the accident

5.7K 18 3
                                    


Author pov :

Alena tengah mengatur letak mobil keluaran terbaru yang baru saja datang di dealer. Stelah selesai alena pun kembali ke kantor nya memeriksa laporan kristi.

"Kris kamu minta ari(salah satu pegawai dealer bagian perbengkelan) untuk pindahkan mobil yang baru datang ke depan trus tanya juga masalah mobil aston yang kemarin saya minta untuk segera diantarkan pada tuan hary besok pagi tapi pastikan juga ari memeriksa nya sebelum diantar." Alena tengah memberi arahan pada kristi dikantor nya yang dulu menjadi kantor andra.

"Iya bu alena" Jawab kristi dengan sopan.
"Kris berapa kali saya bilang jangan Panggil saya bu, umur kamu bahkan lebih tua dari saya jadi tidak usah terlalu formal cukup Panggil saja alena." Alena masih sibuk mengecek dokumen di meja nya.
"Baik bu.. eh alena" kristi sebenarnya ragu memangil nama alena bagaimana pun alena adalah istri andra pemilik dealer ini sekaligus atasannya tapi alena yang dulu pernah dihinanya itu adalah sosok yang baik dan ramah. Kristi juga sempat menyesali perbuatan nya dulu pada Alena.
"Kalau begitu saya permisi dulu alena" Alena hanya menganguk saat kristi berpamitan padanya.

"Bu saya sudah mengantarkan pesanan tuan hary, beliau sangat puas dan meminta saya menyampaikan terima kasih pada ibu." Ari menghampiri alena sambil menyerahkan laporannya pada Alena.
"Iya. Saya juga terima kasih ya ri. Tolong kamu cek mobil saya. Rem nya agak sedikit longgar trus suhu mesin nya juga jadi sering panas Akhir-akhir ini" Alena menanda tangani laporan ari.
"Sudah saya cek bu. Dan sekarang mobil ibu sudah saya perbaiki. Ini kuncinya" alena tersenyum karna puas terhadap pekerjaan ari yang selalu cepat dan rapih menurutnya. asal alena suruh ari dengan cepat melaksanakan perintahnya.
"Makasih ya ri. Trus bagaimana dengan mobil pak ruki yang rusak sudah kamu cek"
"Sudah bu. Hanya tinggal menunggu suku cadangnya saja."
"Bagus kalau begitu tolong kamu tanya kristi kapan suku cadang nya datang. Pak ruki salah satu pelanggan dealer kita saya tidak mau sampai dia kecewa nantinya"
"Baik bu saya akan langsung kerjakan" saat alena bicara dengan ari. Karin datang mengunjungi nya "Lena...." alena lenguh menoleh dan melambai tangannya pada karin.
"Kalau sudah tidak ada yang lain tolong segera kamu kerjakan ya ri" ari pun langsung undur diri dari hadapan alena.
"Karin... kamu datang sama siapa ? mana bayimu?" Meraka saling berpelukan dan bercipika cipiki.
"Aku sendirian len. Jingga lagi sama ibu dirumah. Aku kangen sama kamu len."
Alena hanya tersenyum menanggapi karin.
"Len... kamu sibuk ngak?"
"lumayan sih memang ada apa?" Meraka berjalan beriring menuju ruangan kantor alena.
"Aku mau ngajak kamu kesalon. Tadi aku habis cek up ke dokter kandungan ku. Trus dokter sudah memperbolehkan aku melakukan hubungan sex." Alena tertawa melihat wajah karin yang begitu antusias, pasca melahirkan dua bulan lalu karin memang tidak melakukan hubungan intim dengan rendi.
"Ah...lena kok malah ngetawain sih." Karin sebal saat alena menertawakan nya.
"Ha..ha...Lagian kamu semangat amat rin. Pake acara ke salon segala lagi" karin mendengus kesal pada Alena.
"Kamu kan tau kalau hampir  dua bulan ini kami puasa. Jadi sekali nya sudah boleh aku pingin merawat diri dulu di salon biar rendi tambah semangat nanti malam." Alena hanya mengeleng kepalanya sambil terus tersenyum pada karin.
"Kamu temani aku kesalon ya len. Please..."
"Gimana ya rin aku sibuk. Kamu juga kalau mau ngajak aku keluar telpon dulu jangan mendadak seperti ini"
"Ayolah lah len. Tadinya aku cuma periksa rutin ke dokter tapi pas dokter bilang aku sudah boleh jadi aku kepikiran buat kesalon. Makanya aku langsung kesini ngajak kamu." Alena tampak berpikir menimbang permintaan karin. Sudah lama juga aku tidak kesalon pikir alena. "Baiklah kita kesalon tapi tunggu sebentar ya aku mau ke ruangan kristi dulu" karin sumringah saat alena mau menemaninya.
"Sip... tapi jangan pake lama ya len"
"Iya bawel" alena menampilkan wajah kesal nya saat menjawab karin.

Alena dan karin pun berangkat menuju salon langganan mereka. Karin lah ya begitu semangat menjalani perawatan di salon mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Empat jam telah mereka habiskan untuk melakukan perawatan. Mulai dari meni pedi, wax, luluran, bahkan Alena dan karin mewarnai rambut mereka jika karin memilih warna terang alena malah memilih warna coklat tua untuk rambutnya.
"Len kita ratus yuk?" Meraka sedang duduk berdampingan sambil menikmati pijatan di kepala nya.
"Buat apa rin. Kan tadi kita sudah perawatan full body. Ini juga sudah hampir malam" alena menatap karin melalui cermin.
"Iya full body tapi kan cuman luarnya aja len dalam nya belum Ayolah len mumpung sekalian disini. Biar tambah wangi dan sepet. Nantikan pasangan kita tambah semangat pas main " alena cemberut karna memikirkan karin. Karin sih enak ada rendi nah aku andra kan jauh mana bisa nanti menikmati perawatan nya saat ini.
"Engak ah rin. Kalau kamu mau kamu saja sendiri. Mas andra kan jauh ngak ada disini jadi percuma aja kalau aku ratus"
"Ish... kamu itu ya. Meski pak andra jauh itu kan untuk perawatan  'perabotan' kita. Ayolah len sekalian saja biar tambah mantap"  alena kembali menertawakan karin saat menyebut perabotan dengan menaikkan jarinya membentuk tanda kutip.
"Ok lah tapi inget ya kalau sudah ratus jangan nambah perawat lain. Ini sudah malam ale dan bayi mu pasti menunggu kita dirumah"
"Hore....gitu kek dari tadi"
Alena dan karin tengah menduduki kursi khusus dimana dibawah nya ada sebuah tungku Kuningan yang mengepulkan uap rempah-rempah yang berkhasiat merawat bagian intim wanita itu. Setelah menghabiskan waktu enam jam keduanya pun tampak semakin cantik karna perawatan di salon. Karna jarak rumah karin yang jauh akhirnya karin pun menolak tawaran alena yang akan mengantar nya pulang.
"Sudah kamu pulang saja. Thanks len.. sudah di traktir padahal aku yang ngajak kamu tadi" karin berpamitan setelah taksi pesanan nya datang.
"Ah kamu itu kayak sama siapa saja. Yakin nih ngak mau aku anter?"
"Jangan merepotkan len. Ini sudah malam kasian nanti kalau kamu ngantar aku malah kemalaman pulang nya. Udah ya bye.." Meraka pun berpisah sambil melambaikan tangan.
Setelah karin pergi alena pun mulai menjalankan mobil nya menuju rumahnya.
"Selamat malam aunty. mana ale?" Tanya alena saat menghampiri martha.
"malam sayang... wow you Look amazing." Martha memuji penampilan alena yang sudah mewarnai rambutnya menjadi coklat tua.
"Thanks aunty. Tadi karin mengajakku ke salon jadi aku mewarnai rambutku sekalian." Alena mencium pipi martha.
"Kau terlihat mempesona sayang. Ale sudah tidur. Apa kamu sudah makan alena ?"
"Aku sudah makan tadi bersama karin. Baiklah aku mau ke kamarku aunty" alena pun meningalkan martha menuju kamarnya. Tapi sebelumnya alena mendatangi ale yang tengah terlelap lalu mencium kening ale dan menyelimuti ale.
'Good night boy... I love you' bisik alena di telinga ale.
Alena langsung mencharge ponselnya yang mati saat masuk kedalam kamar. Sambil menunggu ponselnya hidup alena melepaskan pakaiannya dan bercermin di manatap dirinya.
Senyum mengembang di wajahnya saat alena merasa puas dengan penampilannya.
'Coba mas ada disini' gumam alena yang sudah merindukan suaminya itu.
Ping....Ping....Ping....Ping.... rentetan pesan masuk di ponselnya membuyarkan lamunan alena. Alena duduk meraih ponselnya lalu mengusap layarnya.
Ada banyak sekali pesan masuk terutama dari andra yang isinya menanyakan kabar alena lalu emoticon sedih karna tidak bisa menghubungi tadi. Sambil terus tersenyum alena pun langsung menghubungi andra.
Tut.....Tut...Tut... suara sambungan telepon. Satu kali panggilan alena tidak dijawab andra. Alena pun kembali menghubungi andra.
Tak butuh lama andra langsung menjawab panggilan alena.

THE CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang