factory

4.7K 15 0
                                    

Alena pov :

Hari ini andra telah meningalkan klinik. Meski tangan nya harus mengunakan penyangga tapi suamiku itu masih saja bekerja di pabrik. aku sudah melarangnya tapi karna alasan ingin segera menyelesaikan pekerjaan jadi kami bisa segera pulang aku kembali menurut. Karna jauh dan jalan yang berbatu tidak baik untuk bahu andra yang terbentur saat tabrakan jadi dia memutuskan untuk kami tinggal di dalam kamar yang berada di kantornya dari pada ke rumah peristirahatan. Kamar berukuran 3x4 ini sungguh berantakan hanya ranjang ukuran Queen dengan sprei yang acak-acakan dan sebuah lemari kecil tapi aku senang setidaknya ada toilet dikamar ini. Aku langsung merapihkan kamar ini dan menyusun pakaian ku lalu mencuci pakain kotor kami. Tidak ada mesin cuci jadi aku mencuci pakain kami dengan tangan lalu mengantungnya dikamar mandi. Aku juga merapihkan kantor suamiku yang berserakan. Meja kerja telah rapih semua dokumen dan kertas kerja sudah kerapihkan bahkan kulkas satu pintu yang tadinya hanya berisi minuman ringan dan roti yang hampir kadarluarsa sudah ku gantikan dengan buah segar aneka juice buatan ku dan kue buatan ku yang kubuat di dapur umum dengan bantuan pak ramlan kepala dapur pabrik ini. Semua bahan makanan yang aku pesan juga pak ramlan lah membelikan di pasar yang jaraknya sangat jauh. Beliau juga lah membantuku memasak Didapur. Ku tampilkan senyum terbaik menyambut kedatangan suamiku saat dia memasuki kantor. Wajahnya sedikit kotor karna debu. Helm kerja berwarna putih itu pun masih menempel di kepala nya membuat suamiku ini tambah gagah. "Assalamualaikum suamiku sayang..." andra tersenyum padaku "Wa'allaikum salam istriku sayang.." ku tarik tangan kananya ingin mencium nya "jangan len tangan mas kotor" andra mencoba menarik tangannya tapi ku cegah dengan terus menarik tangan nya lalu mencium punggung tangannya. Andra mengecup kening ku saat aku sudah mencium tangan nya. "Mas mau minum apa? Atau mau makan dulu lena sudah menyiapkan makanan untuk kita atau mas mau mandi air hangat biar lena siapkan" andra duduk disofa berbentuk huruf L lalu membantunya membuka helm dan membuka sepatu kerja yang terasa panas itu. Ku rapih kan kaos kaki kedalam sepatu kulit hitam itu lalu meletakan nya di sudut ruangan. "Len kamu masak apa kami lapar" leo dan dion bertanya saat memasuki kantor. "Lena masak banyak tadi dibantu pak ramlan. Kalian mau minum apa" aku pun memberikan segelas air putih pada meraka. "Heh....kamu itu apaan sih ? Kalau mau makan sana minta sama pak ramlan." Andra mulai memarahi leo. Kuambil pitcher yang berisi jus lemon dalam kulkas dan menuangkan nya pada gelas mereka. "Ngak apa-apa mas. Lena memang sudah menyiapkan untuk kita semua. Sebentar ya lena siapkan dulu" aku langsung membuka rantang susun disudut ruangan. Kuletakkan satu persatu diatas meja. Ku angkat nasi dalam penanak nasi yang baru dibeli pak ramlan. "Ayo makan semuanya. Mas mau makan apa?" Aku langsung menyendokan nasi untuk suamiku sedikit Banyak karna kulihat andra agak kurus semenjak terakhir kali kami bertemu. "Mas makan apa saja yang kamu masak sayang" suamiku ini memang suka sekali membuat hatiku senang. Kuambil kan ayam goreng sayur tumis kesukaannya perkedel jagung untuknya lalu daging semur dan sambal dipinggir piring nya. "Len kok mas andra saja sih yang diambilin aku Engak Nih?" Leo mengangkat piring nya kearahku. "Eh...lena itu kan istriku wajar kalau lena menyiapkan makanan untuk ku. Mas saja kalau tidak sakit ngak mau merepotkan lena kamu malah merepotkan lena. Sudah kamu ambil sendiri saja kan itu semua sudah ada tinggal kamu angkat tangan kamu saja kan" mereka kembali berdebat tentang hal sepele kulihat leo mendengus saat melihat andra seolah akan membalas andra langsing saja ku potong " sudah jangan berdebat lagi sini biar aku ambilkan". "Jangan len biar leo ambil sendiri" andra memarahi ku tapi aku langsung tersenyum manis padanya meredakan ketegangan "tidak apa-apa mas. Sini dion biar aku ambilkan" selesai menyiapkan makanan dipiring leo akupun meraih piring dion "tidak usah len biar aku ambil sendiri" dion terlihat segan tapi aku memaksanya "tidak apa-apa di. Ini kalau kurang nanti ambil sendiri ya" dion pun tersenyum padaku saat menerima piring nya. Setelah selesai akupun duduk disebelah suamiku karna tangan nya belum sembuh aku mulai menyuapi suamiku "kamu sudah makan len?" Andra memakan sendokan pertama nya. "Belum mas"
"Kamu juga harus makan ya sayang" aku pun langsung menyuapkan makanan kedalam mulutku. Kami makan bergiliran sesendok untuknya sesendok untukku. Kami makan dengan nikmat sambil terus menyaksikan leo dan andra kembali berdebat tentang apa saja. Aku terkekeh sambil memegang perutku sementara dion terus mengelengkan kepalanya.
Sudah jam tujuh malam tapi andra belum juga kembali dari pertemuannya. Aku hanya bisa menunggunya sambil menonton tv di kamar ku. Ini adalah malam ketiga ku di kamar ini. Ku putuskan untuk mengirim andra pesan.

THE CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang