#Dua

209 3 2
                                    

''BRUKK..'' dua orang siswi itu bertabrakan di depan gerbang sekolah. Sena mengaduh sebentar kemudian ia melihat wajah orang yang menabraknya, begitu pula dengan siswi yang satunya. Mereka tampak terkejut dan saling menunjuk. ''Tania..!!'' seru Sena. ''Kau Sena kan?!'' kata orang yang bernama Tania itu yang sama terkejutnya.

Setelah upacara penyambutan murid baru Sena dan Tania memasuki kelas baru mereka yang kebetulan mereka mendapatkan kelas yang sama. Terlihat kelas sudah ramai dan mereka berdua langsung duduk di bangku kedua dari belakang.

 Kemudian datang seorang guru yang akan menjadi wali kelas mereka . Siswa dan siswi dikelas itu pun diminta untuk memperkenalkan diri masing-masing, kemudian bu Ria menjelaskan beberapa hal mengenai pelajaran yang akan ia ajarkan. Istirahat pun datang...

Sena dan Tania masih di dalam kelas walau pun sudah bel istirahat. Mereka sengaja berada di kelas yang saat ini sudah kosong karena semua muridnya sudah pergi ke kantin. Banyak pertanyaan di benak Sena yang ingin ia tanyakan langsung pada sahabat lamanya itu. Tania pun seakan mengerti dengan perasaan Sena. Tanpa Sena tanya Tania sudah berniat akan menceritakan kepergiannya yang tiba-tiba dahulu saat di Sekolah Dasar.

“Sena.. sebelumnya aku ingin maaf..” ucap Tania dengan kepala sedikit tertunduk. Sena pun memperhatikan Tania dengan seksama. “kenapa meminta maaf Tania? Aku mengerti kau pasti punya alasan tersendiri saat itu..” jawab Sena sambil tersenyum lembut. Tiba-tiba Tania memeluk Sena. Awalnya Sena sangat terkejut lalu Sena pun membalas pelukan Tania sambil menepuk pelan punggung tania, menenangkan. Tania menangis sebentar lalu setelah tenang Tania melepaskan pelukannya.

“malam itu.. ibuku yang amat kusayangi meninggal dunia tiba-tiba, saat itu aku hanya bersama adik ku, ayahku berada di kampung halamannya mencari pekerjaan. Untungnya bibi ku datang ke rumah. Bibiku mencoba menghubungi ayahku yang masih berada di sana namun tidak ada kabar. Lalu pagi harinya setelah selesai memakamkan ibuku..saat aku kembali ke rumah ternyata ayahku sudah pulang membawa kabar baik, namun kabar baik dari ayahku itu langsung kusambut dengan tangisan dan jeritan” Tania mulai terisak kencang mengingat kepergian ibunya dan masa-masa sulit yang dulu dialaminya..

“Aku tak kuasa memberikan kabar buruk itu kepada ayahku bahwa ibu telah pergi untuk selamaya. Ketika ayah mengetahui hal itu, ia langsung berlari ke luar dan menuju makam ibu, memastikan. Saat itu ayah sangat menyesal karena telah pergi terlalu lama. Kemudian siang harinya ayah membawaku dan adikku serta bibiku ke kampung halamannya.” Cerita Tania panjang.

Sena tak meyangka bahwa Tania mengalami hal yang sangat berat saat itu. Tania masih terisak namun sekarang Tania sudah dapat mengendalikan dirinya kembali. Sena memandang Tania lembut "kau tidak sendiri Tania..sekarang kita sudah bertemu kembali dan apapun yang terjadi kau tetap sahabatku..aku bangga mempunyai teman sehebat dan setegar kau Tania". Mungkin aku tidak akan sanggup untuk bertahan jika saat itu aku berada di posisimu Tania. Apalagi dengan kondisi tubuhku yang seperti ini. kata hati Sena. Sedih.

&&&&&&&&&&

Readers... terimakasih telah membaca ceritaku... :D

We're Same!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang