meet the boy

740 15 0
                                    

Alena pov :

"Nama saya rina kak" gadis yang ku peluk bersuara agak pelan sih.

"Kaka tadi udah makan duluan. Kalian silahkan pesan makanan sendiri ya" aku menunjukkan kearah Meja pada Arga dan teman-temannya.

"Ayo cepat sana. Nanti kaka yang traktir" aku mulai berbicara karna semua nampak diam. Ada apa ya kok suasana jadi canggung begini.
Aku menatap mike yang telah henti - hentinya memberikan tatapan bermusuhan pada adik kecilku.

"Ga... sana ajak rina dan teman-teman mu memesan makanan nanti kita ngumpul lagi disini " aku mendorong arga kearah foodcourt karna ingin menghentikan aksi tatap mereka saat ini.

Arga akhirnya menurut dan membawa rina dll meninggalkan aku dan mike.
"Saya tidak suka kamu menatap arga seperti itu" dengan serius aku berkata. mike yang masih memandang kearah rina kembali menatapku.

Dapat kulihat senyum yang tadi sempat menghilang kini kembali "Maaf saya hanya tidak suka arga menjalin hubungan dengan keponakan ku" mike kembali ke wajah seriusnya.

"Dan mengapa bisa demikian" aku langsung bertanya perihal apa yang ia tidak sukai dari Arga.

"Ya karna rina keponakan ku. Dan adikmu cukup terkenal sebagai playboy dikampus ini." Oohhh begitu rupanya.

"Saya mengerti tentang kekhawatiran mu mike. tapi tolong jangan menghakimi seseorang dari masa lalunya. Meskipun saya yakin arga tidak seperti itu but please cobalah mengenal arga lebih dekat" aku berusaha tersenyum manis padanya ya ini demi adikku.

Mike tersenyum menganguk dan mulai berdiri aku pun ikut berdiri. "Senang berjumpa denganmu alena." Aku menerima uluran tangannya dan kami pun saling menganguk.

"Kak len kenal dari mana tuh killermen ?" Arga menunjuk punggung mike dengan dagu nya sementara tangannya membawa nampan berisi makanan. "Oh mike waktu penerbangan kemarin ngak tapi kaka ngak inget. Eh tadi kaka nabrak dia pas cari kantin ini. Trus ngenalin diri dan mike Menawarkan untuk mengantar kaka kesini dan ya dia yang beliin semua ini" aku menerangkan sambil kembali meminum Juice jerukku. Aku melihat arga mendengus dan bibirnya mencibir "kamu kenapa ga?" Aku bertanya saat arga menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Aku ngak suka orang sombong belagu dan sok kegantenang kek gitu" arga menjawab sambil mengunyah makanan.

"enak aja memang om ku ganteng kok" rina menyikutkan arga sementata arga kembali mendengus kencang. Aku tertawa melihat tingkah adikku dan rina. Kami pun kembali terlintas obrolan santai yang ditimpali candaan serta godaan teman-teman Arga padaku sementara aku menangapi nya dengan santai arga malah memaki teman nya dengan wajah galanya "eh kampret jangan gangguin kaka gue" aku tertawa melihat wajah arga yang cemberut see over protectif brother.
"Ya elah Ga kita kan cuma usaha mana tau kak lena berminat sama kita-kita" aku kembali tertawa puas mendengar celoteh anak-anak muda didepan ku ini.

"Len.... bangun len.... sudah subuh ayo kita berjamaah bapak udah nunguin kamu tuh.."ibu membagunanku sambil mengoyangkan bahuku "Iya bu lena bangun" Jawabku sambil terbangun dari ranjangku dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah berwudhu aku pun menuju ke ruangan dimana ada keluargaku semua berkumpul "ini mukenanya" ibu menyerahkan kain solat kepadaku tak lama dapat kedengaran Arga berkomat dan ayah pun mulai memimpin kami, ini lah diriku dengan keluarga ku jika jauh dari Alex begitu tenang dan damai berbanding terbalik ketika bersama alex.

Selesai solat aku membantu ibu membuatkan sarapan dan kue bolu tape kesukaan ayah. Aku memang suka memasak dan membuat kue,
"Mmm...... wangi banget nih anak bapak masih inget juga kesukaan bapak." Puji bapaku ketika aku mengeluarkan kue dari oven.
"Iya dong pak masa lena lupa sih sama kesukaan bapak" Jawabku sambil memotong kue dan meletakkan nya di piring serta teh panas untuk bapak yang langsung diterimanya.

THE CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang