Keesokan harinya, April mendapatkan paket bunga mawar merah yang terdiri dari enam tangkai bunga.
April mengernyitkan alis saat mbok Jum memberikan bunga mawar padanya. "Dari siapa Mbok?" tanyanya dengan wajah bingung.
"Ndak tau Non, ndak ada nama pengirimnya."
April menerima bunga itu lalu menghidu wangi bunga yang masih segar itu. "Ya udah simpen di vas bunga aja." Dia memberikan buket itu ke mbok Jum.
"Njeh." Mbok Jum membawa bunga mawar itu untuk dimasukkan ke vas bunga.
Keesokan harinya, April kembali mendapatkan kiriman bunga yang hanya terdiri dari satu tangkai mawar merah.
"Non, ada bunga buat Non." Mbok Jum memberikan bunga pada April.
"Ini dari siapa ya, Mbok?" April bertanya karena tidak ada nama pengirimnya.
"Dari penggemar Non kali, kan sekarang Non jadi desainer gaun pengantin yang terkenal."
"Iya kali ya, Mbok."
"Mau di taruh di vas lagi Non?"
April hanya mengangguk tanpa melihat mbok Jum, perhatiannya sedang dia pusatkan pada rancangan gaun pengantin untuk fashion show-nya di Paris dua bulan lagi.
Hari selanjutnya, April mendapatkan kiriman bunga dengan dua tangkai mawar merah.
"Kiriman bunga lagi Mbok?"
Mbok Jum hanya mengangguk saat dia datang ke ruang kerja April untuk memberikan bunga itu.
"Ya udah masukin vas aja." April sibuk dengan pekerjaannya, dia langsung menyuruh mbok Jum menyimpannya dalam vas tanpa melihat atau menghidu bunga-bunga itu.
Hari keempat, April masih mendapatkan kiriman bunga dengan jumlah tiga tangkai bunga mawar merah, dan di hari kelima ini, April mendapatkan dua belas tangkai mawar merah.
"Bunga buat siapa itu, Mbok?" tanya Prita, ibunya April, yang semalam baru sampai di tanah air dengan sang suami.
"Ndak tau Nyonya, tapi sudah lima hari ini, Non April selalu mendapatkan kiriman bunga yang jumlahnya selalu berbeda."
"Maksudnya?" Prita menyelidik.
"Gini lho Nyonya, hari pertama Non April dapat enam tangkai mawar, hari kedua dapat satu tangkai, hari ketiga dapat dua tangkai, hari keempat dapat tiga tangkai, terus hari ini dapat dua belas tangkai, dan semuanya dimasukkan vas di kamar non April."
Prita mengangguk paham.
"Permisi Nyonya."
"Mbok Jum mau ke mana?"
"Mengantarkan ini ke ruang kerja non April."
"Biar saya saja, Mbok."
Mbok Jum memberikan bungan mawar itu pada Prita.
April mendengar pintu ruang kerjanya diketuk.
"Masuk!" ucap April tanpa menoleh pada orang yang datang ke ruang kerjanya.
"Kamu sudah punya pacar, Sayang?"
April mendongak mendengar pertanyaan ibunya. Dia mengernyitkan alisnya bingung. "Pacar?"
"Ini." Prita meletakkan bunga mawar di meja kerja April.
April semakin tak paham ke mana arah pembicaraan ibunya.
"Kalau kamu sudah punya pacar, kamu kenalkan sama Mama dan papa, dan tidak usah terima perjodohan dengan keluarga Atmaja."
"Kenapa Mama bisa berpikiran kalo aku punya pacar?" April bangkit dari kursi kerjanya, dia berjalan ke arah ibunya dan membimbingnya untuk duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara London Dan Paris
Fiksi PenggemarHanya karena sudah ditolong oleh April, Nail diminta untuk berpura-pura menjadi pacarnya untuk menghancurkan jalin kasih antara mantan April dengan pacar barunya. --- ALDP --- Akankah Nail mengabulkan permintaan April, cewek yang baru dikenalnya? Da...