WOIII!!! JANGAN GANGGU COWOK GUE!!!" teriak seorang gadis cantik, berbadan tinggi slim, dan berambut panjang pada segerombolan lelaki berwajah seram, yang memakai kaos hitam bergambar tengkorak dipadukan dengan celana jeans robek, dan satu diantaranya memakai jaket kulit, sepertinya mereka para preman yang sedang memukuli seorang pemuda.
"Sori, sori, kita nggak tau kalo ini cowok lo," sesal seseorang dari mereka, yang memakai anting di bibirnya meminta maaf pada gadis itu. Entah kenapa mereka terlihat ketakutan, dan mereka langsung pergi begitu saja.
"Lo nggak apa-apa?" tanya gadis itu pada pemuda yang baru saja dipukuli, yang kini tengah terkapar di aspal.
Gadis itu membantu pemuda itu bangkit dan terduduk di aspal.
Pemuda itu melihat gadis di hadapannya dari atas sampai bawah.
"Gue cantik, ya? Udah nggak usah terpesona gitu, gue tau lo pasti suka gue," ucap gadis berkulit putih itu percaya diri.
"Ckckck... cantik dari mana? Dari menara Eifel?!" ketus pemuda berbulu mata lentik dengan mata biru tajam. "Siapa cowok siapa? Gue gak kenal lo, dan lo nggak kenal gue, ngapain lo ngaku-ngaku jadi cewek gue?!"
"Eh... Bule kampung! Bukannya bilang makasih malah nyolot! Mestinya lo berterima kasih dan bersyukur karena gue tolong, kalo nggak, udah is dead lo baru tau rasa. Catet ya, gue ngaku-ngaku sebagai cewek lo itu terpaksa. Inget, TERPAKSA! kalo nggak gitu entah apa yang akan terjadi sama lo!" sengaja gadis cantik itu menekankan pada kata terpaksa dengan tatapan membunuh yang siap menerkam pemuda sombong di hadapannya.
"Oke, oke, gue salah. Gue minta maaf, dan thanks bantuannya." Pemuda itu akhirnya mengalah dengan meminta maaf pada gadis itu.
"Gue Aprilyneta, tapi panggil aja April. Nama lo siapa?" gadis bernama April mengulurkan tangan untuk membantu pemuda itu berdiri dan memapahnya untuk duduk di bahu jalan. "Kenapa mereka mukulin lo?" sambung April merasa kasihan pada pemuda yang mendapatkan luka di beberapa bagian wajahnya.
"Gue Nailendra. Lo boleh manggil gue Nail," jawab Nail setelah duduk. "Gue gak tau kenapa mereka mukulin gue padahal sering lewat sini, tapi kenapa mereka tiba-tiba nyerang mobil dan bikin gue bonyok kayak gini?"
"Bentar." April masuk ke dalam mobilnya dan kembali dengan membawa kotak P3K. "Lo punya musuh kali," lanjut April seraya membersihkan luka di wajah Nail dengan kapas yang sudah diberi cairan rivanol.
"Ssshhh... pelan-pelan Pril, sakit tau," ringis Nail menjauhkan wajahnya dari tangan gadis itu.
"Bawel lo!" April menarik wajah Nail dan mengobatinya pelan-pelan.
"Gue gak punya musuh."
"Aneh banget kalo gitu." April mengulaskan betadine pada sudut bibir Nail dengan cutton bud.
"Apalagi gue." Nail tak habis pikir kenapa kejadian naas seperti ini bisa terjadi dengan dirinya.
"Selse." April menutup kotak P3K-nya.
"Thanks. Jadi, apa yang harus gue lakukan untuk membalas kebaikan lo?"
"Nggak usah, gue nggak ngelakuin apa-apa, jadi lo nggak usah ngerasa utang budi sama gue."
"Nggak bisa. Gue tipe orang yang nggak suka punya utang budi sama orang, jadi gue harus balas kebaikan lo sekarang."
"Kata gue nggak usah ya, nggak usah. Gue nggak ngelakuin apa-apa buat lo, jadi lo nggak punya utang budi sama gue. Bye." April bangkit dan hendak melangkah pergi, tapi Nail mencekal tangannya.
"Gue bilang, gue nggak mau punya utang budi apalagi sama cewek kayak lo. So what do you want?"
"Oke kalo lo maksa," putus April akhirnya, dia memikirkan apa yang akan diminta pada lelaki belagu di hadapannya ini.
"Buruan mau lo apa?" Nail tampak kesal karena sudah sepuluh menit gadis itu diam sambil menempelkan telunjuknya di kening.
"Apa, ya?" April tampak masih berpikir. Jari telunjuknya dia ketukan ke kening. Nail semakin kesal dibuatnya. "Aha...!" seru April setelah jeda yang lama. "Tapi lo harus janji dulu."
"Janji apa?" kesal Nail menghadapi gadis di hadapannya ini.
"Janji buat ngabulin permintaan gue."
"Asal jangan minta dibeliin mobil sama rumah aja coz gue gak sekaya itu."
"Yeee... siapa juga yang mau minta dibeliin mobil dan rumah sama lo? Gua gak semiskin itu kali."
"Ya udah cepet lo minta apa?"
"Gue cuma minta lo pura-pura jadi cowok gue, dan lo harus mau bantu gue buat ngehancurin hubungan mantan gue sama pacar barunya yang udah nyakitin dan khianatin gue, gimana?"
"Whatttt?!"
--- ALDP ---
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara London Dan Paris
FanfictionHanya karena sudah ditolong oleh April, Nail diminta untuk berpura-pura menjadi pacarnya untuk menghancurkan jalin kasih antara mantan April dengan pacar barunya. --- ALDP --- Akankah Nail mengabulkan permintaan April, cewek yang baru dikenalnya? Da...