#Sepuluh
Sudah satu jam Rena duduk diam memandangi bunga-bunga di halaman belakang sekolah. Rena memutuskan untuk tidak masuk kelas dan menuju taman belakang sekolah. Berada di taman belakang sekolah dapat menenangkan pikirannya dengan suasananya yang selalu damai menentramkan hati. Siswa lainnya sedang berada di dalam kelas semakin menambah suasana sepi siang itu.
Rena tahu. Ya sejak dulu Rena tahu kalau Edwin lebih memperhatikan kakanya daripada dirinya. kini setelah Rena mengetahui perasaannya semakin membuat Rena sulit menerima kenyataan. Apa yag harus dilakukannya ketika nanti ia bertemu dengan Edwin, karena tidak mungkin ia terus menghindari Edwin. “huuufffth.........” Rena hembuskan napasnya dalam sambil menunduk kebawah.
Tiba-tiba daun-daun dari dahan pohon yang ada di atas Rena berjatuhan kebawah dan dahan pohon itu terasa bergoyang-goyang di belakang Rena. Segera Rena menengadah dan Rena sangat terkejut atas apa yang dilihatnya itu. Seorang laki-laki turun dari atas dahan pohon dan kakinya langsung mendarat di bangku yang tadi di duduki Rena. Kemudian laki-laki itu melompat ke tanah dan berdiri dihadapan Rena yang masih terkejut.
“maaf aku mengejutkan mu...” ucap laki-laki itu tanpa rasa bersalah.
“Ed.. Edwin!!” pekik Rena dan segera memulihkan kesadarannya.
“se.. sejak kapan kau disana?” tanya Rena.
“ahh.. sepertinya aku ketiduran di atas” jawab Edwin sambil memegangi lehernya yang terasa kaku.
“ti.. tidur?” Rena semakin terkejut dengan apa yang dikatakan Edwin. Rena pun mengeleng-gelengkan kepalanya. Temannya ini memang sangat aneh. Bagaimana jika Edwin jatuh dari atas pohon itu dan langsung membentur tanah yang sangat keras dibawahnya. Tanpa disadarinya Rena lupa dengan apa yang sedari tadi dipirkannya jika ia dihadapan Edwin.
“aku juga terkejut saat melihatmu ada di sini” kata Edwin sambil memerhatikan wajah Rena.
“kemana saja kau? Sudah lebih dari seminggu aku tidak melihat mu” tanya Edwin.
“Apa? Edwin mengkhawatirkannyaa?” seru Rena riang di dalam hatinya.
“A..aku..” jawab Rena ragu. Rena sedikit salah tingkah karena terus diperhatikan oleh Edwin seperti itu. Biasanya Edwin tidak pernah melihatnya dengan tatapan yang begitu intens namun sekarang Edwin benar-benar menatap ke dalam mata Rena.
“sudahlah.. ayo kita pergi” ucap Edwin seraya menarik tangan Rena pergi dari tempat itu.
&&&&&&&&&&
Kini Rena duduk di belakang Edwin yang sedang membawa motor hitamnya ke suatu tempat. Edwin tiba-tiba saja tadi menarik Rena dari halaman belakang dan membawanya ke parkiran motor. Padahal saat itu belajar mengajar masih berlangsung dan ternyata tanpa diketahuinya Edwin menyuruh temannya untuk mengambilkan tasnya dan tas Rena ke parkiran. Kemudian Rena melihat Edwin menaiki motor besarnya dan menyuruh Rena untuk duduk dibelakangnya dan setelah Rena naik Edwin langsung tancap gas pergi dari sekolah.
Jadi sekarang mereka berdua sedang membolos. Hal yang tidak pernah dilakukan Rena selama hidupnya. Dulu ketika ia harus beajar di rumah atau home schooling Rena dan Sena selalu rajin belajar dan tidak pernah bermalas-malasan walaupun mereka belajar di rumah tidak seperti teman-teman lainnya di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Same!!
Teen FictionSena dan Rena. Saudara kembar identik yang terpisahkan karena harus bersekolah di tempat yang bebeda mengikuti keinginan sang Ibu. Bagaimanakah kehidupan Sena dan Rena yang semakin lama membuat perbedaan diantara kesamaan rupa mereka?