THE ACT

729 12 0
                                    

(Kamar alena 'resort paradise Burton di manly beach ')

Alena pov :

______________________________

"ATAU APA ALENA" alex berteriak menyelaku. Aku masih menatap alex wajahnya memerah menahan amarah karna keinginanku untuk pergi dari hidupnya.

"ATAU APA ALENA ??? KATAKAN!! KAU INGIN MEMUKULIKU LAGI HUH.? " Alex kembali berteriak, mencengkeram bahuku dan menghentakanya. Dengan sekuat tenaga kutepis kedua tangannya di bahuku. Aku lelah saat ini aku sudah lelah dengan alex. Aku mengelengkan kepalaku, air mata bodoh ini kembali mengalir "aku tidak akan berkelahi lagi denganmu alex. Aku sudah lelah denganmu" suaraku bergetar saat ini. Ya aku tidak mungkin bisa berkelahi dengan alex saat ini. Aku hanya ingin pergi bersama bayiku. Aku mundur hingga punggungku membentur lemari kaca berisikan hiasan kristal di ruangan megah ini.

"Brakkk...." aku membenturkan kepalaku pada pintu kaca lemari hias bunyi pecahan kaca berjatuhan dibelakang aku. Sakit yang menyengat melanda kepala belakang ku.

Tanpa menutup mata aku meraih pecahan kaca di belakang ku dan mengengam nya ditanganku. "Alena..." Alex dan seth berseru memangil namaku dan mulai mendekatiku.

"Jangan mendekat" aku menatap alex dengan tajam tangan kananku telah mengengam pecahan kaca berbentuk segitiga yang mulai mengores telapak tangan ini.

"Apa yang kau lakukan alena" alex meregangkan tangannya kebawah seolah menyuruh ku untuk tenang, wajahnya seolah ketakutan melihat kondisiku saat ini.

"Alena ku mohon jangan gegabah. Maafkan kami tapi kumohon jangan bertindak bodoh seperti ini Alena " seth terlihat pucat saat ini.

Aku tersenyum menatap wajah cemas mereka. Posisiku saat ini berada di ujung ruangan jadi dengan mudah bisa melihat sekeliling ku. "Jika aku tidak bisa pergi dalam keadaan hidup maka aku akan pergi dalam keadaan mati. Your choice sir" aku tak melepaskan pandanganku dari Alex.

"Jeezz.. alena. Jangan gegabah mari kita bicara. Aku mencintaimu sayang" alex coba mendekatiku. Namun aku kembali mengarahkan telapak tanganku menahannya.

"Sudah kukatakan keinginanku alex aku ingin pergi. Sekarang katakan keinginan mu, kau ingin aku hidup atau mati" aku memajukan pecahan kaca tepat di perutku.
Air mataku mengalir ketika menyadari aku seorang ibu Brengsek mengancam keselamatan hidup anak ku sendiri.

"Alena....." Alex berlutut didepanku. Alex ku menangis matanya yang biasa bercahaya kini memerah dipenuhi air mata.

"SAY IT ALEX" aku berteriak pada alex. Nyeri menyerang ku saat aku berteriak. Dapat kulihat bahu alex bergetar. Ingin rasanya aku memeluknya mencium mata indahnya "Alena jangan tinggalkan aku sayang....." Alex yang tadi menunduk kini menatapku. Hatiku sakit melihat wajah alex saat ini tapi ini yang terbaik untuk kami. "Say it alex. Izinkan aku pergi dan jangan pernah datang lagi dalam hidupku" kataku pelan tubuhku lemah kepala ini sudah benar-benar berat. Namun ku paksa menatap alex tanpa memperlihatkan kelemahan ku. "Alex lepaskan dia nak" Arthur mulai berbicara menyentuh bahu alex. Dapat kulihat alex mengelengkan kepalanya sambil terus menangis "aku mencintaimu Alena Maafkan aku" alex melepaskan tangan Arthur dari bahunya.

"Aku juga mencintaimu alex tapi aku juga membenci mu. Bersamamu terlalu menyakitkan hingga terkadang sulit untukku bernafas. Lepaskan aku alex" aku kembali meminta sambil terus mengengam pecahan kaca tak kuperdulikan darahku yang mengalir karna luka akibat tertusuk kaca.

Alex menghembuskan nafas menatapku dengan wajah sedihnya "aku melepaskan mu alena. Aku tak akan menganggu hidupmu lagi".

Dadaku nyeri tapi lega saat bersamaan kaca yang tadi di genggamanku lepas begitu saja tubuh ku luruh 'Maafkan aku alex.maafkan aku' hatiku berteriak saat ini.

THE CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang