segera menuju lapangan yang berada tepat di tengah-tengah bangunan sekolahnya. Semua murid baru berkumpul di lapangan dan mendengarkan pengarahan dari beberapa guru dan instruksi dari kakak kelasnya.

Tiga hari yang lalu seharusnya Rena mengikuti kegiatan MOS yang diadakan setiap sekolah untuk menyabut kedatangan murid baru akan tetapi, tidak dengan Rena, ia dibolehkan tidak mengikuti kegiatan itu karena Arsen, Ayahnya, tidak menyukai hal tersebut apalagi jika putrinya harus mengalami penindasan dari para senior di sekolah itu. Begitupula dengan Sena.

Setelah berkumpul dilapangan yang menghabiskan waktu tiga jam lebih, murid-murid pun di persilahkan untuk beristirahat. Mendengar seniornya mengatakan istirahat Rena langsung mencari bangku yang berjejer di pinggir lapangan untuknya beristirahat tetapi, Rena terlambat, melihat semua bangku sudah dipenuhi oleh murid-murid baru yang sama seperti dirinya.

Rena terlihat letih, lelah, pegal, haus, dan sekarang Rena mulai kesal, karena tidak hanya murid-murid baru yang mengisi bangku-bangku itu tetapi, para senioar yang belum memulai pelajaran kurikulum baru pun ikut memenuhi bangku.

“Kenapa mereka tidak duduk di dalam kelas saja kalau mereka hanya duduk di luar dan mengobrol seperti itu?!” gerutu Rena dalam hati terhadap senior-seniornya itu. Karena pengumuman pembagian kelas untuknya baru akan diberitahukan setelah istirahat. Rena pun mulai berjalan ke dalam gedung sekolah dan mencari kamar mandi.

Rena mencoba bertanya pada seorang bapak yang sedang berjalan melewatinya. Rena menepuk bahu bapak itu dari belakang.

“Pak.. kamar mandinya dimana ya?” tanya Rena pelan.

Kemudian bapak itu mengajak Rena untuk mengikutinya sekalian mengambil lap pembersih di sana katanya. Rena pun segera mengikuti bapak ini dengan berjalan di belakangnya. Sambil berjalan Rena bertanya kepada bapak yang baru diketahuinya bernama Pak Jun. Pak Jun yang sudah berumur 47 tahun ini adalah salah satu tukang bersih-bersih yang ada di sekolah ini.

We're Same!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang