arrogant lena......

661 11 0
                                    


Alena pov :

Setelah satu jam perjalanan tibalah aku di sebuah dealer mobil mewah di pusat kota.
Terlihat si cowo ketus sedang mengobrol dengan pria yang memakai kemeja merah bertuliskan merk mobil mewah Italia dan jeans biru. Memperhatikan kearah pegawai dealer yang sedang mengecek kondisi mobil si cowo ketus.

"Ayo rif kita masuk" ajak ku pada arif saat sudah memarkirkan mobil.

"Silahkan masuk kami sudah menyiapkan sarapan untuk anda" sapa lelaki yang tadi ngobrol dengan si ketus sopan padaku.

"Terima kasih... pak andra" aku melirik tagname di kemejanya sambil mengulurkan tanganku melewati si ketus "Kenalkan saya Alena" Lanjut ku dengan senyum mautku sengaja tidak kepedulian tatapan si ketus.

"Alena nama yang bagus seperti yang anda ketahui nama saya andra dan saya adalah manager disini silahkan masuk kedalam. Rita.. tolong antar nona Alena ini dan siapkan sarapan yang tadi saya pesan" andra manjabat tanganku sambil memanggil seorang wanita cantik tinggi memakai seragam dan terdapat tag SPG.

"Mari silahkan ikut saya" ajak nya dengan senyum tapi malah sibuk mengerlingkan matanya pada kedua laki-laki di depannya. Wwoow nona kasian sekali kamu mereka bahkan tidak mengubris mu kataku dalam hati. Kami pun masuk ke dealer terlihat berbagai jenis mobil mewah, aku jadi teringat kalau aku akan membelikan mobil untuk kedua adikku mungkin sekalian aja sekarang.

Terdapat beberapa spg dan pegawai wanita menatap ku yang sedang mengandeng arif dengan sorotan melecehkan bahkan dapat kudengar mereka berbisik "Ngapain ada gembel di sini bikin kotor aja" ingin rasanya aku memaki mereka!! Melewati jendela besar kulirik lagi pakaian yang pakai kaos & jeans tidak terlalu bagus memang, Lalu kulihat arif yang memakai celana pendek dan kaos belel serta sendal jepit hijau butut membuat ku sadar wajar jika mereka menghina kami jadi aku memilih membiarkan mereka toh aku juga sedang lapar jadi tidak memiliki tenaga untuk marah - marah.

Kami masuk ke dalam ruangan cukup besar di mana ada seorang pegawai wanita lainnya dengan kemeja putih dan rok hitam yang menurutku terlalu ketat.

"Silahkan menikmati sarapan nya, sementara menunggu hasil pengecekan dan biaya yang harus dikeluarkan" rita berkata tanpa senyum seperti saat pertama tadi, aku pun cuek saja dan memilih sarapan yang ada diatas meja
"Kak banyak banget makanannya pasti enak semua ini. Arif habisin boleh ya kak? Kan jarang - jarang arif makan enak kayak gini" arif berkata dengan mata berbinar menatap makanan yang tersedia.

"Ya kalau kamu mampu silahkan saja. Udah cepet makan kan kamu bilang udah lapar kan" aku mulai menuangkan nasi goreng seafood.

"Iya kak tenang aja semua pasti habis arif..." arif menepuk dadanya.

Aku tertawa melihat tingkah arif yang lucu dan terus mengunyah tanpa henti seperti orang yang sudah tidak makan berminggu-minggu, kulihat spg bernama rita dan si nona baju ketat berbisik dan mengejek kami berdua tapi tidak kuperdulikan karna aku terlalu sibuk melihat tingkah konyol arif.

"Udah kak arif dah kenyang" arif kembali mengusap perutnya yang membuncit.

Tak lama seorang pegawai lelaki yang tadi mengecek mobil si ketus masuk beserta papan tulis di tangannya dan menyerahkannya pada si baju ketat.

"Nona Alena.." Panggil si baju ketat padaku dari meja nya sementata si spg rita itu berdiri disampingnya. Aku pun langsung berjalan dan duduk dikursi tepat didepan meja kerjanya.

"Hasil pengecekan nya sudah selesai, mobil tuan leo harus diganti pintu depannya, lalu untuk spion dan pengecetan ulang total semuanya Rp 900 juta mengingat mobil tuan leo yang mahal jadi suku cadangnya pun pasti mahal" si baju ketat menyerahkan selembar kertas yang berisikan informasi tentang suku cadang yang diganti dan biaya yang harus kubayarkan. Sambil terus menatap kertas ditanganku, aku merogoh tas ku mengeluarkan dompet dan menyerahkan salah satu kartu kredit kearah si baju ketat. Aku mendengar suara cekikikan dari dua orang didepanku ini heran kenapa mereka tertawa?

THE CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang