New life 2

2.1K 10 0
                                    

Alena pov :

Setelah selesai menghias diri selama hampir satu jam kini aku siap. Memakai baju hitam punggung terbuka, menghias wajah dengan maksimal lengkap tak lupa merapihkan rambutku agar lebih lurus. Menyemprotkan parfum favoritku sebagai sentuhan akhir kini aku siap. Dengan wajah terangkat aku mulai berjalan menuju lantai bawah dimana andra dan para sahabatnya sedang asik mengobrol sambil menunggu ku.
Terlihat andra dan dion sedang berdiri didepan mobil sejenis dengan massy-ku. Sementara yang lain dan leo yang baru bergabung sedang asik mengobrol dan bercanda dengan beberapa gadis spg. " Gimana sudah siap semua? " aku bersuara cukup keras mencoba menarik perhatian semua orang. Aku sengaja menunduk memainkan ponselku karna tidak ingin melihat wajah semuanya.
"Ha..ha.. wah. Nyesal aku ngalah sama andra buat deketin kamu" leo yang pertama bersuara. Aku tersenyum padanya dan mendekatinya "lagian kamu dekati juga aku tetap akan memilih andra dibanding kamu cowok ketus" Ya aku sengaja mengoda leo.
"Heuh... jangan Panggil gitu dong len. Namaku leo.." aku tertawa saat melihat leo menekuk wajahnya. "Aww... " Leo mengaduh saat aku mencubit pipinya keras. "Sakit len..." Leo mengusap pipinya yang memerah.
"He..he.. maaf ya aku cuma bercanda kok" aku ikut mengusap pipinya tang tadi kucubit.
Leo menyeringai padaku "Len... cium dong pasti sembuh" aku kembali mencubit pipinya karna mengoda ku.
"Alena.." andra berdiri disampingku dan memeluk pinggulku "kenapa Kamu pake baju ini? " andra berbisik ditelingaku.
"Memang kenapa mas?" Meski aku tau andra akan keberatan tapi sengaja aku memilih baju yang paling terbuka.
Andra seolah ingin mengatakan sesuatu tapi mengurung kan niatnya "Mas ngak suka orang lain lihat tubuh kamu. Kamu itu cuma punya mas. Jangan terlalu dekat yang lain dan jangan menunduk" aku mendengus kesal alex, andra sama saja ternyata.

"Shall we?" Aku bertanya pada semuanya.
"Yes...." semua bersorak dan kami pun mulai berjalan bersama keluar menuju kendaraan kami.
Aku melihat mobil baru leo yang berwarna merah menyala "leo aku nyetir mobil kamu ya?" Aku menoleh pada leo saat kami berdiri di parkir.
"Ngapain kamu nyetir sudah kamu duduk manis saja. Biar mas yang bawa mobil " andra mulai membuka kunci mengunakan alarm.
Aku merengut mendengar 'duduk manis' dengan cepat aku menarik kunci mobil ditangan andra lalu berjalan menuju dan memasuki mobil duduk di belakang kemudi mobil. Semua masih terdiam saat aku mulai menghidupkan mobil dan mulai mengerakan mobil keluar dari parkiran. Dengan cepat aku berhasil menghentikan mobil tepat di depan pintu masuk dealer dimana lima lelaki masih berdiri.
Masih diam... Clek... aku membuka pintu penumpang dan menurunkan wajahku melihat keluar mobil "Ada yang salah?" Aku menaikkan alisku saat bertanya pada andra. Andra terlihat marah tapi mulai berjalan menuju mobil "BUK...." andra membanting pintu mobil saat duduk disebelah ku. Tak lama dion dan andi pun duduk dikursi belakang sementara leo dan dani dimobil barunya. Aku tersenyum saat mulai menginjak pedal gas "kita mau kemana?" Aku bertanya saat kami berhenti di perempatan lampu merah. Karna andra masih belum menjawab aku melirik kaca spion tengah bertanya pada dua penumpang dibelakang.
"Lurus saja sampai di bundaran terus ambil arah ke pusat kota" dion menjawab menunjukan arah. Aku pun mengikuti arahan dion dengan santai aku membawa mobil hingga suara "tit...tit..." mobil merah leo menyalipku. Leo bahkan sengaja mengerem mendadak membuat tubuh kami terbanting kedepan karna aku mengerem mandadak. "SHIT...." aku memaki dan saat memasukan persneling dan menjalankan mobil. "Well leo.. wanna play now. Then we play now" aku bergumam saat menginjak pedal gas.
Dengan cepat aku memacu mobil dan mulai berlomba dengan leo. Pada tikungan pertama Aku masih berada di belakang leo, perempatan kedua aku berhasil mesejajarkan mobil kami. Saat perempatan berikutnya aku sengaja menancapkan gas karna tidak ingin terkena lampu merah kecepatan ku mencapai 230km/h dan "Yes.... leo smell that smoke" aku berhasil mengalahkan leo. Karna sadar tingkah egois ku yang membahayakan kami aku pun segera memasang wajah datar dan mulai menurunkan kecepatan saat hampir menuju club tujuan kami.
Aku memberhentikan mobil tepat di pintu masuk club. Semua masih diam saat aku membuka seatbelt ku "maaf ya.." aku menampilkan senyum terbaik ku.
Tanpa menunggu jawaban aku mulai menurunkan kakiku keluar mobil dan berdiri di pintu masuk club. Tak kuperdulikan tatapan memuja dari para lelaki yang melirik ku. Tak lama mobil leo datang berhenti tepat di belakang mobil andra.
"How it feel" aku bertanya saat leo turun dari mobilnya.
"What..?" Leo mendengus.
"The smoke... the lose" aku menyeringai sombong.
Leo mendengus dan memajukan bibirnya kesal padaku. Andra dan yang lain bergabung dengan kami, andra masih diam wajahnya yang tegas semakin keras karna menahan marah. Aku yang tidak mau pusing malah memeluk nya sambil mencium bibirnya didepan umum. "Kamu terlihat makin ganteng kalau lagi cembenrut" leo tertawa kencang diikuti yang lain. Andra masih diam memelototi ku "kalau mas masih cemberut kita ngak jadi masuk nih. Kita cek in aja yuk dihotel sebelah soalnya aku jadi horny sayang lihat kamu " andra semakin melotot padaku. Sementara aku semakin mengodanya dengan mengigit bibirku didepannya. Andra pun mengeleng lalu memelukku dan kami mulai berjalan kedalam club "nanti malam mas akan hukum kamu" andra berbisik ditelingaku. Aku tersenyum "Oh please... " andra mengeram sambil meremas bokong ku.
"As you wish love" andra mencium pipiku sekilas.
"Woy... jangan sok mesra deh. Bikin eneg.. tau ngak" leo mengerutu. aku dan andra tertawa "muach..." aku mencium bibir andra berisik didepan leo.
"Wuekkk...." Leo seperti ingin muntah melihat kami berciuman.
"haduh... ini pengantin baru bikin iri aja" andi komentar.
"Makanya cepet nikah biar ngak iri" andra mengoda andi. "Ya kalau cewe nya alena sih gua mau nikah" andra melotot pada andi. "Heh... jangan macam-macam ya. Alena itu istriku " aku tertawa melihat andra.
"Iya...iya.. bos. Kami juga ngak akan berani ganggu kok" dion menjawab.

THE CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang