# Empat

185 5 3
                                    

# Empat

Setelah pertemuan Rena dengan Edwin di hari pertamanya sekolah, beberapa orang siswi mendekatinya hanya karena ingin mengetahui hubungannya dengan Edwin atau agar dapat lebih dekat dengan Edwin, dan segala macam hal tentang Edwin. Memang setelah Rena masuk sekolah ini Rena sering bersama dengan Edwin dibandingkan dengan teman-teman lainnya, hal itulah yang membuat Rena menjadi bahan pembicaraan para siswa dan siswi disekolahnya.

            Rena dan Edwin selalu bertemu di halaman atau taman belakang sekolah yang baru saja Rena ketahui bahwa taman bunga tersebut adalah milik Kepala Sekolahnya. Tak hanya itu, kini Rena pun dekat dengan Pa Jun, orang yang pertama kali membantunya mencari toilet dan orang yang membuat Rena dapat menemukan kebun bunga yang sangat asri di belakang sekolahnya. Selain sebagai tukang bersih-bersih di sekolah itu Pa Jun juga seorang tukang kebun yang merawat bunga-bunga milik Kepala Sekolah.

Ya, Rena menyukai bunga dan yang paling disukainya adalah memberikan bunga yang dipetiknya itu pada kakak kandungnya yang lahir hanya berbeda beberapa menit darinya, saudara kembarnya, Sena.

Kini Rena sedang berjalan menuju taman belakang sekolah pada saat jam istirahat kedua dan pada saat itulah Rena dapat bertemu dengan Edwin. Rena sendiri pun tidak mengetahui alasan kenapa Edwin selalu berada di kebun itu tetapi, satu hal yang Rena tahu kalau Edwin menyukai ketenangan.

“Hai Ed!” panggil Rena saat sampai di taman belakang sekolah. Terlihat Edwin yang sedang duduk di bangku taman sambil bersandar pada pohon dibelakangnya. Rena segera duduk di samping Edwin dan ternyata orang yang disapanya itu sedang tertidur.

“Huff..” Rena menghela napas pelan. Tanpa memedulikan orang yang disebelahnya Rena mengambil smartphone dari saku roknya lalu menekan angka satu dan tombol hijau yang kemudian langsung terhubung dengan seseorang yang berbeda sekolah denganya.

“Halo.. Sena, apa kau sudah makan siang?” tanya Rena pada orang yang sedang dihubunginya, Sena.

“Emm.. baguslah kalau begitu” sambung Rena lagi.

“Apa? Oh.. baiklah, sampai nanti dirumah!” perbincangan singkat Rena pun berakhir. Saat Rena menoleh ke samping terlihat Edwin yang sedang menatap kearahnya.

“Apa?” tanya Rena dengan wajah bingung.

”maaf, jika aku mengganggu tidurmu” sambung Rena dengan sedikit senyuman geli diwajahnya.

“tidak apa-apa, sudah biasa” jawab Edwin pelan dengan nada malas sambil membenarakan posisi duduknya.

“lalu.. bagaimana dia?” tanya Edwin tanpa melihat ke arah Rena melainkan menatap taman didepannya.

“yah.. Sena sudah makan siang di rumah Tania” Rena pun menjawabnya sambil memperhatikan bunga-bunga yang ada di hadapannya.

“di rumah Tania?” tanyanya lagi dengan kening yang sedikit berkerut sambil menoleh ke arah Rena.

“ya, akhir-akhir ini ia sering mampir ke rumah Tania dan menurutku lebih baik seperti itu..” jawab Rena dengan posisi yang masih sama, tanpa melihat ke arah Edwin. Rena dan Edwin pun tersenyum bersamaan. Karena mereka memiliki pendapat yang sama mengenai hal itu.

 Sedari tadi Rena memperhatikan bunga terompet yang berada diujung taman, bunga yang bewarna kuning pucat itu mengingatkannya dengan pertemuan saudara kembar itu dengan Edwin dan Tania. Pertemuan yang terjadi sembilan tahun yang lalu. Pertemuan pertama yang menjadikan mereka sahabat sejak saat itu.

&&&&&&&&&&

            Sembilan tahun yang lalu...

We're Same!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang